Tipologi dan Pemaknaan Tasawuf

 
Tipologi dan Pemaknaan Tasawuf
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Para ahli dan pemerhati tasawuf memiliki perbedaan dalam mencari asal kata dan pengertian tasawuf secara etimologi dan juga terminologi. Secara etimologis, kebanyakan para pengkaji tasawuf menyandarkan asal kata tasawuf pada kata shaff (baris). Kata ini dinisbatkan pada para sufi karena ia selalu berada dalam barisan terdepan dalam mencari keridhoan Allah. Sebagaimana penyebutan Ahlus Shuffah, nama yang diberikan kepada kalangan sahabat yang memilih hidup miskin dan sederhana terutama pada masa awal Islam, mereka menetap di emperan masjid.

Tidak bisa dipungkiri bahwa eksistensi tasawuf di dunia Islam masih menjadi domain utama sebagai salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Keberadaanya tidak pernah hilang seiring dengan derasnya kritikan dan penolakan terhadap konsep-konsep dan ajarannya.

Dunia pencarian Tuhan ini terus berevolusi, menawarkan kebenaran intuitif yang sering dicari manusia yang berada dalam keputusasaan rasionalitas dan kebuntuan intelektualitas. Di saat pilihan rasionalitas tidak menemukan jawaban, di saat jawaban tidak lagi memuaskan, di saat rasionalitas terjebak dalam kegersangan rasa, maka pengetahuan intuitif sering kali dijadikan alternatif pilihan.

Jika akal dapat memahami adanya Tuhan secara rasional, maka qalbu (hati) dapat merasakan kehadiran Tuhan, dan bahkan merasakan keintiman bersama-Nya. Ajaran pokok tasawuf ini, oleh kaum sufi dipahami melalui pendekatan yang bervariasi. Variasi pendekatan tersebut pada gilirannya membentuk karakter-karakter tertentu sehingga melahirkan dua tipe tasawuf, yakni tasawuf falsafi dan tasawuf amali.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN