Fikih Bencana: Kontemplasi Diskusi Fikih Kontemporer

Laduni.ID, Jakarta – Erupsi Gunung Semeru beberapa waktu lalu, tepatnya Sabtu (4/12/2021) menimbulkan banyak korban jiwa. Efek dari awan panas tentunya sangat berdampak pada kondisi jenazah dan proses identifikasinya. Tidak jarang kondisi jenazah yang sudah tidak utuh membuat Tim SAR dan relawan kesulitan dalam mengidentifikasi antara jenazah muslim dengan non-muslim.
- Baca juga: Hukum Merawat Jenazah Non-Muslim
Pertanyaan
Bagaimana jika tidak bisa dibedakan antara jenazah muslim dengan non-muslim? Bagaimana jika pemulasarannya sedikit menyulitkan?
Jawaban
Jika terjadi percampuran dan tidak bisa dibedakan antara jenazah muslim dengan non-muslim, maka pemulasaran jenazahnya disamaratakan sesuai dengan jenazah muslim.
Catatan:
1. Untuk kebolehan memandikan jenazah yang tidak bisa dibedakan mana yang muslim dan non-muslim, tidak ada perkhilafan di antara para ulama.
2. Untuk kebolehan menshalati jenazah, Imam Abu Hanifah memberikan syarat jumlah jenazah muslim harus lebih banyak ketimbang non-muslim. Menurut ulama selain beliau tidak ada syarat hal tersebut.
3. Untuk mayit yang normal maka harus dimandikan sebagaimana mestinya, sedangkan mayit yang tidak normal maka diperinci:
- Baca juga:
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...