Melacak Kembali Jejaring Ulama Diponegoro (Bagian 1)

 
Melacak Kembali Jejaring Ulama Diponegoro (Bagian 1)
Sumber Gambar: Lukisan Pangeran Dipenogoro/Mts Negeri 1 Klaten

Laduni.ID, Jakarta – Sultan Abdul Hamid atau Pangeran Diponegoro telah meletakkan dasar-dasar berbangsa dan bernegara dalam bingkai kehidupan beragama. Sebagai seorang Jawa, dia sangat mencintai dan menghormati sejarah, budaya, adat dan tradisi Jawa.

Sebagai seorang muslim dia sangat meneladani perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang bangsawan, putra seorang raja, dia sangat memahami bagaimana selayaknya melindungi harkat dan martabat bangsanya.

Zainul Milal Bizawie mencoba mengungkapkan itu semua dalam sebuah tulisan yang runut, untuk menggali kembali warisan Pangeran Diponegoro dan para laskar ulama dan santri. Warisan itu adalah sebuah jaringan pesantren dan ulama yang meneruskan cita-cita Pangeran Diponegoro.

Tidak berlebihan bila apa yang dilakukan oleh para bangsawan, para ulama dan santri dalam berjuang melawan penjajah Belanda, menjadi cikal bakal kesadaran nasional dalam berbangsa, bernegara dan beragama. Sebuah kesadaran untuk tetap menjunjung tinggi budaya, adat dan tradisi tanpa harus meninggalkan keislaman.

Setahun lebih sudah Zainul Milal Bizawie meluncurkan buku yang berjudul Jejaring Ulama Diponegoro: Kolaborasi Santri dan Ksatria Membangun Islam Kebangsaan Awal Abad ke-19.  Peluncuran diadakan di Auditorium 2 Gedung Perpusnas RI, Jakarta Pusat, Kamis (25/7) 2020. 

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN