Karomah KH. Sahal Mahfudz yang Disaksikan Banyak Orang

 
Karomah KH. Sahal Mahfudz yang Disaksikan Banyak Orang
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - KH. Sahal Mahfudz, Rais ‘Aam PBNU (1999-2014) dan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (2000-2014), dikenal sebagai seorang ahli fiqih. Beliau sangat berhati-hati dalam berpendapat terkait sebuah permasalah, kecuali belum ada pendapat dari para ulama terdahulu.

Kyai Sahal wafat pada 24 Januari 2014 pada pukul 01.05 WIB dini hari di kediamannya, komplek Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen, Pati, Jawa Tengah dalam usia 78 tahun.

Beliau adalah seorang tokoh yang tidak saja alim, tetapi juga penggerak ulung dalam organisasi, khususnya PBNU. Bahkan beliau pernah menyampaikan kepada para santrinya, bahwa menjadi orang baik itu mudah dengan hanya memilih diam saja, tetapi untuk menjadi orang yang bermanfaat itu butuh perjuangan dan pengorbanan.

Meskipun beliau identik dengan kyai salaf, tetapi pandangannya jauh ke depan melampaui zaman. Gagasan beliau tentang fiqih sosial menjadi bukti akan hal itu. Namun demikian, akar kyai salaf beliau kuat tak tergoyahkan, sehingga gagasan-gagasan besarnya selalu didasari keilmuan yang otoritatif.

Ketika beliau wafat, banyak orang merasa kehilangan tokoh pengayom yang sangat perhatian pada umat itu. Disaksikan oleh banyak orang, ketika akan dimakamkan ada salah satu karomah beliau yang terungkap. Kisah ini sebagaimana diceritakan oleh KH. Mu’adz Thohir, pengasuh Pondok Pesantren Raudloh Al-Thohiriyyah Kajen, Margoyoso, Pati.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN