Mengenal Fakhr Ad-Din Ar-Razi, Sang Imam Musyakikin
Laduni.ID, Jakarta – Namanya Imam Fakhruddin Ar Razi, atau di kenal Abu Abdillah, Quraisy at-Taymimi al-Bakri, berasal dari Thabarestan, lahir di Razi di kota Rey tahun 544 H bertepatan dengan 1149 M. Laqab beliau yang paling terkenal adalah Ibn Al-Khatib Imam, Fakhrudin ar-Razi, Syaikh Islam dan yang lebih terkenal lagi adalah Imam Fakhruddin ar-Razi. Hati-hati dengan dua nama Ar-Razi lain yang berasal dari kota yang sama yaitu Rey.
Ia begitu menghormati dan memuliakan ayahnya, dari ayahnya beliau belajar bidang ilmu ushul dan sekte-sekte mazhab. Ia memanggil ayahnya dengan panggilan Syaikh Guru yang Berbahagia (Syaikh Sa’id). Setelah wafat ayahnya, ia berguru pada Simnani dalam bidang ilmu fikih, kemudian kembali ke tempat asalnya dan serius mempelajari filsafat dan kalam dari Majili. Ia juga belajar pada Teolog Syiah Mahmud bin Ali al-Himsha.
Fakhruddin ar-Razi memanfaatkan metode filsafat Islam dengan mengabungkan antara metode Tibyan (metode Aristotels yang memilih argumen dari efek ke agen atau dari perbuatan ke agen yang berbuat) dengan metode Khabar Islam (yang mengasumsikan menerima apa yang disampaikan oleh Rasul dan para Nabi, yang dianggap sebagai musalamat yang tidak perlu diperdebatkan lagi).
- Baca juga: Filsafat Imam Fakhr Razi
Ia berusaha memanfaatkan apa yang penting dan signifikan pada zamannya, dalam rangka memperkuat pondasi akidah yang bertumpu pada akal dan bertolak dari agen (fa’il) menuju aksi (fi’il). Dan Fakhruddin ar-Razi membuat distingsi yang akurat antara dua jenis burhan inni dan limmi. Argumentasi dari Makhluk ke Khaliq adalah Burhan Inni dan turun dari Khaliq ke Makhluk adalah Burhan Limmi, dan memang wajar jika Burhan Limmi lebih mulia. Namun Fakhrudin ar-Razi lebih memilih argumentasi dari Khaliq ke Makhluk.
Memuat Komentar ...