Kiai yang Tersandera Media Sosial

 
Kiai yang Tersandera Media Sosial
Sumber Gambar: Ilustrasi

Laduni.ID, Jakarta – Tulisan ini sekedar guyon, tidak perlu ditanggapi serius atau marah. Ini juga bukan menyinggung dan menghina seseorang, tetapi refleksi atas kesaharian kita yang tak bisa lepas dari menggenggam HP dan mata kita yang fokus padanya. Entah penting atau tidak yang jelas WA, Facebook, Twitter, Instagram lebih sering ditengok dari pada mushaf, dari pada kitab kuning, apalagi nengok buku.

Ini sekedar tulisan sederhana dan tak berbobot. Karena ingin menjawab kegelisahan saya yang merayapi jiwa. Kenapa hidup jadi begini, mengapa orang itu seperti itu? Pertanyaan gelisah yang perlu dijawab dengan tulisan. Sebagaimana biasanya, saya ingin tulisan ini tidak tengah menyinggung orang. Sebab orang itu juga bisa jadi diri saya ini, intinya berlaku ibda' bi nafsik.

Fakta bahwa sekarang tengah memasuki era digital, semuanya berbasis online itu tidak bisa kita bantah. Kalangan tua, muda, hingga bocah usia 3 tahun kita lihatnya sudah maniak pada Smartphone. Kesaharian yang terlihat tidak saja tinggal di kota, tetapi di pojok kampung pun hal ini sudah lumrah kita temukan, bahkan tukang angon kambing saja mainannya Hp.

Kita beranjak memasuki kehidupan yang berbasis online ini, itu artinya segala sesuatu serba digital. Gambaran kehidupan baru kita ini adalah terkenal dengan era 4.0 atau masyarakat 4.0. Pada society 4.0 atau yang lebih dikenal dengan industri 4.0, manusia baru mengenal teknologi, keterbukaan informasi dan kemudahan mendapat informasi adalah dampak positif dari era tersebut.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN