Adab pada Ulama kepada Ulama di Atasnya
Laduni.ID, Jakarta – Ada yang menarik ketika Imam Nawawi menjelaskan beberapa istilah dalam fikih Mazhab Syafi'i. Menurut beliau jika ada dua pendapat (قول) Imam Syafi'i dalam satu masalah berbeda, maka ketika perbedaannya lemah (karena salah satunya dalilnya lemah) Imam Nawawi menyebut pendapat yang kuat dengan istilah Al-Masyhur.
- Baca juga: Ulama dan Pekerjaan Pilihan
Hal ini berbeda ketika menyebutkan perbedaan pendapat أصحاب الوجوه. Ketika perbedaannya lemah (karena salah satu dalilnya lemah), maka yang kuat disebut shahih (الصحيح). Ketika menjelaskan beberapa istilah tersebut, Ibnu Hajar menambahkan:
(فَالصَّحِيحُ) هُوَ الَّذِي أُعَبِّرُ بِهِ لِإِشْعَارِهِ بِانْتِفَاءِ اعْتِبَارَاتِ الصِّحَّةِ عَنْ مُقَابِلِهِ، وَأَنَّهُ فَاسِدٌ وَلَمْ يُعَبِّرْ بِنَظِيرِهِ فِي الْأَقْوَالِ بَلْ أَثْبَتَ لِنَظِيرِهِ الْخَفَاءَ، وَأَنَّ الْقُصُورَ فِي فَهْمِهِ إنَّمَا هُوَ مِنَّا فَحَسْبُ تَأَدُّبًا مَعَ الْإِمَامِ الشَّافِعِيِّ كَمَا قَالَ وَفَرْقًا بَيْنَ مَقَامِ الْمُجْتَهِدِ الْمُطْلَقِ وَالْمُقَيَّدِ – تحفة المحتاج ج1 ص51
Memuat Komentar ...