Mengurai Islam Arus Utama di Indonesia
Laduni.ID, Jakarta - Jika membincang perihal Islam arus utama di Indonesia, mungkin masih banyak hal-hal yang menimbulkan beberapa pertanyaan yang tak tuntas terjawab, baik itu oleh lontaran pertanyaan dari umat agama lain atau bahkan dari umat Islam sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan itu di antaranya berkisar:
Pertama, soal mengapa kalangan umat Islam yang mengaku beraliran "tradisional", yang umumnya dianut oleh orang-orang desa itu sikap keagamaannya malah cenderung toleran, bisa guyub rukun dengan umat agama lain, dan agak berjarak dengan narasi-narasi agitatif seperti jihad, thagut, kafir, atau pekikan "takbir kesombongan"?
Bukankah orang-orang desa itu selama ini dinarasikan - oleh asumsi orang-orang kota - sebagai orang-orang yang kurang berperadaban, yang kurang maju dalam olah pikir, berpikiran kerdil, fanatik kelompok, dan gampang diprovokasi sisi emosionalnya untuk melakukan suatu tindak kekerasan fisik?
Kedua, sementara mengapa fragmen kalangan Islam perkotaan yang mengaku "modernis", yang terdidik dalam kampus-kampus Islam elit nan mentereng itu malah sikap keagamaannya cenderung puritan, intoleran dengan umat agama lain, fanatik identitas, memuja-muja simbol, dan seakan-akan jauh dari narasi-narasi yang teduh seperti keutamaan bersikap wasathiyyah (moderat), tasamuh (saling menghormati), ta’awun (saling tolong-menolong), tawazun
Memuat Komentar ...