Kiriman Al-Fatihah Kepada Rasulullah SAW, Bagaimana Hukumnya?

 
Kiriman Al-Fatihah Kepada Rasulullah SAW, Bagaimana Hukumnya?
Sumber Gambar: Surat Al Fatihah (foto Ist)

Laduni.ID, Jakarta - Salah satu tanda cinta seseorang kepada kekasihnya adalah banyak menyebut namanya. Begitu juga orang yang mengaku cinta kepada Nabi pasti berusaha semaksimal mungkin untuk mentaati perintahnya dan memperbanyak membaca shalawat kepadanya.

Allah sebagai Tuhan semesta alam memerintahkan kepada hambanya untuk selalu bershalawat kepada Nabi, padahal Nabi sudah penuh kebaikan dan kemuliaan, ini bertujuan sebagai bukti syukur kita kepada Nabi sebagai orang yang mengenalkan kita kepada Tuhan.

Shalawat, surat Al-Fatihah, yang dibaca untuk Nabi Muhammad SAW biasanya diniatkan sebagai tawasul atau semacam kunci pembuka pintu ghaib.

Dari sini muncul pertanyaan tentang bagaimana hukum menghadiahkan Al-fatihah kepada Nabi?

Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki menyebutkan dengan rinci hal-hal terkait tawasul yang perlu diketahui agar tidak salah dalam memahami praktik tawasul yang kerap diamalkan di kalangan masyarakat berpaham Ahlussunah wal Jamaah sebagai berikut:

أولا: أن التوسل هو أحد طرق الدعاء وباب من أبواب التوجه إلى الله سبحانه وتعالى، فالمقصود الأصلي الحقيقي هو الله سبحانه وتعالى، والمتوسَّل به إنما هي واسطة ووسيلة للتقرب إلى الله سبحانه وتعالى، ومن اعتقد غير ذلك فقد أشرك

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN