Atom dalam Pandangan Al-Ghazali

 
Atom dalam Pandangan Al-Ghazali
Sumber Gambar: Ilustrasi/Jernih.co

Laduni.ID, Jakarta – Dari diskusi sebelumnya, kita dapati bahwa sebagaimana para filsuf lainnya, al-Ghazali juga memandang atom sebagai suatu (al-mawjud, al-shay’; being) yang tidak bergantung pada hal lain (la fi mawdu’). Ia merupakan hakikat atau substansi dari keber-ada-an sesuatu. Posisinya dalam klasifikasi hierarki mantiq berada pada posisi tertinggi (al-jins al-a’la), yang tidak ada sesuatu lagi sebelumnya.

Karakteristik utama dari atom sebagaimana disebut adalah la fi mawdhu’. Selain menunjukkan sifat utama, ungkapan la fi mawdhu agaknya telah secara tidak langsung juga menggambarkan syarat utama sesuatu dapat dikatakan sebagai atom; keberadaannya tidak memerlukan hal lain untuk ditempati. Sebaliknya segala sesuatu membutuhkannya untuk dapat dikenali atau untuk dapat menjadi ada.

Al-Ghazali agaknya cenderung lebih memilih untuk menggunakan ungkapan la fi mawdhu’ dan tidak menggunakan la fi mahall untuk merujuk pada atom. Meskipun dalam beberapa kesempatan ia juga menggunakan istilah yang disebut belakangan. Jika kita lihat lebih saksama, penggunaan mawdhu’ yang notabenenya lebih umum dari pada mahal, jelas menyimpan suatu maksud tertentu.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN