Mengapa Dinamakan Ramadhan?

 
Mengapa Dinamakan Ramadhan?
Sumber Gambar: Foto oleh Thirdman dari Pexels

Laduni.ID, Jakarta - Pada bulan Ramadhan umat Islam yang beriman dan memenuhi syarat-syarat serta rukun-rukun puasa diwajibkan untuk berpuasa. Tidak dibenarkan bagi mereka meninggalkan ibadah puasa wajib tersebut kecuali bagi mereka yang mendapatkan alasan wajib atau boleh meninggalkannya karena alasan yang sudah ditentukan di dalam ajaran agama, sebagaimana diuraikan dalam kitab-kitab fikih.

Ramadhan adalah nama bulan yang sudah dikenal, baik oleh kaum muslim, maupun non muslim. Ramadhan adalah salah satu nama bulan ke-sembilan dalam sistem kalender Hijriah, yakni nama bulan yang berada di antara bulan Sya'ban dan bulan Syawwal.

Ramadhan oleh Rasulullah digelar sebagai "sayyid al-syuhur (penghulu bagi bulan-bulan lainnya)". Ramadhan adalah bulan yang paling utama dibandingkan bulan-bulan lainnya, lalu bulan Muharram, kemudian bulan Rajab, selanjutnya Dzulhijjah, kemudian bulan Dzulqa'dah, kemudian bulan Sya'ban, lalu bulan-bulan sisanya.

Karena keutamaannya itulah maka menurut seorang ahli hadis, yakni Ibnu Hajar, bahwa berharap agar Ramadhan lekas berlalu tergolong dosa besar.

Kata "Ramadhan (رمضان)" dalam Bahasa Arab adalah kata benda berbentuk tunggal yang huruf terakhirnya tidak boleh diberi tanda baca tanwin, yang dalam ilmu Tata Bahasa Arab disebut dengan ism ghairu munsharif (kata benda yang huruf akhirnya tidak menerima tanwin). Ada dua alasan mengapa kata Ramadlan tidak diberi tanda baca tanwin yaitu al-'alamiyyah (bersifat nama) dan al-ziyadah (ada tambahan huruf alif dan nun pada akhir katanya). Kata Ramadlan ini dengan demikian berasal dari kata "al-Ramdlu (الرمض)" yang berarti menjadi terbakar karena panas yang amat sangat dari batu-batu kerikil yang panas (الرمضاء).

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN