Tentang Puasanya Sembilan Nabi Terdahulu

 
Tentang Puasanya Sembilan Nabi Terdahulu
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Sebelum Nabi Muhammad SAW, ibadah puasa juga sudah diperintahkan kepada umat-umat terdahulu. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an pada ayat yang menjelaskan tentang disyariatkannya puasa, yakni Surat Al-Baqarah ayat 183.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

" Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada umat sebelummu.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Meski bukan dilakukan saat bulan Ramadhan, puasa yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu bertujuan untuk membersihkan diri (bertaubat) dan mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.

Mengutip pendapat Imam At-Thabari dalam kitab tafsirnya Tafsir At-Thabari dijelaskan bahwa para ulama tafsir sendiri berbeda pendapat mengenai maksud “sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu,” di atas. Sedangkan, dalam Kitab Ahkam As-Shaum wa Al-I’tikaf  karya Dr. Abu Sari’ Muhammad Abdul Hadi, disebutkan tiga perbedaan ulama mengenai pemahaman “man qablanaa” atau orang-orang terdahulu sebelum kita. Perbedaan yang dimaksud tersebut adalah:

Pertama, yang dimaksud umat terdahulu itu adalah sejak Nabi Adam AS hingga umat Nabi Muhammad SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abi Hatim dari Abdullah Ibnu Umar r.a, beliau berkata, bahwa Nabi SAW bersabda:

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN