21 Ramadhan Mengenang Wafatnya KH. Abdul Karim Lirboyo

 
21 Ramadhan Mengenang Wafatnya KH. Abdul Karim Lirboyo
Sumber Gambar: KH. Abdul Karim Lirboyo (foto istimewa)

Laduni.ID, Jakarta - Kiai Haji Abdul Karim atau Mbah Manab adalah pendiri pondok pesantren Lirboyo Kediri, salah satu pesantren salaf Islam besar di Indonesia.

KH. Abdul Karim, lahir di dusun Banar, Kawedanan, Mortoyudan, Magelang, 1858 - meninggal di Lirboyo,Kediri, 1954 pada umur antara 97-98 tahun, dari pasangan Kyai Abdur Rahim dan Nyai Salamah. Manab adalah nama kecilnya dan merupakan putra ketiga dari empat bersaudara. Saat usia 14 tahun, mulailah ia melalang dalam menimba ilmu agama dan saat itu ia berangkat bersama sang kakak, Kiai Aliman.

Ayah beliau adalah seorang petani dan juga seorang pedagang. Kehidupan keluarganya sebenarnya berkecukupan, hanya setelah sang ayah meninggal dan usaha itu dilanjutkan oleh sang istri serta tak lama kemudian Salmah, Ibu beliau menikah lagi. 

Pendidikan

Setelah sang ayah meninggal dan usaha itu dilanjutkan oleh sang istri serta tak lama kemudian Salmah –ibu Manab- menikah lagi, Manab memutuskan untuk mengembara dengan tujuan menuntut ilmu, ingin meniru kedua kakaknya, yakni Aliman dan Mu`min yang lebih dulu berkelana.

Keinginan Manab itu, nampaknya terinspirasi dari kharisma alim ulama pengikut Pangeran Diponegoro, seperti Kiai Imam Rofi`i dari Bagelan, Kiai Hasan Bashori dari Banyumas dan lain-lain. Dia ingin mengikuti jejak mereka. Ia tidak rela jika hanya menjadi orang biasa, karena itu walau ia hanya anak seorang petani biasa, dia yakin bahwa keturunan sejati adalah keturunan sesudahnya, bukan sebelumnya. Karena bagi Manab, nasab tidaklah penting, yang penting adalah ilmu.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN