Keutamaan Memaafkan Saudara yang Mendholimi

 
Keutamaan Memaafkan Saudara yang Mendholimi
Sumber Gambar: OpenClipart-Vectors / Pixabay

Laduni.ID, Jakarta - Ada keadilan yang dimunculkan dari sikap saling memaafkan. Meskipun, tetap saja, keadilan yang dibangun manusia akan jauh berbeda dengan adil yang ditunjukkan Allah subhanahu wa ta'ala.

Keadilan Allah

Contoh, ada satu orang ditampar, kemudian ia menuntut menampar balik orang tersebut. Setelah ditampar, itu adalah keadilan. Akan tetapi, tentu yang menerima balasan tamparan merasakan sakit dan rugi. Nah, Allah subhanahu wa ta'ala mempunyai sifat bernama Al-Muqsith atau Maha Adil. Dengan sifat ini, Allah subhanahu wa ta'ala bisa memberikan keadilan dengan tanpa ada satu pihak pun yang merasa dirugikan.

Kisah Penuntutan Saudara

Prof DR Muhammad Quraish Shihab MA, dalam Kitab Tafsir Al-Misbah, menjabarkan konsep Al-Muqsith Allah subhanahu wa ta'ala melalui sebuah kisah bahwa kelak ada orang yang menuntut keadilan atas kedhaliman yang dilakukan saudaranya.

Satu orang datang kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Dia berkata, 'Ya Allah, orang ini telah mengambil harta saya, melukai saya, dan mendholimi saya.' Karena yang menuntut tercatat memiliki kebaikan, maka Allah subhanahu wa ta'ala menjawab, 'Lalu, apa yang kamu tuntut ?"

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN