Pertemuan antara Imam Mahdi dan Nabi Isa a.s. ini terjadi di dalam waktu Ashar di dalam Masjid Jami’ Bani Umayyah yang berada di Kota Damaskus.
Peristiwa sejarah periode khalifah pertama Bani Umayyah, yakni Muawiyah bin Abi Sufyan, sungguh menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Dalam rentang waktu ini, terdapat banyak peristiwa penting yang membentuk arah peradaban Islam dan dunia pada masa itu.
Pada masa fitnah, ketika ketegangan internal dan perseteruan politik merebak, ekspansi pasukan Muslim terhenti. Fokus perhatian bergeser dari upaya perluasan ke wilayah baru menjadi pemeliharaan terhadap wilayah yang telah mereka kuasai.
etelah wafatnya Yazid bin Muawiyah, yang memimpin Bani Umayyah, pemerintahan dan kekuasaan mereka mengalami fase krusial dalam sejarah Islam. Yazid meninggalkan warisan yang kompleks, ditandai dengan konflik internal yang meningkat dan tekanan eksternal yang signifikan.
Periode tahun 680-683 M merupakan rentang waktu yang sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut, terutama dalam konteks sejarah peradaban Islam dan dunia pada masa itu.
Pada tahun 685 Masehi, kondisi pemerintahan Bani Umayyah di tanah Arab sedang mengalami masa kesulitan. Hal ini disebabkan oleh berbagai peristiwa yang menimbulkan keraguan di kalangan umat Muslim terhadap kepercayaan pada Bani Umayyah.
Khalifah Abdul Malik bin Marwan merupakan tokoh kunci dalam sejarah Bani Umayyah yang memiliki peran sangat penting dalam mengatasi perpecahan dan kekacauan yang melanda kekuasaan mereka. Pada masa pemerintahannya, Bani Umayyah terperosok dalam masa-masa sulit yang mengancam stabilitas pemerintahan.
Kita dapat mengetahui Afrika Utara menjadi sebuah daerah check point yang sangat penting. Daerah ini nantinya yang akan menjadi cikal bakal peradaban Islam di tanah Eropa, yaitu Andalusia. Tapi sebelum itu mari kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana bisa Islam benar-benar berhasil menguasai Afrika Utara sampai ujung barat Afrika Utara.
Pada tahun 704 M, Khalifah ke-5 Bani Umayyah, Abdul Malik bin Marwan berhasil secara efektif menyatukan kembali seluruh wilayah Tanah Arab di bawah kekuasaan Bani Umayyah. Keberhasilan ini menandai puncak kekuasaan Dinasti Umayyah di wilayah tersebut. Walaupun pada tahun itu pula umur Abdul Malik sudah hampir menyentuh kepala enam.
Dalam masa kepemimpinan Al-Walid bin Abdul Malik, Kekhalifahan Umayyah mengalami kemajuan signifikan dalam bidang administratif dan pembangunan. Di bawah pemerintahannya, banyak proyek pembangunan diluncurkan, termasuk pembangunan jalan, sistem irigasi, dan bangunan publik lainnya.
Transoxiana, wilayah yang terletak di Asia Tengah telah menjadi saksi dari berbagai peristiwa sejarah yang mempengaruhi peradaban umat manusia. Salah satu bab terpenting dalam catatan sejarah adalah penaklukan yang dilakukan oleh kekuasaan Islam yang berekspansi sampai wilayah tersebut.
Pada periode antara tahun 686 hingga 700 Masehi, dunia menyaksikan berbagai perubahan signifikan yang meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah peradaban manusia. Masa ini ditandai oleh kebangkitan dan kejatuhan kekaisaran, inovasi budaya, serta transformasi sosial dan politik yang mengubah wajah banyak wilayah di dunia.
Tahun 720 Masehi merupakan tahun kesedihan (seharusnya) bagi Bani Umayyah. Seorang yang zuhud dan bijaksana telah meninggal dunia, beliau adalah Umar bin Abdul Aziz (Umar II). Masa beliau penuh dengan kemakmuran, bahkan pergerakan dari para Khawarij dan Syi’ah mampu beliau kendalikan.
Di mulai dari masa khalifah Yazid bin Abdul Malik (Yazid II) dan kemudian kita akan menelusuri semakin dalam, masalah apa yang menggerogoti rasa kepercayaan umat muslim kepada pemerintah Bani Umayyah di masa khalifah selanjutnya yaitu Hisyam bin Abdul Malik.
Sebelumnya, kita telah membahas tentang bagaimana kekuasaan Bani Umayyah mulai melemah di berbagai wilayah. Artikel ini akan menjadi penutup dari kisah panjang kekhilafahan Bani Umayyah di tanah Arab. Melalui rangkaian peristiwa yang penuh dengan intrik politik, pemberontakan, dan pertempuran, kita akan melihat bagaimana dinasti yang pernah berjaya ini akhirnya menemui akhir yang tak terhindarkan.
Setiap peradaban yang mampu bertahan selama berabad-abad tentu memiliki faktor-faktor kunci yang berkontribusi terhadap ketahanannya. Salah satu faktor utama adalah pencapaian yang diraih oleh peradaban tersebut. Bagaimana suatu peradaban diterima oleh masyarakat dan apa yang dilakukan oleh para pemimpin memainkan peranan penting dalam keberlanjutannya.