Samalanga dan Batee Iliek #1: Menguak Catatan Dalam Lintasan Sejarah
Samalanga dan Batee Iliek #2: Menelusuri Kerajaan Abad XIX
Samalanga dan Batee Iliek #3: Peranan Strategis Teungku dan Dayah
Samalanga dan Batee Iliek #4: Menguak Sosok Tokoh Sentral Samalanga
Samalanga dan Batee Iliek #5: Mengenal lebih Dekat Sosok Teungku Nyak Muda Ali
Samalanga dan Batee Iliek #6: Misteri Harimau Teungku Ramieleé
Samalanga dan Batee Iliek #9: Kota Pusat Pendidikan
Samalanga dan Batee Iliek #10: Karamah Teungku Ramieleé dSamalanga dan Batee Iliek #10: Karamah Teungku Ramieleé di Mata masyarakatt
Samalanga dan Batee Iliek #13: Tgk Nyak Muda Ali Kobaran Semangat Jihad Menggebu
Bukanlah suatu hal yang aneh, kalau di kerajaan Samalanga sangat mementingkan pendidikan dan ilmu pengetahuan, terutama tentang ilmu pengetahuan agama isla
Tgk. Ahmad Yani, M. Pd selaku Humas DJA Batee Iliek menyebutkan perayaan maulid tahun ini dibandingkan setahun yang lalu sangat meriah. Terlebih tamu undangan dan lainnya
Insya Allah pada tahun ajaran 2019/2020 ini Dayah Jamiah Al-Aziziyah akan menerima sebanyak 250 santri tingkat SMP, 250 tingkat SMK, dan 250 tingkat mahasiswa/I dan tentunya ini kuota terbatas,” kata Tgk. Ahmad Yani, M. Pd selaku Humas DJA Batee Iliek dalam siaran persnya kepada liputanaceh.com, Kamis, (17/1/2019).
Batee Iliek dengan DJA kini juga menjadi benteng melawan penjajah yang bernama kebodohan dan kejahilan, 2x12 jam para jihadis "mengepung" dan "membombardir" musuh itu bukan hanya dengan "senjata tradisional"
LPI Dayah Jamiah Al-Aziziyah termasuk salah satu lembaga pendidikan dengan sistem salafiyah yang menitik beratkan pendidikannya pada kajian kitab arab gundul atau disebut kitab kuning karya para ulama terdahulu. Kurikulum yang diterapkan sepenuhnya diadopsi dari Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga yang merupakan induk Dayah Jamiah Al-Aziziyah
Setelah sebulan pertempuran, Belanda hanya bisa menguasai Blang Temulir dekat kota Samalanga. Ratusan serdadu colonial mati, dan Van Der Heijden sendiri luka berat, bahkan mata kirinya mengalami kebutaan akibat terkena peluru pasukan Aceh.
Maka pada 18 Juni 1880 oleh pimpinan tentara Belanda di Kutaradja dikirimlah tambahan pasukannya dan Major van Steenvelt. Sejak itu, berlaku kembali pertempuran-pertempuran di sekitar Kuta Glee dengan mengalami kekalahan-kekalahan besar di pihak Belanda