Apa sesungguhnya ikhlas itu? Bagaimana cara menggapainya? Bisa kah kita menggapai ikhlas yang sesungguhnya?
Dalam sebuah referensi disebutkan bahwa surga dan neraka adalah kekal dalam polanya (al jannatu wannaru haqqun).
Tahukah Anda bahwa Allah itu maha cemburu? Tahukah Anda bahwa Allah itu juga tidak suka dimadu?
Artikel ini merupakan suatu ringkasan dan refleksi dari ceramah yang disampaikan oleh Buya Syakur Yasin.
Ciri khas NU lainnya adalah isi kajian Buya Syakur lebih mengutamakan kehidupan bermuamalah di tengah kehidupan masyarakat yang majemuk.
Istilah ini sontak melahirkan polemik di tengah masyarakat yang notabene sudah menerima Pancasila sebagai ideologi yang final.
Berbagai upaya ibadah dan amaliyah dilakukan agar kita bisa senantiasa menjadi makhluk yang dekat dengan Allah. Ada cara yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah, apa itu?
Hal yang penting dan hakiki dalam kehidupan itupun kemudian dapat kita refleksikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari.
Mengenai hal ini, beberapa kelompok besar belum memiliki kesepakatan yang baku. Antara Muktazilah atau Qadariyah, Jabariyah, Murji’ah, Ahlussunnah wal Jamaah sampai sekarang masih tetap pada pendiriannya masing-masing.
Prof. Dr. KH Abdul Syakur Yasin, menjelaskan bahwa konsepsi Tauhid tidak dipahami bilangan, sebagaimana pemahaman banyak orang Islam yang kerap menyamakan makna ke-Esaan Tuhan sebatas jumlah bahwa Tuhan itu satu.
"Maka siapapun yang masih nyaman dengan dunia berarti ia masih linglung (belum sadar)."
Apakah dalam agama, ada settingan, Tuhan akan pernah mengalami masa pensiun? Artinya, setelah kiamat datang, langit bumi digulung.Setelah itu selesai, Tuhan tidak berperan sebagai Pencipta lagi?