Prinsip Nabi dalam Membebaskan Musuh Tanpa Dendam

Nabi SAW tampak begitu berwibawa. Kepada mereka, musuh lamanya itu, beliau dengan suaranya yang tenang dan sikap yang anggun penuh pesona, mengatakan; “Menurut kalian, apakah kira-kira yang akan aku lakukan terhadap kalian?”

Memilih untuk Memaafkan Itu Lebih Baik

Memaafkan adalah salah satu sifat dan akhlak utama yang diajarkan Islam. Meski membalas secara setimpal dibolehkan, tetapi memaafkan itu lebih baik. Nabi Muhammad SAW adalah manusia pemaaf dalam segala keadaan.

Qassem Soleimani Tewas, Iran Kibarkan Bendera Merah Tanda Balas Dendam

Pertama kalinya dalam sejarah Iran, sebuah bendera merah dikibarkan di atas Kubah Suci Masjid Jamkaran yang melambangkan pertempuran hebat yang akan datang. Menurut tradisi Syiah, bendera merah melambangkan balas dendam berdarah.

Tahun 644 M: Kisah Balas Dendam Ubaidillah bin Umar dan Kebijaksanaan Khalifah Utsman

Dalam lembaran sejarah Islam pada tahun 644 M, terdapat satu kisah menarik yang melibatkan Ubaidillah bin Umar, anak dari Khalifah Umar bin Khattab. Ubaidillah muncul sebagai tokoh yang ingin membalas dendam, menunjukkan bahwa bahkan di lingkungan paling kuat dan dihormati sekalipun, urusan pribadi bisa menciptakan konflik yang membara.

Tahun 752-753 M: Kekuatan dan Konflik Dinasti Abbasiyah dalam Bayang-Bayang Dendam dan Perlawanan

Dalam konteks sejarah, Abu Abbas As-Saffah adalah khalifah pertama Dinasti Abbasiyah, yang naik takhta setelah mengalahkan Bani Umayyah. Abu Al-Abbas As-Saffah memainkan peran kunci dalam revolusi yang menggulingkan Dinasti Umayyah dan mendirikan Dinasti Abbasiyah pada tahun 750 M.

Tahun 780-781 M: Kesempatan Militer Abbasiyah dalam Serangan Balasan ke Bizantium

Perang perbatasana antara Bizantium dengan kekhalifahan Abbasiyah masih terus berlanjut dari tahun 777 sampai tahun779 Masehi. Kedua belah pihak masih sibuk dengan saling menyerang satu sama lain, sayangnya pasukan Abbasiyah mengalami kekalahan pada periode tersebut. Dalam periode waktu tahun 780 Masehi kekhalifahan Abbasiyah menerima kabar bahwa Kaisar Leo IV telah meninggal dunia.

Tahun 632 M: Usaha Wahsyi bin Harb dalam Menebus Kesalahan Terbesar dalam Hidupnya

Wahsyi bin Harb adalah seorang budak asal Habasyah (Ethiopia) yang dimiliki oleh Hindun binti Utbah, seorang istri dari pembesar Quraisy, yaitu Abu Sufyan. Ia dikenal dalam sejarah Islam karena perannnya dalam Perang Uhud. Tindakannnya dalam perang ini, di mana ia membunuh paman Rasulullah SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib, menjadi salah satu momen kesalahan terbesar dalam hidupnya.