Telkom dan beberapa Perguruan Tinggi berbasis pesantren melakukan pertemuan membahas pengembangan potensi bisnis startup di lingkungan pesantren. Hal itu diperlukan dalam rangka menjawab tantangan era industri 4.0
Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin menilai bahwa di era digitalisasi sekarang ini, memaknai naskah-naskah kuno dan atau manuskrip dalam kehidupan sangat memberi pelajaran penting.
Menjadi orangtua yang baik di era digital sangat diperlukan. Bagaimana tips untuk itu?
Menghadapi revolusi industri 4.0, penting menjadi manusia seutuhnya. Seperti apa itu?
Di era digital yang kencang ini, pengasuh pesantren harus ambil kebijakan. Mengenai apa?
Tulisan ini adalah pelajaran dari Gus Mus tentang anak muda yang memfitnah dirinya di era digital. Bagaimana isinya?
Seiring dunia kita melanjutkan evolusi digitalnya, konsumsi energi juga meningkat secara masif. Para peneliti di Amerika Serikat mengharapkan tiga kali lipat dari konsumsi daya dalam lima tahun ke depan dan industri komunikasi kita bisa sangat bertanggung jawab atas hampir seperempat dari konsumsi daya seluruh dunia dalam sepuluh tahun ke depan.
Menjauhnya masyarakat dari realitas dan nilai lokal kemasyarakatan mungkin adalah wajar. Karena memang, seringkali orang mengalami kesalahan persepsi tentang apa itu (nilai) lokalitas.
Masyarakat di era digital ini dituntut untuk cerdas memilah dan memilih informasi mana yang tepat dan benar, serta memastikan untuk sealu mewaspadai segala tindakan yang sekiranya mencurigakan dan tidak wajar.
Tak hanya ada. Tugas kewalian seolah selalu kontekstual terhadap zaman. Di zaman serba cepat, serba tergesa dan serba gupuh ini, pasti masih ada sosok-sosok yang La Khaufun Alaihim wa La Hum Yaḥzanụn sebagai penyeimbang.
Dr. H. Thobib Al-Asyhar Sekretaris menteri Agama RI mengatakan tantangan milenial yang kita hadapi saat ini, sebagian dari kita belum menyadari secara penuh tantangan tentang apa yang akan kita hadapi dan langkah apa yang harus kita lakukan.