KH. Hamim Tohari Djazuli atau akrab dengan panggilan Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940. Beliau adalah putra KH. Jazuli Utsman (seorang ulama sufi dan ahli tarikat pendiri Pon-Pes Al Falah Mojo Kediri) dengan Nyai Rodhiyah.
Di daerah Tanjung Priok pada tahun 1996, ada 3 orang preman
Gus Miek merupakan sosok yang seakan tidak bisa terlepas dari aura kewaliannya yang begitu terpancar, penuh misteri dan nyentrik. Perilakunya yang khariqul ‘adah, cara dakwahnya yang tidak sama dengan ulama-ulama lainnya,
Gus Miek meninggal di RS Budi Mulya, Surabaya dalam usia 53 tahun, karena mengidap kanker paru-paru dan ginjal akut. Teman dekatnya, KH Abdurrahman Wahid -- Ketua PBNU, menuliskan obituari khusus untuk Kompas berikut ini
Metode dakwah KH Hamim Tohari Djazuli, atau yang akrab disapa Gus Miek dari Kediri yang tak lazim ternyata menginspirasi Gus Miftah, ulama dari Sleman yang belakangan viral karena berdakwah di klub malam
Dengan harap-harap cemas, ia pun memutuskan untuk memakan daging babi tersebut. Siapa tahu di mulutnya nanti, daging babi ini akan berubah jadi daging kambing.
Gus Miek memang dikenal memiliki karomah, termasuk ketika shalat di atas daun. Bagaimana kisahnya?
Mengingat10 Kisah Karomah Gus Miek yang tidak Masuk Akal
Gus Miek dalam usia 9 tahun sudah pernah ke pasuruan untuk mengunjungi KH. Hamid. Ini adalah sebuah pertemuan pertama yang sangat mengharukan.
Gus Miek merupakan manifestasi wajah penuh harapan agar manusia selalu berbuat baik dengan cara yang baik, meskipun sekelilingnya tidak baik atau banyak kemungkaran.
Sungguh ini adalah kisah yang menginspirasi dari sebuah keluarga yang berkah. Seperti apa kisahnya ya?
Ijazah dari Gus Miek ini bersifat umum jadi bisa diamalkan oleh siapa saja. Bagaimana ijazah tersebut?
Hingga pada suatu hari datanglah seorang pria mengenalkan dirinya bernama [Gus Miek]. Lantas pria itu berbicara kesana kemari tentang banyak hal, mulai dari masalah politik, ekonomi hingga menyentuh masalah agama, begitu lembut dan inteleknya pria itu berbicara,
Cerita dari Gus Mus saat mondok di Lirboyo beberapa tahun silam betul-betul lucu, tapi penuh hikmah.
Mantan Presiden RI ke-4, K.H. Abdurrahman Wahid atau yang sering dipanggil Gus Dur, sangat akrab dan menaruh hormat kepada Gus Miek.
Banyak ajaran atau dawuh Gus Miek yang sangat bermanfaat untuk kehidupan diri sendiri dan bermasyarakat
Gus Miftah mengungkapkan tiga orang yang menjadi rahasia suksesnya dalam berdakwah. Siapa saja itu?
Ini doa mustajab dari Gus Miek untuk meredakan nafsu dan membuat selamat dunia akhirat.
Dalam coretan ini, saya menulis sekilas kiprah Gus Miek, salah satu kiai yang dengan caranya yang khas, khariqul adah.
KH.Chamim Jazuli (Gus Miek) adalah Ulama Kharismatik, dan pengasuh pesantren Al-Falah Ploso Kediri. KH.Chamim Jazuli (Gus Miek) salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam yang masyhur di tanah Jawa dan memiliki ikatan darah kuat dengan berbagai tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur.
Kisah ini disampaikan Muhammad Najhan Atho’illah, Jamaah Dzikrul Ghofilin dan Jatmiko Mantab KH Hamim Djazuli.
Inilah kisah yang penuh hikmah saat Gus Miek bertemu dengan soerang pengemis. Apa yang terjadi?
Setelah mendengar jawaban Kyai Hamid, KH Ahmad Siddiq dengan perasaan yang berkecamuk langsung berangkat ke Ploso menemui KH Djazuli.
Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya saleh atau salehah. Kenapa? Simak di sini...
Amar yang sejak pertama sudah tahu bahwa KH. Ahmad Siddiq sangat anti dengan Gus Miek merasa terpanggil untuk membela Gus Miek.“Benar,” jawab Amar.
Salah satu putra Kiai Ahmad Siddiq pergi mencari Gus Miek untuk mengabarkan keadaan orang tuanya. Setelah bertemu Gus Miek di Ampel Surabaya, maka putra Kiai Ahmad Siddiq bercerita kepada Gus Miek.
Pada tahun 2018, ditemukan semacam benda yang berbentuk nisan di Ndalem (kediaman) Gus Miek Ploso Mojo Kediri yang terpendam cukup lama. Disitu bertuliskan “makam Kyai Hamim Jazuli Gus Miek.” berdoalah meminta hanya kepada Allah.”
Di Ponpes ini, aku berada di nDalem Selatan, di AL-FALAH-2, di bawah asuhan KH. Zainuddin Jazuli. Abahku kepada KH. Zainuddin bilang kakang, tapi beliau pada Abahku bilang abang.
Berikut ini adalah syi’ir yang dibuat oleh Gus Miek ketika berziarah ke makam Syaikh Ihsan bin Dahlan Jampes:
Suatu hari, disela pengumpulan informasi dan penggalangan menjelang satu keputusan politik penting, Gus Dur menyempatkan diri mendatangi Gus Miek yang sedang maraton sema'an MANTAB. Gus Dur menanyakan kondisi Indonesia.
Mbah Yai Khusen bercerita pada Gus Zuli tentang tentang mimpi ketika tertidur tadi. Dalam mimpi Mbah Yai Khusen bermimpi bahwa suatu saat ada kiai besar yang akan lahir di tempat ini dan tempat ini akan ramai setelah kiai besar tersebut wafat.
Gus Miek justru muncul di tengah sungai, berdiri di atas punggung seekor ikan yang sangat besar, yang menurut Gus Miek adalah piaraan gurunya.
Dalam cerita yang disampaikan Gus Miek kepada pengikutnya, ternyata Gus Miek bertemu gurunya. Ikan tersebut adalah piaraan gurunya, yang memberitahu bahwa Gus Miek dipanggil gurunya. Akhirnya, ikan itu membawa Gus Miek menghadap gurunya yaitu Nabi Khidir.
Mbah Ud dan Gus Miek duduk bersila di atas kursi, kemudian dengan lantang keduanya membaca shalawat, dan keduanya saling berbahagia.
Kemarin-kemarin, kamu datang ke rumahku untuk meminta doa. Aku menyuruh seorang bocah untuk mendoakan kamu, Itulah Gus Miek. Jadi, siapa saja, termasuk kamu, bisa berkumpul dengan Gus Miek itu seperti mendapatkan Lailatul Qodar.
Ketika Gus Miek pergi ke diskotik, beliau bertemu dengan Pengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras. Gus Miek kemudian menghampiri mereka dan mengambil sebotol minuman keras lalu ikut minum dengan mereka.
Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un, keluarga besar Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri berduka. Adik dari almarhum KH Hamim Tohari Djazuli (Gus Miek) yakni KH Fuad Djazuli wafat, Sabtu (17/10) pagi, jam 03.30 WIB.
KH. Fuad Mun’im Dzajuli adalah pendiri Pondok Pesantren Nurul Falah Ploso. Beliau juga merupakan Ulama NU.
Tulisan ini mencerita tentang seorang warga Tioghoa yang mengalami barokahi doa Gus Miek. Seorang warga Tionghoa bercerita, "Gus Miek itu luar biasa..." begitu kalimat yang pertamakali ia ucapkan.
Kisah saat santri disuruh makan daging babi oleh Gus Miek.
Berdzikir merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah Swt. Salah satu wirid yang banyak diajarkan para ulama adalah bacaan surat Al Fatihah oleh Gus Miek.
Ceritanya, Pak Adnan mempunyai keponakan yang sampai berusia 9 tahun belum bisa jalan. Semua upaya sudah dilakukan, entah berkonsultasi ke dokter, tabib, atau kyai. Tetapi, Pak Adnan belum bertemu dengan Kyai Hamin Tohari Djazuli atau Gus Miek, meminta doanya beliau untuk kesembuhan keponakannya. Karena memang susah mencari Gus Miek.
Saat wafatnya Kyai Romli, Peterongan, Jombang Jawa Timur, Mursyid Thoreqot Qodariyah, Gus Miek masih berusia 9 tahun. Hari itu datang utusan keluarga Kyai Romli dari Peterongan ke Ploso untuk menyampaikan kabar wafatnya Kyai Romli ke kediaman Kyai Ahmad Djazuli Usman.
Laduni.ID Jakarta – Kiai Hamim Jazuli atau biasa akrab disapa Gus Miek , dikenal sebagai kekasih Allah (waliyullah) yang penuh dengan karomah. Suatu saat , pada tahun 1980 - an , Gus Miek menghadiri semaan Mantab di daerah Nganjuk, Jawa Timur .
Suatu ketika, Kyai Jazuli memerintahkan salah seorang santri seniornya, Pak Zaid dari Blitar untuk mengajari Gus Miek ilmu alat (nahwu) yaitu Al-Jurumiyah. Setelah mendapat perintah tersebut Pak Zaid langsung menemui Gus Miek untuk memberitahukan tugas yang diberikan kepadanya
Pertemuan dua waliyullah itu terjadi di kediaman KH Ashari Lempuyangan, saat KH Hamid aktif mengikuti kegiatan mujahadah di rumah Kiai Ashari
Menurut Gus Miek, syarat menikah yang paling utama adalah kesiapan mental dan menata niat, nawaitu bismillah. Menikah tidaklah tergantung akan kemampuan finansial misalnya, atau umur dan syarat-syarat lain