Gus Sholah ISNU merupakan wadah atau organisasi yang saat ini keberadaannya sangat penting. Karena itu, perannya harus semakin ditingkatkan.
KH Sholahudin, Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur mengingatkan kepada masyarakat Indonesia untuk tidak menyebarkan kabar yang belum jelas kebenarannya.
KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah), Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang menyesalkan ucapan Choirul Anam, juru bicara Halaqah Ke-2 Dzurriyah Muassis NU di Ponpes Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang.
Ketika HTI mengklaim Indonesia adalah negara thogut, Gus Sholah menolaknya secara tegas. Bagaimana alasannya?
Gus Sholah menanggapi istilah kafir yang marak diperbincangkan, bahwa itu bukan secara teologis, tapi secara sosial. Apa artinya?
KH. Salahuddin Wahid atau yang biasa dipanggil dengan sapaan Gus Sholah adalah putra ketiga dari pasangan KH. Wahid Hasyim dengan Nyai Sholichah. Beliau lahir di Tebuireng, Jombang, pada tanggal 11 September 1942.
Innalillahi Wa Inna ilaihi raajiun, kabar meninggalnya ulama besar Nahdlatul Ulama KH Salahuddin Wahid atau biasa disapa Gus Sholah pada Minggu (2/2/2020) dibenarkan oleh Ketua Bidang Pendidikan PB Nahdlatul Ulama, Dr Hanif Saha Ghafur.
Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un… Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid berpulang ke rahmatullah, pukul 20.55 WIB malam ini.
Sebuah pesan Whatsapp masuk dengan pertanyaan begitu tanggal 4 Januari 2020. Lalu, saya telepon pengirim pesan tersebut dan saya tanya, “ADA APA?”
Meski dalam keadaan sakit, almarhum KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) tetap menulis untuk surat kabar lewat ponselnya. Hal ini seperti diungkapkan oleh putra Gus Sholah, Ipang Wahid, Senin (3/2).
"Kami berduka atas meninggalnya tokoh ulama kharismatik di negeri ini. Bahkan bangsa ini secara umum telah kehilangan salah satu ulama nasional yang sangat peduli terhadap dunia pendidikan," Kata KH Imam Hasyim.
Selama ini dipermukaan umum kakak beradik ini terpandang seringkali berbeda pandangan. Dalam buku berjudul, KH. A. Wahid Hasyim dalam Padangan Dua Putranya - Gus Dur & Gus Sholah, memuat debat kakak beradik di media massa.
"Saya berharap kepada Anda semua, 'para pelajar' semoga lebih banyak lagi yang suka menulis, karena menulis itu penting di dalam kehidupan masyarakat Anda” (Dawuh Gus Sholah)
Gus Sholah memang bukanlah seorang yang bertahun-tahun belajar kepada kiai di Pesantren layaknya seorang santri yang pada umumnya. Syarat umum untuk menjadi kiai pesantren, ya minimal dia, pernah berguru kepada para kiai di sejumlah pesantren, mondok nya bertahun-tahun.
Usai wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), belakangan beredar foto dua kucing milik Gus Sholah. Foto itu kemudian menjadi viral lantaran tersebar di sosial media dengan caption postingan ‘Dan kucing-kucing di rumah Gus Sholah pun merasa kehilangan beliau’.
Pembacaan tahlil ketujuh hari wafatnya almarhum Dr Ir KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), dipimpin oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA di Masjid Raya Baiturrahman Denpasar Bali, Sabtu (8/2) malam lalu.
KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah adalah pengasuh pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur sejak tahun 2006. Beliau menjadi (masyayikh) pengasuh ke-7 di pesantren yang didirikan oleh kakeknya, KH. Hasyim Asy'ari.
KH. Abdul Wahid Hasyim sosok kiai muda yang dari caranya belajar, berpikir, bergerak unik dan luar biasa. Bahkan, caranya mendidik putra-putrinya juga menarik kita pelajari.
Kesantunan dan ketawadlu’an beliau pada Gus Sholah (selaku cucu Hadrotussyaikh, dan dinilai masih murni di NU Khittahnya) sangatlah luar biasa, datang bertemu beliau langsung sungkem dan memeluk Gus Sholah.
KH Salahuddin Wahid atau akrab dikenal dengan Gus Sholah merupakan putera ketiga dari KH Wahid Hasyim dan Nyai Sholichah, yang juga merupakan adik kandung dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mantan Presiden ke-4 Republik Indonesia