Ketika Habib Mundzir menyampaikan undangan, Mbah Maimoen langsung memegang dan mencium undangan tersebut.
Ulama itu tidak membeda-bedakan ras, suku dan latar belakang seorang. Semuanya diposisikan setara, damai saja. Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa adalah salah satu tokoh ulama sekaligus figur Islam yang patut diteladani...
Pada suatu ketika, Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa hendak dakwah ke Papua. Sampai di bandara Soeta, ternyata ada Gus Dur juga di bandara. Pada saat itu, Gus Dur ditemani oleh Kang Maman Imanul Haq. Melihat Gus Dur duduk nyantai, Habib Mundzir menghampiri dan menciumi tangan Gus Dur seraya bersimpuh di hadapan Gus Dur.
Ketika keluar dari rumah Mbah Maimoen, Habib Mundzir berjalan mundur dengan pelan, tak mau membelakangi Mbah Maimeon,
Perasaan duka itu tidak terlepas dari kemuliaan akhlak Habib Mundzir yang sangat terasa di hati para jama’ah. Sebuah akhlak yang terpancar dari sang kekasih Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana diketahui, menikah adalah ibadah yang dianjurkan oleh Allah SWT bagi mereka yang mampu melaksanakannya
Habib Mundzir akrab dikenal dengan julukan Sulthonul Qulub oleh para jamaah dan pecintanya. Konon sebutan ini adalah julukan yang diberikan oleh guru beliau, yakni Habib Umar bin Hafidz.