Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menetapkan Wakil Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar supaya menjalankan tugas-tugas Rais Aam PBNU.
Di kalangan NU, KH Miftachul Akhyar tentu saja bukan nama baru. Kalangan Nahdliyin dan kalangan pesantren Jawa Timur terutama. Ia lahir dan besar dari tradisi dan melakukan pengabdian di NU sejak usia muda.
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengungkapkan bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi dalam beberapa tahun ke depan. Bonus demografi ini seperti pisau bermata dua yang bisa berarti positif atau sebaliknya negatif jika tidak dikelola dengan baik.
Presiden RI Joko Widodo menegaskan persaingan global dalam era industri 4.0 menuntut persiapan sumber daya manusia yang unggul. Sebab itu, ia mengatakan bakal mendirikan sedikitnya 1.000 Balai Latihan Kerja (BLK) bagi komunitas pesantren.
Pendidikan pesantren tidak hanya melahirkan orang pintar, tapi juga melahirkan orang benar.
Pada Musyawarah Nasional X Majelis Ulama Indonesia (MUI), ditetapkan KH Miftachul Akhyar, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), sebagai Ketua Umum periode 2020-2025.
KH Miftachul Akhyar ditetapkan sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2021-2026. Hal itu diputuskan melalui musyawarah mufakat sembilan Anggota Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa). Keputusan tersebut ditetapkan pada Sidang Pleno IV di Gedung Serbaguna (GSG) Universitas Lampung (Unila) pada Kamis (23/12/2021) malam.
Nahdlatul Ulama (NU) artinya adalah Kebangkitan Para Ulama, andaikan para pengurusnya adalah para kiai pesantren tentu tidak ditemukan gonjang-ganjing.
Umur Nahdlatul ulama akan genap memasuki 100 tahun dalam hitungan kalender hijriah. Hal ini menunjukan bahwa NU akan memasuki abad kedua dalam khidmah kepada bangsa.