Bukan ditanggal lainnya misalnya tanggal 15 atau 16 Agustus 1945. Atas dasar apakah Bung Karno memilih tanggal 17? Tentunya pemilihan tanggal itu tidak hanya kebetulan atau “ujug-ujug”
Daratan Arab Saudi memang dikenal sebagai negara dengan wilayah yang sangat gersang. Suhu udara di sana dapat mencapai 50ºC saat tengah hari. Pada saat itu, Soekarno ingin menghijaukan dataran Arafah dengan pohon yang yang mampu bertahan hidup di padang pasir.
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, nama Soekarno menjadi salah satu sosok yang tak terpisahkan. Beliau bukan hanya seorang pemimpin politik yang karismatik, tetapi juga seorang filosof yang kaya akan pemikiran dan visi untuk Indonesia.
Untuk pertama kalinya, NU menggunakan GBK pada harlah ke-40 yang digelar pada 31 Januari 1966. Saat itu NU dipimpin duet KH Abdul Wahab Hasbullah dan KH Idham Chalid. Keduanya berpidato di hadapan ratusan ribu warga NU. Presiden Soekarno juga turut berpidato.
Asal mula istilah Halal bihalal ternyata gagasan brilian dari salah satu diantara para kiyai pendiri NU yaitu KH Wahab Chasbulloh pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras.
Sejarawan Rushdy Hoesein mengatakan singkatan "Jas Merah" untuk judul pidato "Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah!" bukan berasal dari Presiden Indonesia Pertama Sukarno atau Bung Karno.
PDI P - Gerindra semakin harmonis. Dua kekuatan yang memiliki platform gerakan politik kebangsaan yang sama, yakni mewujudkan Indonesia Raya berdasarkan Trisakti Soekarno. jika keduanya bersatu bisa dipastikan pelan tapi pasti akan mengembalikan kedaulatan wong cilik dan mempersempit ruang gerak para Barkeley yang menggerogoti dinding ekonomi politik negara ini.
Foto yang terpampang di atas merupakan potret langka yang menggambarkan momen bersejarah ketika Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Romo KH. Mahrus Aly, bertemu dengan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. H. Soekarno, serta Rais Aam PBNU, KH. Achmad Shiddiq.
Patung Soekarno sudah diresmikan di Mexico City. Bagaimana peresmiannya?
Ketika Presiden Soekarno berada di luar negeri, dia berserta rombongan yang dibawanya tengah berkunjung ke Kairo, Mesir.
PBNU Helmy Faishal menilai, pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno.
KH Marzuki Mustamar menegaskan bahwa tak sepatutnya Sukmawati membandingkan Soekarno (Bung Karno) dengan Nabi Muhammad Saw
Tak lama setelah misi tidak percaya Parlemen bentukan Nasution di tahun 1967 dan MPRS menunjuk Soeharto sebagai Presiden RI, Bung Karno menerima surat untuk segera meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam.
Bung Karno akhirnya mengutus Sultan Hamid Al Qodri II sebagai Ketua perancangnya..
NU juga mempunyai kedekatan hubungan dengan Presiden RI yang pertama, Soekarno. Pada Muktamar Alim Ulama se-Indonesia tahun 1953 di Cipanas, diputuskan untuk memberi gelar kepada Soekarno sebagai Waliyul Amri Dharuriy bis-Syawkah (Pemimpin Pemerintahan yang berkuasa dan wajib ditaati).
Puncak Ketegangan Letjen Hartono dengan Soeharto adalah saat Bung Karno yang ketika tahun 1965 1967 menjadi bulan-bulanan media, bahkan dunia internasional, karena dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas Gerakan 1 Oktober 1965 (Gestok).
Itulah petikan pidato yang didengungkan oleh Presiden Pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia, Ir. Soekarno mengenai bagaimana seharusnya kita merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebenarnya saya sedang menulis artikel "Memenangkan Hati Guru", Qadarullah karena masih banyak hal lain yang harus didahulukan, akhirnya artikel itu masih saja menaruh rindu kepadaku.
Kendaraan yang ditunggangi Presiden Ir Soekarno terjelembab di lumpur hingga tidak dapat berjalan.
Menjelang Lebaran, Bung Karno menemui mantan Menteri Luar Negeri DR. Roeslan Abdoelgani untuk dicarikan uang.
Menteri Agama, KH. A. Wahid Hasyim (ayahanda Gus Dur), sedang memimpin shalat Idul Fitri 1 Syawal 1369 H/17 Juli 1950 di Lapangan Banteng, Jakarta. Tampak di belakangnya Moh. Natsir, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta serta pejabat Negeri kala itu.
"Kahar Muzakkir lontarkan: Ada orang budayanya tidak mau dipersentuh tangannya oleh bawahan. Umpamanya, kalau ada pengemis, kasih uang dilemparkan saja. Kalau dalam Islam tidak bisa. Dalam Islam harus diserahkan dengan cara baik. Jadi perikemanusiaan yang adil dan beradab. Adabnya ini tadi."
Indonesia bukan negara agama, tapi negara dengan dasar Pancasila. Muktamar NU 1936 di Banjarmasin telah memutuskan bahwa tanah nusantara adalah Darul Islam, tempat yang aman bagi umat Islam dalam menjalankan syariat Islam.
Jika kelahiran atau hari jadi Soekarno dianalogikan dengan kelahiran atau Hari Jadi Kota Surabaya, kapan sesungguhnya Kota Surabaya ini terlahir. Tanggal 31 Mei 1293, yang selama ini diperingati sebagai Hari Jadi Kota Surabaya, dinilai subyektif dan tendensius dan karenanya perlu dikaji ulang.
Soekarno dan Kota Surabaya bagai sekeping mata uang koin yang selalu berdekatan. Bahkan riwayat Soekarno dapat dipakai sebagai ilustrasi yang memudahkan kita untuk memahami riwayat Kota Surabaya.
Namun, terlepas dari itu semua makam Presiden Soekarno tidak pernah sepi dari para peziarah yang ingin mendoakan beliau dan mendapat keberkahan dari Sang Proklamator. Hal tersebut bisa terjadi karena ada fakta yang mungkin banyak orang belum mengetahuinya
Setelah diputuskan oleh Kyai Wahab Chasbullah dan KH. Idham Chalid untuk menerima konsep NASAKOM, selang beberapa bulan kemudian NU mengadakan pertemuan dengan cabang-cabang NU seluruh Indonesia guna membahas alasan terkait NU menerima konsep NASAKOM.
Sebuah koran Belanda, Nieuwe Courant (Keberanian Baru), pada Selasa, 20 Mei 1947, memberitakan kunjungan Bung Karno ke Jawa Timur dan sowan menemui Kyai Hasyim.
Hubungan antara Presiden Ir. Soekarno dan KH. Abdul Wahab Chasbullah adalah salah satu bab penting dalam sejarah politik dan keagamaan Indonesia, terutama dalam era menjelang dan pasca kemerdekaan.
Hingga kini, makam KH. Achmad Basyari terus menjadi tujuan ziarah yang ramai dikunjungi masyarakat, baik dari sekitar Cianjur maupun dari berbagai daerah di Indonesia. Sebagai seorang sufi yang dihormati oleh tokoh-tokoh besar, termasuk Presiden Soekarno, keberadaan makamnya di Desa Cikiruh, Sukanegara, Cianjur, memiliki daya tarik spiritual yang kuat.
Suatu hari, Gus Dur menemani ayahnya dalam perjalanan menuju Sukanegara untuk sowan kepada Ajengan Musa. Gus Dur mengenang saat-saat itu dengan penuh hormat dan kekaguman, terutama mengingat kedalaman ilmu dan kebijaksanaan yang dimiliki Ajengan Musa. Setelah mereka bersalaman, Ajengan Musa berbicara kepada KH. A. Wahid Hasyim dalam bahasa Sunda, mengisyaratkan suatu peringatan yang serius.
Nasi yang dihidangkan khas kegemaran Bung Karno: nasi putih yang pulen dan wangi, hangat, dengan lauk ayam panggang bumbu kemiri yang tidak terlalu halus menumbuknya dan tidak terlalu pedas, serta sayur bening, bayam dan jagung, yang agak manis rasanya. Inilah menu yang dihidangkan setiap Bung Karno berkunjung ke pesantren itu.
Kisah ini bukan hanya tentang seorang presiden dan gurunya, tetapi juga tentang bagaimana kekuatan spiritual dapat menjadi bagian penting dari perjuangan bangsa. Pesantren Cikiruh tidak hanya menjadi saksi perjuangan fisik, tetapi juga menjadi tempat di mana semangat perjuangan dilandasi dengan doa dan keikhlasan.
Salah satu benda bersejarah yang tersimpan di pesantren ini adalah Bendera Merah Putih berukuran besar, terbuat dari kain serat nanas yang dijahit. Sebelum menjahit bendera pusaka yang kita kenal, Ibu Fatmawati pernah meminjam bendera ini selama sebulan sebagai referensi.
Koneksi antara Bung Karno dan Kyai Achmad Basyari melalui Wiranatakusumah V memperlihatkan bagaimana peran strategis sosok "menak-santri" ini dalam menjalin relasi antara pemimpin nasionalis dengan ulama.