Islam merupakan agama dakwah yang mengajarkan umatnya untuk membina hubungan yang harmonis antara sesama manusia serta dengan Allah, dengan penuh kasih sayang.
Dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Allah SWT menyatakan bahwa pada awalnya manusia berada pada kondisi yang lemah, tidak punya apa-apa dan tidak berdaya, namun karena sayang-Nya kepada kita melebihi dari sayang seorang ibu kepada anaknya, rahmat-Nya mengalahkanya murka-Nya,
Kata Habib Umar, jika yang dimaksud dengan kebangsaan adalah rasa aman, keadilan, dan penghargaan terhadap sesama, maka itu adalah Islam, apa pun istilah yang digunakan. Kaum Muslimin harus menjaga hak-hak Nonmuslim ketika minoritas, apalagi ketika kaum Muslimin menjadi mayoritas.
Tuhan bahkan menegaskan bahwa penyebaran agama (dakwah) dengan cara-cara kekerasan justru bukan hanya akan gagal, tetapi juga membuat orang lari dan menimbulkan kebencian masyarakat.
Di antara amalan berbuat baik kepada kedua orang tua, baik ketika masih hidup maupun setelah wafat, ialah selalu mendoakan mereka setiap usai shalat dan waktu-waktu lainnya.
Aku tidak diutus oleh Allah sebagai pelaknat. Aku adalah seorang penyeru dan rahmat bagi manusia.” (Nabi Muhammad SAW)
“Orang yang imannya paling sempurna di antara kaum Mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istrinya.” (HR. At-Tirmidzi)
Saat sedang jatuh cinta menurut Islam, ada baiknya kita juga memanjatkan doa pada Allah SWT supaya bisa diberikan yang terbaik dalam urusan cinta yang sedang dirasakan
Memuliakan dzurriyyah Nabi itu bukan karena kesholehannya atau kealimannya, tetapi karena itu adalah keturunan Kanjeng Nabi. Kalaupun dzurriyyah Nabi itu seorang yang alim atau yang disebut ithratur rasul, maka kita justru double dalam memuliakannya.
Seribu alasan dengan dalih kesibukan dan tidak ada waktu kita abaikan dan pupuskan kasih sayang dan menciumi sang anak? Jawaban ada dalam pemilik hati dan kasih sayang. Pasti qalbu tidak akan mengingkari sahibnya
Pada hakikatnya, tidak ada seorang Muslim pun yang tidak mencintai Nabi Muhammad SAW. Ketika ditanya, pasti semua umat Islam di seluruh dunia mengaku mencintai Nabi Muhammad SAW, meski mereka hidup ratusan bahkan ribuan tahun setelahnya.
Dalam kehidupan di dunia ini setiap orang sangat membutuhkan rahmat atau kasih sayang dari dari Allah SWT. Dengan rahmat-Nya hidup ini kelak akan bisa dijalani sesuai dengan petunjuk Allah.
Dalam berinteraksi dengan orang tua, setiap anak harus memperhatikan rambu-rambu etika yang dalam khazanah keislaman disebut adab.
Nabi Muhammad SAW adalah sosok pemimpin yang sangat dekat dengan umatnya. Beliau mempunyai kasih sayang yang sangat besar kepada kaum lemah. Khususnya kepada para anak yatim.
Mengatakan setiap ulama yang dekat dengan kekuasaan itu adalah adalah tercela, dan merupakan sebuah kesalahan, karena banyak dari orang-orang sholeh yang masuk kepada penguasa dengan tujuan memberikan nasihat serta didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap umat Islam.
Ini sebuah kisah tentang kasih saying mbah Maimun Zubair Allah yarhamhu kepada santri-santrinya.
Setidaknya tiga kali saya mendapat kesempat berharga bisa khidmah kepada KH. Maimoen Zubair, tiap kali beliau ke Mesir. Dalam ziarah ketiga tahun 2005, saya mengagendakan untuk beliau berziarah wisata ke Luxor dan Aswan didampingi Ibu Nyai Heni Maryam.
Allah s.w.t. telah menciptakan makhluk sampai ketika Dia selesai menyempurnakan penciptaan mereka, rahim bangkit dan berkata, “Tempat (kuberdiri) ini apakah tempat orang yang minta perlindungan (kepadamu) dari memutuskan (silaturrahim)?”
Membina keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah atau saling menyayangi adalah harapan semua orang. Kehidupan berkeluarga yang baik juga menjadi salah satu media untuk mencapai ridho Allah.
Entah berapa kali terdengar ajakan dari lintas kalangan untuk berlaku menyayangi dan rukun di antara saudara, akan tetapi hanya ucapan saja. Berbeda saat ajakan tersebut terlontar dari masyayikh Alfalah Ploso Kediri. Mengapa demikian?
Selain berguru kepada para kekasih Allah SWT, Abah Guru Sekumpul juga bergaul dengan banyak tokoh yang merupakan sesama kekasih Allah. Di antara kisah menarik yang banyak dikenang terkait hal itu, adalah tentang hubungan Abah Guru Sekumpul dengan Habib Anis Al-Habsyi Solo.
Ini tulisan seorang warga/jamaah luar Kalsel. Kebersamaan warga Kalimantan merupakan contoh teladan terbaik di dunia dalam urusan berbagi dengan sesama.
Ketahuilah bahwa Allah SWT hendak memberitahukan kepada Jibril, seluruh malaikat, jin dan manusia bahkan kepada seluruh makhluk-Nya, bahwa Muhammad itulah kekasih-Nya. Demikian itu adalah hikmah utama yang ada di balik peristiwa tersebut.
Cinta Rasulullah SAW kepada kita semua merentang lebar dan dalam, hingga kepada pengertiannya yang manusiawi sekali terkait betapa terbatasnya kemampuan kita dalam beribadah kepada-Nya.
Salah satu anjuran kasih sayang kepada sesame makhluk adalah seperti hadis ini.
Islam mengajarkan agar manusia, secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memberikan perhatian dan pertolongan kepada mereka yang ditimpa kesusahan, penderitaan dan kelaparan.
Dalam banyak kitab tarikh, di antaranya Kitab Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, dikisahkan tentang perang Uhud di mana saat itu umat Islam mengalami kekalahan, dan Rasulullah SAW pun terluka. Gigi geraham beliau patah, bibir bawahnya sobek, dahi dan keningnya yang mulia juga bercucuran darah.
Jadi, pernikahan adalah transaksi atau perjanjian suci antar laki-laki dan perempuan di hadapan Allah untuk penyatuan tubuh dan ruh, jiwa dan raga untuk sebuah cita-cita luhur. Dalam dunia sufisme penyatuan ini dikenal dengan "Ittihad" atau "Hulul".
Istri dan suami adalah dua insan yang saling mengikatkan diri melalui perkawinan. Terdapat hak dan kewajiban bagi masing-masing termasuk yang berkaitan dengan adab.
Dengan memaknai shalawat lebih dalam melampaui kata-kata, maka semestinya makna kecintaan yang tertanam dalam shalawat itu mampu kita aplikasikan dalam kehidupan sebagai guide dalam bersikap kepada sesama dan lingkungan.
“Dunia adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah.” (HR. Muslim)
Meskipun cinta Rasulullah SAW kepada putrinya begitu besar, tetapi hal itu tidak menyebabkan lantas mendahulukannya daripada kepentingan umatnya. Rasulullah SAW tetap mendahulukan umatnya yang kekurangan daripada kepada Sayyidah Fatimah.
Foto ini adalah tentang kebiasaan kaum muslimin Turki di mana ketika tiba puncak musim dingin, mereka akan mendaki bukit-bukit salju lalu menaburkan gandum dan biji-bijian di atasnya.
"Sebaik-baik perempuan (istri) adalah yang menyenangkanmu apabila engkau memandangnya, yang taat apabila engkau memerintahkannya dan yang menjaga diri dan hartamu."
Baik Guru Sekumpul maupun Gus Dur, keduanya adalah ulama berpengaruh dan masyhur diyakini sebagai bagian dari sekian waliyullah, kekasih Allah.
Istilah yatim bukanlah kata yang asing di telinga kita. Ketika mendengar kata ini, terlintas dalam benak kita tentang seorang anak yang ditinggal orang tercinta dan paling berharga dalam hidupnya, entah itu ayah ataupun ibu.
"Orang-orang yang pengasih akan dikasihani (Allah) Yang Maha Pengasih, Maha Suci dan Maha Tinggi. Maka sayangilah orang yang ada di muka bumi, niscaya orang yang ada dilangit (malaikat) akan mengasihimu."
Cinta dan kasih sayang dalam Islam merupakan sebuah prinsip yang harus ditegakkan guna menciptakan keadilan dan kedamaian di muka bumi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cinta adalah suka sekali, sayang benar, kasih sekali, terpikat, ingin sekali, berharap sekali, rindu, khawatir, dan risau.
Kepada umatnya itu Rasululah SAW menyampaikan pesan-pesan moral agar menjadi umat yang berakhlak mulia, membangun kasih sayang di antara sesama dan kasih sayang kepada seluruh alam semesta.
Keyakinan Habib Umar bin Hafidz yang begitu kuat dan hanya bergantung kepada Allah SWT membuat dunia yang justru mengejarnya. Sebagaimana pesannya, beliau telah membuktikan rahasia di balik itu semua. Habib Umar bin Hafidz mampu mempermainkan dunia, bukan sebaliknya dipermainkan oleh dunia.
Habib Umar bin Hafidz adalah purnama yang memancarkan kasih sayang dan kedamaian sebagaimana teladan Rasulullah SAW. Beliau adalah cerminan ulama yang benar-benar memandang umatnya dengan kasih sayang sepenuhnya. Tidak ada celah kebencian sama sekali di dalam perangai indahnya itu.
Syaikh Ali Jum’ah juga menekankan agar tidak melihat Al-Qur’an dan Hadis dari sudut pandang halal-haram saja, tapi perlu melihatnya dari sudut pandang cara hidup Nabi, dan dari sudut pandang kemanusiaan.
Keteladanan dalam menuntun mayarakat mengenal Islam dengan penuh kasih sayang melalui pendekatan budaya di atas mencerminkan tentang keluwesan sikap dan luasnya pandangan KH. Chudlori.
“Pada hari ini setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang telah diusahakannya. Tidak ada yang terzalimi pada hari ini. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Al-Mu’min/Ghafir: 17)
Pihak Quraisy, melanggar ketentuan perjanjian dengan melakukan tindakan yang merugikan kaum Muslim. Kejadian ini menandai awal dari ketegangan yang semakin meningkat antara kedua belah pihak, memperumit dinamika hubungan antara Makkah dan umat Islam.
“Bukanlah yang dimaksud menyambung tali silaturrahim itu adalah sekadar kunjungan seseorang kepada yang lainnya dalam keadaan damai, tetapi (hakikat) yang dimaksud silaturrahim itu adalah ketika ada pertalian yang terputus, maka kemudian ada yang menyambungkannya kembali.” (HR. Bukhari)
“Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128)
Sebelum kita membahas zaman keemasan yang sering disebut sebagai puncak kemajuan dalam sejarah umat Islam, penting untuk mengenal sosok khalifah yang memimpin pada periode tersebut. Sikap dan karakter seorang khalifah memainkan peran krusial dalam mendorong kemajuan pemerintahan.
“Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah: 128)
Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan sosial memainkan peran penting dalam membentuk harmoni dan kedamaian di tengah masyarakat. Islam, sebagai agama yang mengajarkan kasih sayang dan kedamaian, memberikan panduan komprehensif mengenai hubungan sosial yang baik.
Islam mengajarkan umatnya untuk menjadi bagian yang baik dari masyarakat di mana mereka tinggal. Salah satu caranya adalah dengan menjaga nilai-nilai sejarah, menghargai para pahlawan, dan menghindari penghinaan yang dapat memecah belah persatuan.