Penjelasan hukum mengkhitankan anak setelah beberapa hari dari hari kelahirannya.
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan oleh mayoritas umat Islam di dunia, termasuk di Indonesia. Peringatan maulid selalu semarak dengan berbagai agenda dan tradisi yang menunjukkan ungkapan syukur dan cinta umat Islam atas lahirnya Baginda Nabi Muhammad SAW.
Para pendahulu mencatat hari kelahiran putra-putri mereka pada salah satu halaman salinan kitab (manuskrip) yang mereka miliki. Dijelaskan bahwa, Almarhum Syaikhu Masyayikhina Al-Muhaqqiq Al-Kabir Al-‘Allamah Abu Fihr Mahmud Muhammad Syakir (1327-1418 H/1909-1997 M) pernah menuturkan bahwa ayahnya telah mencatat hari kelahirannya pada halaman depan naskah salinan Al-Futuhat Al-Makkiyah.
Konsolidasi Organisasi Menuju Satu Abad Nahdlatul Ulama se-Kalimantan Barat (Kalbar) di Pontianak diselenggarakan hari Sabtu, tanggal 15 September 2018, pukul 19.30 WIB sampai selesai.
Di zaman modern saat ini, tentu banyak orang ingin mempunyai anak yang paham ilmu agama, alim dalam segala ilmu pengetahuan, bahkan tidak sedikit yang ingin memiliki keturunan ulama.
Masyarakat Muslim, khususnya di Indonesia merayakan peringatan kelahiran Rasulullah SAW dengan membaca riwayat perjalanan hidupnya, sebagaimana terdapat dalam Kitab Maulid Al-Barjanzi, Ad-Diba’i, Simtudrurar, Syaraful Anam, dan lainnya.
Sesungguhnya ibunda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam saat melahirkannya Nabi melihat cahaya yang menerangi istana-istana negeri Syam
Dengan apa kau mendapatkan kehormatan seperti ini? tanya mereka. Berkat penghormatan terhadap hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW,” jawab waliyullah tersebut
Bulan Rabiul Awal adalah bulan ketiga dalam urutan kalender hijriyah. Bulan ini merupakan salah satu bulan yang dimuliakan oleh umat Islam, sebab di bulan ini lahir seorang yang sangat mulia dan dicintai oleh umat islam di seluruh dunia.
Sebenarnya dalam aqiqah dan qurban ada persamaan diantara kedua ibadah ini yakni sama-sama sunnah hukumnya menurut madzhab Syafi’i (selama tidak nadzar), serta adanya aktivitas penyembelihan terhadap hewan yang telah memenuhi syarat untuk dipotong.
Tahukah Anda bahwa NU itu lahir atas petunjuk dari langit? Apa buktinya?
Umat Islam biasanya menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi dengan beragam tradisi dan budaya. Setidaknya di setiap acara peringatan tersebut, dibacalah kitab Maulid Nabi, seperti Al-Barzanji, Ad-Diba'i, Simtud Durar, Syaraful Anam, Ad-Dhiyaul Lami', dll.
Sesungguhnya inilah yang terjadi saat bulan ke sembilan kehamilan Sayyidah Aminah. Bagaimana kisahnya?
Dua orang dalam foto ini, adalah orang-orang istimewa yang proses menjelang kelahirannya mirip dan luar biasa.
Maulid Nabi SAW adalah salah satu ajang yang sangat sakral untuk mengembalikan jati diri kita sebagai hamba Allah dan sebagai umat Baginda Nabi SAW. Oleh karena itu, seyogyanya kita bisa memperhatikan dengan seksama arti atau makna yang terkandung di dalam pembacaan Maulid Nabi SAW.
Para Nabi Mengucapkan Selamat Menyambut Hari Kelahiran Rasulullah Saw
dzan tidak hanya untuk memberi tahu waktu shalat. Ada beberapa riwayat hadis yang menunjukkan adzan dilakukan selain waktu shalat;
Qasidah Burdah Terjemah: Pasal 4 Kelahiran Rasulullah SAW
Syekh Ali Jaber yang merupakan ulama kelahiran Madinah, Arab Saudi, ini mengaku sangat nyaman jika dirinya dikawal oleh Banser ketika akan mengunjungi suatu daerah untuk menyampaikan mau’idzoh.
Puasa Weton, puasa di hari kelahiran, sejauh ini belum banyak ditemukan dalam kitab-kitab Fikih yang menyatakan sunah.
Malam kelahiran Nabi adalah malam yang bertaburan cahaya yang memancar dari langit biru bening. Syaikh Al-Barzanji menyenandungkan kidung-kidung Madah dan puisi-puisi Na’tiyah menyambut kelahiran sang Nabi, sang calon pemimpin dunia itu.
Adalah Fauzi, santri Pesantren Al-Ittihad Cianjur yang berasal dari Seruway, Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam.
Siapa pun pasti menginginkan anak-anaknya berbakti kepada orang tua, berakhlak mulia dan berilmu. Tetapi di era yang serba praktis dan cepat ini, terkadang orang tua lalai atau bahkan ada yang abai dalam mendidik anak.
Sayyid Abdullah adalah ayah Baginda Nabi Muhammad SAW. Sejak dalam kandungan, ayahnya itu telah meninggal dunia. Dengan demikian, Baginda Nabi Muhammad SAW adalah seorang yatim sejak belum lahir.
Jika kita mencoba memutar ruang waktu dan berhenti pada tahun 571 Masehi, kita akan melihat sebuah suasana bak pesta yang melibatkan seluruh makhluk di alam semesta ini. Kegembiraan beraduk dengan isak tangis kebahagiaan atas kelahiran seorang yang dinantikan kehadirannya.
"Katakanlah, dengan anugerah Allah dan rahmat-Nya (Nabi Muhammad SAW) hendaklah mereka menyambut dengan senang gembira."
Imam As-Suyuthi menginformasikan kepada kita bahwa penguasa Irbil, sebuah kota yang terletak di negara Irak bagian utara, Raja Al-Muzhaffar Abu Sa’id Kaukibri, adalah orang pertama yang menyelenggarakan peringatan kelahiran nabi secara megah dan besar-besaran.
Menurut sumber-sumber sejarah Islam, ketika kehamilan Sayyidah Aminah mencapai bulan kesembilan dan momen kelahiran Nabi Muhammad SAW semakin dekat, Allah SWT mulai melimpahkan berbagai anugerah sejak awal bulan hingga malam ke-12 Rabiul Awal, malam kelahiran Al-Musthafa, Muhammad SAW.
Matahari Tidak Mengalami Gerhana Disebabkan Kematian atau Kelahiran Seseorang
Matahari Tidak Mengalami Gerhana Disebabkan Kematian atau Kelahiran Seseorang
Mari memuliakan Bulan Rabiul Awal ini dengan sebaik-baiknya memuliakan. Mengagungkannya dengan memperbanyak shalawat, shalat, sedekah, puasa, dan segala bentuk amal kebajikan lainnya.
Sesungguhnya perayaan peringatan Maulid Nabi SAW merupakan ekspresi atau ungkapan rasa bahagia dan senang kepada Nabi Al-Musthofa (nabi pilihan), dan bahwa kelahirannya membawa keberkahan dan manfaat yang besar, bahkan kepada orang kafir (Abu Lahab).
Tidak diragukan lagi jika Rasulullah SAW adalah lebih agung-agungnya rahmat Allah SWT kepada umat manusia, bahkan seluruh alam semesta. Anjuran bersyukur-bahagia pada ayat tersebut tidak dibatasi waktu dan tempat.
Perbedaan watak antara satu orang dengan lainnya pun juga dipengaruhi oleh weton seseorang. Dalam hal ini, seseorang yang lahir, misalnya memiliki weton Rabu Pon pada umumnya akan sangat berbeda karakternya dengan orang yang memiliki weton Senin Pahing.
Di berbagai belahan dunia, khususnya di Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Afrika, umat Islam memperingati Maulid Nabi dengan beragam cara, seperti pembacaan syair-syair pujian kepada Nabi, shalawat Nabi, ceramah keagamaan, serta dzikir dan doa bersama.
Di bulan Rabiul Awal ini, kita menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Kita harus memahami arti pentingnya merayakan kelahiran beliau, yang mana kemudian dikenal dengan perayaan Maulid Nabi.
Menurut riwayat yang masyhur dalam literatur Islam, Abu Lahab merasa sangat gembira ketika Nabi Muhammad SAW lahir. Kegembiraan ini diwujudkan dengan memerdekakan Tsuwaibah, seorang budak perempuan yang membawa kabar kelahiran tersebut.
Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW bukan sekadar perayaan, melainkan juga merupakan kesempatan untuk menghidupkan kembali ajaran-ajaran beliau melalui pembacaan dan pemahaman tentang Sirah Nabawiyyah, yakni kisah kehidupan Rasulullah SAW.
Jam’iyyah Hadrah ini didirikan oleh KH. Abdurrokhim bin Abdul Hadi di Pasuruan sekitar tahun 1918. Beliau wafat pada bulan Dzulqo’dah tahun 1370 H atau sekitar tahun 1952 M dan dimakamkan di Pemakaman Masjid Jami’ Al-Anwar, Pasuruan.
Tanah kelahiran adalah tempat yang memiliki tempat khusus dalam hati setiap manusia. Begitu pula bagi Nabi Muhammad SAW, Makkah bukan sekadar tempat lahir, tetapi tempat yang sangat dicintainya.