Pondok Pesantren Kyai Syaikhona Mohammad Kholil Bangkalan Madura Jawa Timur Indonesia yang didirikan oleh Kyai Haji (KH) Kholil
Mbah Ma’shoem diperkirakan lahir pada tahun 1868. Beliau adalah anak bungsu pasangan Ahmad dan Qosimah
Dengan izin Allah SWT batu itu seketika berubah menjadi emas murni 24 karat, pak polisi terbelalak matanya melihat kejadian aneh itu.. Mbah Kholil juga menunjuk batu yg lain, dan seketika batu itupun juga berubah menjadi emas
Pembaca kitab Shahih bukhori muslim di Bulan Ramadhan adalah kebiasan khusus Kiai Hasyim Asy'ari. Dalam buku "Profil Pesantren Tebuireng" dijelaskan bahwasanya pengajian itu dimulai dari tanggal 15 sya'ban sampai 27 Ramadhan
Syekhona Kholil Al-Bangkalani berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kyai Hamim, putra dari Kyai Abdul Karim bin Kyai Muharram bin Kyai Asror Karomah bin Kyai Abdullah bin Sayyid Sulaiman Basyeiban
Ketika Syekh Kholil al-Bangkalani ketinggalan pesawat. Bagaimana kisahnya?
Banyak kalangan sekarang kehilangan arah, meski dia telah belajar ilmu hingga perguruan tinggi. Apa sebab?
Sudah jadi pandangan umum bahwa di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asy’ari dipanggil dengan gelar “Hadratussyaikh” (Maha Guru). Sebuah gelar istimewa yang sebenarnya bukanlah merupakan gelar sembarangan.
SMK Al - Kholily didirikan pada tahun 2012. Terletak di Jl. A. Yani No. 05 Dusun Krajan Barat Desa Mlokorejo Kecamatan Puger Kabupaten Jember.
Dulu ketika masih kecil dan belum masuk pesantren, saya bisa dikatakan "awam" pengetahuan tentang sosok Syaikhona kholil Bangkalan. Yang saya ketahui dari para Santri, beliau yang saya ziarahi makamnya bersama ribuan santri Bangkalan pada setiap malam Jum'at itu adalah salah satu "Bujhuk" (buyut) saya.
Salah satu kunci keagungan Syaikhona Kholil Bangkalan adalah karena akhlak dan adabnya. Kenapa bisa demikian?
Ini adalah pelajaran tentang cara memberi Nasihat yang baik dari Syaikhona Kholil Bangkalan.
Suatu hari, Syeikhona kerawuhan tamu dari tanah Jawa; seorang kiai yang santrinya masih berjumlah puluhan. Setelah diajak duduk sambil menikmati suguhan, tamu tersebut mengutarakan keperluannya pada tuan rumah yang mulia.
Tidak ada guru yang mantan. Semua guru kita akan tetap menjadi guru kita. Bagaimana maksudnya?
Syaikhona Kholil atau lebih dikenal dengan Mbah Kholil Bangkalan adalah sosok guru yang memberi isyarat kepada KH. Hasyim Asy'ari untuk mendirikan organisasi para ulama yang kemudian bernama Nahdlatul Ulama.
Yang istimewa dalam kitab ini adalah nama-nama guru Syaikhona Kholil di tanah Hijaz yang disebutkan dengan sangat lengkap. juga ketika Syaikh Yasin menerangkan sekilas tentang Akhlak dan Manaqib Syaikhona, setelah menyebut bahwa Syaikhona adalah sosok gemar membaca wirid dan Al-Quran,
Selama ini kita mengenal Syaikhona Kholil lebih karena kewalian, tetapi manuskrip ini tunjukkan kealiman Syaikhona Kholil.
Musnid Ad-Dunya, Syaikh Yasin Al-Fadani, menulis biografi Syaikhona Kholil Bangkalan dalam beberapa lembar kertas yang lebih banyak memuat perjalanan ilmu Syaikhona Kholil selama di Makkah, sejak usia masih muda.
Ketika sedang asyik mengobrol, tiba-tiba datang seorang "gembel" dengan pakaian lusuh sambil menuntun seekor anjing masuk ke ruangan,
Janganlah kita melihat dan menilai pada sesama itu dari segi dhahir dan fisiknya semata
Karamah merupakan perkara yang sangat luar biasa yang tampak pada seorang wali yang tidak disertai dengan pengakuan seorang Nabi. Dari sosok Syaikhona Kholil yang merupakan seorang Ulama Besar tentunya memiliki karamah.
Setelah SK Ma'had Aly Nurul Cholil (didirikan oleh KH Zubair Muntashor, Cicit Syaikhona Kholil) diterbitkan dengan Spesifikasi Fikih Muamalah, maka hari ini adalah kuliah perdana.
KH Nengrom Putra KH Kholil AG Bangkalan didatangi mimpi oleh almarhum KH Kholilur Rohman, cucu Syaikhona Kholil Bangkalan. Beliau menyuruh...
Tulisan ini berisi tentang surat dari Syeikhona Kholil pada putrinya yakni Nyai Hatimah. Ada banyak catatan, doa, amalan dan hikmah yang bisa diambil dari surat ini.
Suatu hari, Syaikhona Kholil Bangkalan kedatangan tiga tamu yang menghadap secara bersamaan. Mereka bertiga ini beda profesi, ada yang pedagang, ada penganten yang belum punya keturunan, dan ada petani.
KH. Misbahul Munir Kholil, M.A Ulama Nahdlatul Ulama Jakarta
Dari belasan manuskrip yang ditemukan oleh Tim Turots Syaikhona Kholil, ada satu kitab yang menurut saya sangat berharga dan menarik. Sebuah kitab dengan belasan halaman yang berisikan biografi Syaikhona Kholil.
Semasa hidupnya KH. Munawwar Adnan Kholil terkenal sebagai sosok yang sabar dan tidak sombong karena ia tidak membeda-bedakan. Bahkan, terhadap orang yang baru dikenalnya beliau bersikap apa adanya seperti menanggapi para saudaranya. Sehingga masyarakat sekitar sangat menghargai dan menghormati beliau sebagai sosok kiai yang berwibawa dan juga rendah hati.
Akhir abad 19. Seorang pemuda bernama Saleh dan kedua temannya berangkat dari Pemalang, Jawa Tengah. Tujuannya menuju Bangkalan, Madura.
Dalam suatu kesempatan KH. Kholil Bisri (kakak kandung KH. Musthofa Bisri (Gus Mus) memberikan ijazah 'aam kepada para santri muda berupa "vitamin" anti-kanker (kantong kering).
Mengenang kebersamaan dengan Kiai Imam Kholil, salah seorang warga Sarang bercerita: pada tahun 1965 terjadi pemberontakan PKI. Satu minggu sebelum peristiwa tersebut, yakni pada hari Jumat, Kiai Imam memesan bambu runcing dalam jumlah besar.
Suatu ketika seorang santri beliau bertamu ke ndalem beliau dan disuguhi makanan dan minuman (kebetulan sang santri entah sedang berpuasa sunnat ataukah berpuasa karena mendalami ilmu hikmah) menolak tawaran Kiyai Kholil.
Syekh Kholil memerintah KH. Syamsul Arifin untuk mengambil kerocok (sejenis daun aren yang dapat mengapung di atas air) untuk dipakai perjalanan menuju Makkah. Setelah mendapatkan kerocok, lantas Syekh Kholil menatap ke arah Makkah, tiba-tiba kerocok yang ditumpanginya berjalan dengan cepat menuju Makkah.
Usia Munawwir muda saat itu sekitar 10-an tahun. Syaikhona Kholil biasa menandai santri-santrinya. Ada beragam santri, tandanya beda-beda, sesuai dengan keistimewaan yang kelak akan dimiliki santri tersebut.
Kali ini penulis ingin mengajak pembaca menyelami jejak dakwah dan perjuangan KH. Mas Mansur Ndresmo. Pastinya, bukan Kiai Mas Mansur yang juga masyhur dan akhirnya menjadi tokoh Muhammadiyah.
Kesunahan rokok menurut Mbah Kholil Bangkalan.
Shalawat Nabi adalah amalan yang memiliki banyak fadhilah, barang siapa yang mengamalkannya, insya Allah akan diberikan keselamatan dalam hidupnya di dunia dan akhirat.
Pada masa transisi kemerdekaan, KH. Dahlan Kholil juga aktif dalam perlawanan melawan penjajah. Kala itu, Darul Ulum menjadi markas Laskar Hisbullah dan Laskar Hizbul Wathon. Bahkan adik beliau, Bisri Kholil juga turut bergabung menjadi bagian dari Laskar Hizbullah.
Sekitar tahun 1927, ayah KH. Bisri Kholil mengajaknya untuk pergi ke tanah suci Makkah.
KH. Sufyan Kholil lahir pada 29 Oktober 1929 di Rejoso, Jombang, Jawa Timur. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Kholil Rejoso dengan istri yang kedua.
Ada banyak kisah yang patut kita baca tentang kelebihan para ulama di Nusantara ini. Mulai dari kisah jadzab, karomah, bahkan kisah-kisah yang menurut kita tidak masuk akal namun pernah terjadi.
Kisah kemustajaban doa santri Syaikhona Mbah Kholil Bangkalan.
Kesaktian lafadz Qoma Zaidun Mbah Kholil Bangkalan.
Naskah kitab tulisan tangan Syaikhona Kholil, kitab Alfiyah, ditemukan kembali. Kitab ini adalah kitab keempat yang tercatat tahun 1285 Hijriyah. Diperkirakan, kitab ini ditulis sewaktu Syaikhona Kholil berusia 33 tahun.
Terkait usulan Syaikhona Kholil Bangkalan ditetapkan sebagai pahlawan nasional, Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI) Tri Rismaharini menanggapi. Apa tanggapannya?
Niat awal saya, selain ingin tabarruq kembali ke astah/ pasarean/ makam Syaikhona Muhammad Khalil Bangkalan, juga silaturahmi ke kediaman RKH. Usman Hasan Khalil selaku Ketua Lajnah Turots Ilmi Syaikhona Muhammad Kholil, pada Sabtu (20/02/2021).
Salah satu cicit dari KH. Rd. Muhammad b. Alqo memperlihatkan kepada kami naskah kuno tulis tangan (manuskrip) peninggalan sang buyut.
Berkah keramat Syaikhona Kholil Bangkalan, sekarang banyak penduduk Madura yang sudah menetap di Arab Saudi. Ini berawal dari kisah keramat beliau : Setiap sore beliau meminta kepada sang guru Syekh Abdul Ghoni bin Shubuh bin Ismail Al Bimawy rahimahullah (Bima, Sumbawa) seraya berkata
Syaikhona Kholil Bangkalan merupakan salah satu pembesar ulama di masanya. Setiap harinya beliau selalu didatangi oleh banyak tamu untuk sowan kepada beliau. Suatu malam hujan lebat turun, tiba-tiba di pelataran rumah syaikhona kedatangan seorang kakek sepuh yang lumpuh, ia berjalan dengan cara "ngesot."
Alkisah, ketika Bahar kecil mondok di pesantren Syaikhona Kholil, beliau bermimpi tidur dengan istri Syaikhona Kholil. Pagi harinya (versi lain waktu Subuh) Syaikhona Kholil keluar dengan membawa pedang (versi lain golok tumpul) sambil marah-marah pada santrinya.
Didapat keterangan bahwa Kyai Kholil bin Kyai Abdussyukur pernah 'nyantri' pada Kyai Kholil Bangkalan, Madura. Juga beliau pernah lama menuntut ilmu di Tanah Arab, Mekkah Arab Saudi. Untuk informasi guru dan lainnya di Tanah Arab, Bapak Nuri belum mendapat infirmasi detail.
Laduni.ID Jakarta - KH. Ali Mas'ud atau yang biasa disebut Gus Ud adalah seorang wali majdzub dari Pager Wojo Buduran Sidoarjo. Konon beliau sering terlihat di jalan-jalan Pasuruan.
Kehadiran KH. Hasyim Asy’ari ke Pulau Madura yang kala itu masih sangat muda, bukan sekedar jalan-jalan menikmati Pulau Garam, namun niatnya untuk menimba ilmu di Demangan Barat Bangkalan Madura, di pondok Syaikhona Kholil Bangkalan. Namun, niat tulus KH. Hasyim Asy’ari kala itu tak disambut baik, malah mendapat pengusiran.
Laduni.ID Jakarta – Pada saat itu, Syaikhona Kholil mengajar santri-santrinya kitab Jurumiyah, memang cukup jarang untuk zaman sekarang jika seorang ‘kiai besar’ yang mulang ‘kitab kecil’ layaknya Jurumiyah karena berbagai aspek.
“Sidik Jember, Sidik Jember, Sidik Jember!” Begitulah R. KH. Moh. Kholil, pengasuh Pondok Pesantren Kademangan Bangkalan, berteriak-teriak menyambut santrinya Mohammad Sidik, dari Lasem, ketika sowan ke Bangkalan untuk menanyakan gundah hatinya terkait dengan masa depan pengabdian hidupnya di jalan Tuhan.
Sayyid Mujtaba – begitu kami biasa memanggil beliau – adalah sosok yang alim luar biasa (di Darul Musthafa beliau bahkan dipasrahi untuk mengajar materi-materi sulit di kelas tinggi) saya sendiri pernah mengaji kepada beliau Ilmu Ushul, Mutammimah Jurumiah dan Kitab Nahwu Qotrunnada karya Ibnu Hisyam itu.
Kala itu musim haji telah tiba, dan sebagaimana yang telah berlaku hingga menjadi tradisi, seluruh penduduk Bangkalan yang hendak menunaikan ibadah haji terlebih dahulu sowan kepada Syaikhona Kholil. Diantara banyaknya yang berkunjung meminta restu keberangkatan, ada seorang calon jamaah haji yang Syaikhona titipkan surat untuk diberikan kepada seekor anjing hitam sesampainya di Majidil Haram
Tulisan ini sekedar self reminder atau pengingat untuk diri sendiri, atau mungkin untuk banyak ustadz dan pengajar yang meremehkan masalah muthola’ah sebelum mengajar dengan dalih “ah materinya gampang.. ah sudah paham..
KH. Muhammad Hasyim Asy’ari merupakan ulama besar ahli hadits yang sangat tersohor di masanya. Sebagai pendiri NU, beliau (KH. Hasyim Asy’ari) tentunya mempunyai kapasitas ilmu yang tak perlu diragukan. Beliau memiliki gelar “Hadratussyekh”, gelar yang tidak sembarang ulama bisa miliki
KH. Kholil As’ad Samsul Ulama Nahdlatul Ulama Muslim Situbondo Jawa Timur
KH. Munawar Adnan Kholil merupakan pendiri Pondok Pesantren Daruttaqwa Suci Manyar, Gresik atas perintah sang guru demi melestarikan peninggalan para kiai sepuh.
Makam Syaikhona Kholil berada di Desa Martajasah, Bangkalan, Madura. Namun selain makam Syaikhona Kholil, adapula makam-makam waliyullah lain yang tak jauh dari lokasi makam Syaikhona Kholil
Syekh Abdul Adzim Al-Maduri adalah seorang mursyid yang pertama kali membawa Thariqah Naqsyabandiyah dari Mekkah ke Pulau Madura.
KH. Asror sendiri adalah kakek dari KH. Abdul Latif, ayahanda Syaikhona Kholil Bangkalan
KH. Kholil bin Mahalli Ulama Nahdlatul Ulama Benda Brebes Jawa Tengah
Sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama tak lepas dari restu Syaikhona Muhammad Kholil bin Abdul Lathif Bangkalan, guru para ulama di Nusantara, Karena itu, semangat dan dorongan spiritual dari Syaikhona berhasil menjadikan tokoh-tokoh muassis (pendiri) NU
Sheikh Kholil Bangkalan is Bangkalan Ulama. He is Teacher from teacher Ulama Country
Alkisah Ketika Mbah Hasyim nyantri di Bangkalan beliau diberi tugas mengurusi kuda milik Mbah Kholil hingga kesempatan untuk ngajipun tidak banyak.
Syekh Muhammad Kholil atau yang kerap dipanggil dengan Syekh Kholil Bangkalan atau Mbah Kholil yang memiliki gelar Syaichona yang bermakna Mahaguru, orang yang dihormati sebagai gurunya para kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU) dan ulama-ulama seantero Nusantara.
Ijazah Wirid Gunung Harta tulisan tangan Mbah Kiai Kholil sendiri.
KH. Mahfudz Kholil, lahir tahun 1926, adalah putera ke-4 dari pasangan KH. Kholil Asy’ari dan Nyai Halimah binti KH. Moh Thohir, Bungkuk, Singosari, Malang.
KH. Anwar Nur, Pendiri Pesantren Al Kholiliyah An Nuroniyah Bangkalan
KH. Quhwanul Adib Munawwar Kholil lahir di Grobogan, 25 Juli 1964 dari pasangan bahagia KH. Munawwar Kholil dan Nyai Hj Maslamah. Kiai Adib dibesarkan di lingkungan religius Ayah beliau merupakan pendiri Pondok Pesantren. Al-Maram, Manduran, Grobogan, Jawa Tengah.
KH. Abi Sudjak adalah ulama besar dari Sumenep Madura, beliau adalah pendiri NU Sumenep dan pengasu pesantren Asta Tinggi.
KH. Chamzah Ismail, Pesantren Bahauddin Al-Ismailiyah, Sidoarjo
KH. Kholil Hamid bergandengan dengan KH. Amin Sholeh dalam membesarkan Madrasah Mu'allimiin Mu'allimat yang sekarang menjadi MTs dan MA HA Hasyim Asy'ari Bangsri.
Syekh Kyai Haji Raden Muhammad Zarkasyi, dikenal sebagai Mama Eyang Cibaduyut. Beliau putra dari KH. Rd. Muhammad Ali atau Mama Antapani. Mama Eyang Cibaduyut, lahir 16 Syawal 1285 H/1864
Laduni.ID, Jakarta - Hari ini Selasa, 23 April 2024 bertepatan hari wafat Syaikhona Kholil Bangkalan.
Kyai Shobari lahir pada 1831 M atau 1246 H. Kendati demikian tak ada sumber yang menjelaskan tanggal lahirnya.
Mari kita sejenak mendoakan beliau, semoga apa yang beliau kerjakan menjadi amal baik yang tak akan pernah terputus dan Allah senantiasa mencurahkan Rahmat-Nya kepada beliau.
KH. Achmad Aruqot dilahirkan di Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo pada tahun 1885. Ayahnya bernama Kyai Asfiya’ dan ibunya benama Nyai Tufah.
Молитвы и благие дела являются важной частью жизни человека, особенно для верующих, которые уверены в божественной силе.