KH Munif mengungkapkan sikapnya betapa cinta pada NU,sehingga jadi butiran debu yg abadi mau.
Kiai Munif, juga sosok yang sangat cerdas, menurut beberapa saksi, termasuk putra-putrinya, beliau itu menguasai banyak bahasa, mulai Arab, Inggris, Mandarin, Jepang, Prancis, Spanyol dan sebagaianya.
Kiai Munif menjadi sosok yang lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar. Kamar yang selalu dalam keadaan gelap gulita, tanpa secercah cahaya.