LADUNI.ID, Jakarta – Alkisah, suatu waktu gegara sopirnya ngantuk, pernah KH. Mahrus Ali bin Ali Lirboyo bersama mobilnya kecebur dan tenggelam di tengah Bengawan Solo , Sembayat Gresik.
Kiai Shaleh Darat dikenal dengan ulama yang produktif menulis kitab dan banyak karomah. Bagaimana kisahnya?
Ini adalah kisah karomah dari KH Hasyim Asy'ari beserta amalan yang dilakukannya. Bagaimana kisahnya? Apa saja amalan itu?
Kisah karomah Guru Sekumpul (KH Muhammad Zaini Abdul Ghani) bukan saja masyhur di Kalimantan saja.
Habib Sholeh BSA yang berasal dari Jawa, baru tinggal di Kalimantan Selatan, kemudian beliau mengajar di Al Falah. Beliau mengajak istri yang baru dinikahinya, seorang syarifah dari kalangan kaya.
Abah Guru KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul), memiliki banyak sekali karomah. Di antaranya adalah terdapat suatu peristiwa karomah dari Abah Guru Sekumpul ketika menurunkan hujan.
Beliau masyhur disebut Habib Neon. Nama aslinya adalah Habib Muhammad bin Husein al-Aydrus. Nama Habib Neon bukanlah sebatas nama biasa. Tapi itu sebuah nama yang berawal dari kisah menakjubkan
Kalau berbicara sosok waliyullah dan ulama’ yang zuhud dan penuh karismatik pasti tak lepas dari sosok beliau Si Mbah Kyai Haji Noer Durya Bin Sayid. Beliau adalah kyai yang sangat zuhud, dan hidup di pinggir sungai di daerah Walangsanga Moga Pemalang Jawa Tengah.
Nama beliau adalah Al Habib Syechan bin Musthofa Al Bahar, Seorang yang sering sekali disebut-sebut oleh para ulama dan para habaib sebagai Waliyullah yang Jadzab (nyeleneh).
Hisyam Nadzir, mantan Menteri Perminyakan Opec Arab Saudi, seorang Wahabi yang sama sekali tidak mempercayai adanya karomah dan tidak pernah mau bertawassul.
Akhir abad 19. Seorang pemuda bernama Saleh dan kedua temannya berangkat dari Pemalang, Jawa Tengah. Tujuannya menuju Bangkalan, Madura.
Dalam manakib beliau diceritakan banyak ulama dari penjuru Nusantara belajar kepada beliau. Palembang memang dikenal sebagai kota tempat bermukim dan berdakwah para habib dan ulama besar
Beliau salah seorang wali dan ulama dari Ahlil Bait Ba’alawi yang bertabur karamah. Beliau adalah..
Malam itu, beliau dan beberapa santrinya tidak bertemu dengan Habib Sholeh Tanggul, akhirnya beliau putuskan untuk menginap di Kota Tanggul.
Suatu ketika seorang santri beliau bertamu ke ndalem beliau dan disuguhi makanan dan minuman (kebetulan sang santri entah sedang berpuasa sunnat ataukah berpuasa karena mendalami ilmu hikmah) menolak tawaran Kiyai Kholil.
Nama beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad, tapi beliau lebih familiar dengan nama "Tuan Guru Tretetet". Gelar "Tretetet" itu konon disematkan padanya karena beliau gemar tertawa, dan suara tawa beliau serupa itu. Beliau adalah seorang waliyullah, Kekasih Allah, Murobbi Mursyid tanpa murid, Tuan Guru tanpa pesantren.
Usia Munawwir muda saat itu sekitar 10-an tahun. Syaikhona Kholil biasa menandai santri-santrinya. Ada beragam santri, tandanya beda-beda, sesuai dengan keistimewaan yang kelak akan dimiliki santri tersebut.
Ada sebuah kisah tentang Abah Anom menghadapi seorang kapten yang akan menjajal ilmu Abah Anom. Seorang kapten dan anak buahnya mendatangi Pesantren Suryalaya.
Berdasarkan cerita KH Nurul Huda Djazuli, sosok Kiai Ma’ruf Donglo, Kediri adalah sosok yang meskipun sudah sepuh, tetapi sangat galak (tegas). Terus jenggotnya sudah putih.
Ada banyak kisah yang patut kita baca tentang kelebihan para ulama di Nusantara ini. Mulai dari kisah jadzab, karomah, bahkan kisah-kisah yang menurut kita tidak masuk akal namun pernah terjadi.