Tetapi di tangan Kiai Husein, saya mendapatkan pemandangan lain. Tentu, selain ia perempuan yang tangkas dan cerdas, juga “tomboi.” Kata tomboi dalam bahasa Arab sering disebut rajulah, bukan mutarjillah.
K Jazuli Syafa mengingatkan supaya warga NU tidak boleh meninggalkan ngaji, apalagi tidak mau ngaji kitab kuning.
Misalnya di dalam kitab Hasyiyah Qalyubi. Di Bab Waqaf beliau memberi tanda dan menulis "Tidak boleh Merubah Waqaf
Anggota Banser dengan telaten membeli satu persatu kitab besar, sementara saya yang pernah aktif di Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jatim selama 10 tahun hanya mengandalkan kitab listrik di laptop dan tidak memiliki koleksi sebanyak itu.
Selama ini jika mendengar nama KH. Arwani Amin Kudus, yang terlintas adalah ulama ahli Qiraat. Atau jika pendengarnya orang-orang sepuh, maka yang terfikir beliau mursyid thariqoh.