Salah satu syarat sah shalat adalah menghadap kiblat (ka'bah), kecuali bagi musafir yang melaksanakan shalat sunnah, orang yang dalam keadaan perang, dan orang yang buta arah atau isytibahul qiblah. Bagaimana jika kita shalat tanpa mengetahui letak pas posisi kiblat tersebut?
Laduni.ID, Jakarta Meluruskan shaf shalat termasuk dari kesempuranaan shalat. Di samping itu shaf shalat yang lurus dan rapi akan terlihat indah.
Masih banyak kalangan salafi wahabi yang salah memahami tentang makna meluruskan dan merapatkan shaff shalat.
Menurut Imam Abu Ja'far ibnu Jarir semua kalangan ahli tafsir telah sepakat bahwa yang dimaksud dengan shiratal mustaqim ialah "jalan yang jelas lagi tidak berbelok-belok (lurus)". Namun ketika bicara secara konkrit apa yg dimaksud, Tafsir at-Thabari kemudian menampilkan sejumlah riwayat berbeda untuk mengurai makna konkrit shiratal mustaqim: 1. Kitabullah (Al-Qur’an)
Pandangan Prof. Habib Quraish Shihab tentang hukum meluruskan dan merapatkan gigi yang berjarak.
Terlentang dan meluruskan kaki di masjid
Meluruskan barisan shaf ketika dikumandangkan iqamah atau sesudahnya
Meluruskan barisan shaf ketika dikumandangkan iqamah atau sesudahnya
Imam menghadap ke arah makmum ketika meluruskan shaf
Meluruskan shaf merupakan kesempurnaan shalat
Meluruskan shaf merupakan kesempurnaan shalat
Dosa orang yang tidak menyempurnakan (meluruskan dan merapatkan) shaf
Orang kafir membunuh seorang muslim kemudian ia masuk Islam dan berlaku lurus, kemudian ia terbunuh
Orang kafir membunuh seorang muslim kemudian ia masuk Islam dan berlaku lurus, kemudian ia terbunuh
Meluruskan barisan dan keutamaan shaff pertama
Meluruskan barisan dan keutamaan shaff pertama