Pondok Pesantren Hidayatul Mubarok (selanjutnya disingkat PPHM) didirikan oleh KH. Ahmad Sholihan Thoyib, seorang kyai yang berasal dari Tulung Agung, didirikan sejak tahun 1989
Pada tahun 1950 Abhar Muhiddin kembali ke tanah Lombok dan dipanggil dengan nama Ustaz H. Abhar Muhiddin.
Pondok Pesantren Nurul Islam yang terletak di Jalan Swasembada No. 120, Kekalik, Sekarbela, Mataram, Nusa Tengara Barat. Pesantren yang didirikan pada Juli 2014 menjadikannya pesantren termuda di Mataram.
Mantan Rektor Universitas Al-Azhar Prof Dr Ibrahim Hud Hud saat menghadiri welcoming dinner Konferensi Ulama Internasional di Mataram, NTB
Wayang di zaman kerajaan Mataram mengalami perkembangan yang signifikan dengan adanya pengembangan perwatakan pada para tokoh wayang,
10 Muharram Hijriyah yang jatuh pada hari Kamis (20/9) kemarin, NU Peduli turut membagikan kebahagiaan kepada anak-anak yatim piatu di lokasi pengungsian warga terdampak gempa Lingkungan Tegal, Kelurahan Selagalas, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram.
Heni Rahma Hidayati dan Rosana meraih juara pertama dan juara ketiga pada kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa (MTQM) se Pulau Lombok
LADUNI.ID, Mataram - Tim KRRB UNRAM (Konsorsium Riset Ruminansia Besar Universitas Mataram) melakukan budidaya tanaman lamtoro.
Pengurus baru Komisariat PMII ke-9 Universitas Mataram secara Resmi dilantik oleh Ketua Umum Pengurus Cabang PMII kota Mataram. Pelantikan ini juga dibarengi dengan Peringatan Maulid Nabi. Seperti apa itu?
Beberapa di antaranya bahkan menjadi ujung tombak pariwisata Indonesia seperti Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Candi-candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta kebanyakan adalah peninggalan kerajaan Mataram Kuno.
Pasangan bule Rusia dan bayinya mengalami kisah pilu di tengah pandemi Covid-19. Hal itu dialami ketika mereka berada di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Beliau adalah putra kedua Cakraningrat II. Beliau naik tahta pada tahun 1718 menggantikan kakaknya Tumenggung Adisosro/ Cakraningrat III yang wafat. Nama kecil beliau adalah Abdul Kharim Diningrat (1718-1746).
Mbah Jam, begitu biasa ia dipanggil, bercerita perihal Kyai Kategan yang setiap waktu menunaikan salat di Mekah. Bila Sultan Agung yang mengajaknya untuk salat ke Mekah, maka sebelum sang sultan sampai menginjakkan kaki di tanah suci itu, Kyai Kategan sudah lebih dahulu berada di sana. Begitu sebaliknya.
Harya Penangsang oleh Shashangka dianggap sebagai pelanjut kerja ‘purifikasi’ Sultan Trenggono dan Raden Patah sebagai Tionghua Muslim pemimpin Kerajaan Demak. Kerajaan yang disebut oleh Shashangka pernah menyerang kampung-kampung pedalaman Jawa dengan semangat pemurnian berikut kerja besarnya menggulingkan Kerajaan Majapahit.
Ki Ageng Pemanahan (dikenal juga sebagai Kiyai Gede Mataram) adalah seorang tokoh perintis wangsa Mataram yang berasal dari Sela (sebuah desa di Grobogan) dan kemudian hijrah ke Pengging. Ia dijuluki sebagai "Pamanahan" karena bertempat tinggal di desa Manahan,
Pangeran Benawa dikisahkan sebagai seorang yang lembut hati . beliau meskipun pewaris sah dari Kesultanan Pajang akan tetapi tidak berambisi untuk meneruskan jabatan dari ayahandanya Sultan Hadiwijaya untuk menjadi Sultan Pajang yang berikutnya.
Kyai Ageng Selo merupakan tokoh yang memiliki pengaruh besar pada masyarakat. Beliau memiliki suatu ajaran yang diikuti oleh masyarakat secara luas pada masanya. Ajaran itu adalah ajaran tentang filsafat hidup dan keagamaan. Kyai Ageng Selo dipercaya oleh masyarakat Jawa sebagai cikal bakal yang ’ menurunkan raja-raja di Tanah Jawa, seperti raja-raja ” Mataram, Surakarta, dan Yogyakarta.
Kyai Ageng Enis adalah salah satu tokoh yang ikut ambil bagian dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa, terutama di daerah Laweyan atau dulu masih bagian dari kadipaten Pengging. Beliau pernah menjadi guru spiritual Mas Karebet atau lebih di kenal dengan nama Jaka Tingkir
Panêmbahan Senapati; adalah bapak dari wangsa Mataram dan merupakan Panembahan (pemimpin) pertama dari Mataram, yang di masanya masih berupa kadipaten. Ia mewarisi jabatan ayahnya sebagai adipati Mataram di bawah Kesultanan Pajang.
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat Kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Dalam sejarah Islam,Kesultanan Mataram memiliki peran yang cukup penting dalam perjalanan secara kerajaan-kerajaan islam di Nusantara (Indonesia)
Sultan Agung bermaksud menegakkan ideologi negara dan untuk itu membuat dirinya sendiri menjadi suri tauladan bagi seluruh rakyat Mataram yang dipimpinnya, baik dalam kedudukannya sebagai kepala negara maupun sebagai pemimpin agama.
Raden Truno Joyo adalah salah satu tokoh pejuang yang dilahirkan di Sampang, Madura. Beliau mengobarkan perang melawan kompeni Belanda dan Mataram dari tahun 1677 sampai dengan tahun 1680.
Masyarakat Tegal khususnya, pasti tidak asing dg nama Kyai Gede Sebayu. Ya, hal ini karena beliau merupakan Tokoh Pendiri Pemerintahan Tegal pada 1585-1625.
Kyai Juru Mertani digambarkan sebagai seorang petani yang berwawasan negarawan, disaat para bangsawan lain lebih tertarik untuk mengolah ketrampilan fisik , pada masa mudanya Kyai Juru Mertani lebih tertarik pada ilmu agama, olah rasa, serta ilmu ketatanegaraan, filsafat, psikologi maupun strategi .
Kiai Ageng Juru Mertani beliau adalah patih pertama di Kerajaan Mataram Islam yang memiliki gelar Kiai Ageng Mondoroko. Kiai Ageng Mertani adalah seorang tokoh yang cerdik dan ahli strategi di dalam kerajaan Mataram.
Pangeran Kajoran adalah seorang ulama dan ahli strategi yang membantu menantunya Raden Truno Joyo dalam melawan kekuasaan Amangkurat I yang sewenang-wenang terhadap rakyat nya.
Berkat perjuangan gigihnya melawan VOC di masa-masa kekuasaan beliau, Sultan Hamengkubuwono I diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia jauh setelah kematian beliau, Seperti kita ketahui, Sultan Hamengkubuwono I wafat pada tanggal 24 Maret 1792. Dan, nama beliau diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 10 November 2006
Nama Yogyakarta yang digunakan untuk menyebut Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki sejarahnya sendiri. Konon, nama Yogyakarta sudah ada jauh sebelum Sultan Hamengkubuwono I mendirikan kerajaan ini. Nama Yogyakarta, yang kemudian diadopsi menjadi nama kerajaan oleh Sultan Hamengkubuwono I.
Sultan Hamengku Buwono II dilahirkan dengan nama asli Raden Mas Sundoro pada hari Sabtu Legi tanggal 7 Maret 1750. Sebutan lain untuk Sultan Hamengku Buwono II adalah Sultan Sepuh. Konon, nama asli Sultan Hamengku Buwono II tersebut merujuk pada tempat beliau dilahirkan, yakni di lereng Gunung Sindoro,
Sultan Hamengkubuwono III adalah sultan ketiga dan kelima Kesultanan Yogyakarta. Beliau sempat dua kali naik tahta. Naik tahta untuk pertama kalinya pada periode pertama pemerintahan Sultan Hamengkubuwono II, dan naik tahta lagi setelah Sultan Hamengkubuwono II diasingkan oleh pemerintahan Inggris.
Kyai Nur Iman Mlangi lahir sekitar awal abad 18 atau diperkirakan tahun 1708. Beliau adalah putra Prabu Amangkurat IV atau RM. Suryo Putro dari istri yang bernama Bendara Raden Ayu Ratna Susilawati. Beliau terlahir dengan nama RM. Sandeyo yang kemudian bergelar KGP Angabehi Kertosuro.
Sri Sultan Hamengku Buwono IV lahir pada tanggal 3 April 1804. Nama asli beliau adalah Gusti Raden Mas Ibnu Jarot. Beliau adalah putra ke delapan belas Sultan Hamengku Buwono III yang lahir dari permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Kencono.
Sultan Hamengku Buwono V adalah putra keenam Sultan Hamengku Buwono IV dari permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Kencono. Nama asli beliau adalah Gusti Raden Mas Gathot Menol. Sultan Hamengku Buwono V adalah Sultan termuda dari seluruh Sultan Kesultanan Yogyakarta, bahkan di seluruh tanah Jawa. Sebab, beliau naik tahta untuk pertama kalinya pada tahun 1823, waktu itu usianya masih 3 tahun.
Sri Sultan Hamengku Buwono VI dilahirkan dengan nama Gusti Raden Mas (GRM) Mustojo pada tanggal 10 Agustus 1821, beliau adalah putera dari Sri Sultan Hamengku Buwono IV dari permaisuri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Kencono. Pada tahun 1839 ketika sudah berganti nama menjadi Pangeran Adipati Mangkubumi
Gusti Raden Mas (GRM) Murtejo, demikian nama kecil beliau, lahir pada tanggal 4 Februari 1839 dari rahim Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Sultan. GKR Sultan merupakan permaisuri kedua Sri Sultan Hamengku Buwono VI. Permaisuri pertama, GKR Hamengku Buwono, yang merupakan puteri Paku Buwono VIII dari Surakarta tidak mempunyai anak laki-laki.
Di masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, Yogyakarta mengalami kemajuan pesat di bidang pendidikan dan kesehatan. Dalam bidang arsitektur, bentuk fisik kraton saat ini adalah hasil perombakan pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.