Perjalanan yang secara nalar manusia tidak mungkin dilakukan ini merupakan bagian dari pembuktian keimanan seorang muslim.
Suatu ketika, Allah SWT memerintahkan Jibril AS untuk pergi surga yang disebut Jannat al-Buraq--surga tempat bermukim para Buraq. Perintah Allah kepada Jibril AS, agar membawa satu Buraq untuk membawa Rasulullah Muhammad SAW dalam perjalanan Isra-Mi'raj.
Perbedaan terjadi tentang apakah Isra’ Mi’raj-nya Nabi terjadi dengan ruh dan badan atau hanya ruh saja.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Ada dua peristiwa penting yang melatar-belakangi terjadinya Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Dua peristiwa itu amat berkesan dalam hati Beliau, peristiwa yang diliputi dengan duka yang senantiasa menekan dadanya.