Dalam dunia pentafsiran al Quran, peranan muslimah tentu tidak bisa dikecilkan, karena faktanya, diantara mereka ada yang menjadi mata rantai keilmuan ini dalam Islam, dulu pada zaman Sahabat kita mengenal bunda Aisyah RA, salah seorang istri Rosulullah yang turut mengembangkan khazanah keilmuan keislaman
Para mufassir mempunyai cara masing-masing untuk mengekspresikan pemikiran dan kemampuannya dalam berinteraksi dengan Al Quran, tentu saja, diantara mereka ada yang "hanya" mengikuti metode-metode sebelumnya, tapi, tidak sedikit pula yang berinovasi mengembangkan metode unik, yang menjadikan tafsirnya menarik perhatian
Diantara kehebatan para mufassir dalam berinteraksi dengan al Quran dan umat adalah kemampuan mereka menyajikan materi tafsir dalam bentuk nadzaman (bait-bait) yang mudah dihafalkan oleh para pelajar dan para pengkaji tafsir. sebagian ada yang fokus pada kata-kata ghorib saja,
Tujuan utama sebagian besar mufassir adalah bagaimana memahami al Quran, dan bagaimana menjadikan umat Islam paham terhadap al Quran. Hal ini menuntut mereka untuk menyajikan tafsirnya dengan berbagai metode yang dianggap memudahkan bagi pembaca. Metode tanya jawab ini sebagian kecil dari bukti bahwa para ulama tafsir sangat antusias memberikan pemahaman
Tafsir nuzuli merupakan pola penyajian baru dalam tafsir al-Qur’an. Dalam pola ini, para mufassir tidak lagi menyajikan urutan tafsirnya sesuai tartib mushafi melainkan berdasarkan urutan turunnya surah, dimulai dari surah yang pertama kali turun hingga terakhir kali diturunkan.
Mendapat kabar sedih hari ini, Guru kami, muhaddis mufassir mutafannin Syeikh Muhammad Amin bin Abdullah Al-Harari telah meninggal dunia di Makkah.