Hingga saat ini, pemerintah belum serius tangani naskah-naskah kuno. Negara belum begitu menaruh perhatian pada naskah-naskah kuno. Hal itu terlihat dari banyaknya fisik naskah yang tidak terawat.
Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin menilai bahwa di era digitalisasi sekarang ini, memaknai naskah-naskah kuno dan atau manuskrip dalam kehidupan sangat memberi pelajaran penting.
Kamis-Jumat (4-5/10) tepatnya di Pesantren Darul Falah, Jeruk Macan Jetis Mojokerto, Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) bekerjasama dengan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU Mojokerto mengadakan pelatihan menulis naskah drama dan fragmentasi untuk para santri.
Banyak sarjana konsen di filologi, sosial kapital luar biasa bagi NU dan pesantren karena naskah-naskah ada di sana. Kedua, selain sarjana, banyak orang pesantren dan di lingkungan pesantren juga konsen pada naskah
Kodifikasi hukum sebenarnya sudah ada jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, terutama hukum Islam yang berbasis di Nusantara. Hal ini sebagaimana dapat dilihat dalam sebuah naskah Surya Ngalam di era Kesultanan Demak.
Bulan maulid Baginda Nabi SAW., bulan ngaji naskah-naskah Para Wali Songo keturunan Baginda Nabi SAW., pewaris ilmu Baginda Nabi SAW. untuk Islam Nusantara sebagai rahmatan lil-'alamin
Bulan Maulid, ingat pesan satu naskah Islam Nusantara ini dari tahun 1730-an: “Jangan sekali-kali membunuh warisan para Wali Songo keturunan Baginda Nabi SAW., dan pelanjut ilmunya Baginda Nabi untuk Islam Nusantara Berkemajuan”.
Ini kesaksian Naskah kuno berbahasa Makassar dari abad 17, satu koleksi British Library dalam aksara jangang-jangang; dan, satunya lagi koleksi Perpus Berlin dalam aksara lontara' lama, tentang kedatangan utusan Kangjeng Sunan Bonang yang disebut dengan nama "Anakoda Bonang" dari Tuban, Jawa, ke Makassar pada pertengahan abad 16
Ngaji naskah kuno berbahasa Makassar dari abad 17, koleksi British Library dalam aksara jangang-jangang (kode BL Add 12351).
Naskah kitab tulisan tangan Syaikhona Kholil, kitab Alfiyah, ditemukan kembali. Kitab ini adalah kitab keempat yang tercatat tahun 1285 Hijriyah. Diperkirakan, kitab ini ditulis sewaktu Syaikhona Kholil berusia 33 tahun.
Ada tiga korpus (keluarga) naskah, dalam bahasa Jawa, Bali dan Melayu Banjar, yang sama-sama punya nilai historis sebagai dokumen primer, karena masing-masing saling berdialog.
Naskah lontar beraksara Bali ini berjudul Raden Patah koleksi Perpustakaan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, lempir 11a-b, yang menyatakan bahwa ketika terjadi geger dan huru-hara di Wilwatikta/Trowulan.
Sejarawan Islam Nusantara, KH. Ahmad Baso menulis tentang proses penyalinan, percetakan, hingga penyebaran dan harga yang perlu dikeluarkan untuk segala proses naskah Islam Nusantara. Penasaran berapa harganya? Simak di sini.
Banyak sejarah ke-NU-an yang hingga kini masih tersimpan dan tidak banyak orang menemukan. Pada Rabu (24/3/2021), telah ditemukan sebuah dokumen surat lawas dengan kop sederhana
Tradisi dan budaya Jawa adalah sebuah keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan. Melalui kalender, aksara, angka, dan pranotomongso, orang Jawa memaknai kehidupan tidak hanya sebagai perjalanan fisik tetapi juga spiritual.