Mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang berhasil menjuarai ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul Trade Exhibition and Convention Center (SETEC), Seoul, Korea Selatan.
Kiai Muqoyyim adalah ulama sakti dan pendiri Pesantren Buntet Cirebon, Jawa Barat, di jaman Belanda Kiai Muqoyyim sering dicari Belanda, hingga pernah dikepung pesantren oleh Belanda, tetapi dia menghilang entah kemana.
Kecintaannya pada shalawat tersebut menjadi pesan khusus KH. Ayip kepada rekan-rekan dan jamaahnya. Tanpa kehadiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW, kita bukan lah siapa-siapa.
KH. Nahduddin Royandi Abbas senantiasa mengingatkan pentingnya ikhlas, jujur, dan tawadlu. Pesan itu disampaikan berulang kali dalam setiap momen. Tiga hal itu, sepertinya, pondasi penting Mbah Din dalam berkehidupan.
Sebelum kedatangan Kiai Idham, sang pengasuh Pondok Pesantren Buntet sudah menunggu kehadiran beliau, hal ini dikarenakan jauh sebelum kedatangan Kiai Idham, dirinya sudah diberitahu terlebih dahulu oleh Wali Songo. Para waliyullah mengatakan, "nanti akan datang ke pondokmu seorang wali kutub, pada hari dan jam sekian".
Sikap teladan yang beliau ajarkan merupakan tingkah laku dan aktivitas yang selalu beliau praktikan dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam tulisan di bawah ini, terdapat enam teladan yang dapat diikuti dari KH. Abdullah Abbas.
Berawal dari keinginannya membentuk sebuah komunitas yang islami atau pesantren dan meninggalkan keraton atas dasar kekecewaan terhadap Belanda yang selalu ikut campur dalam urusan keraton.
KH. Anas Abdul Jamil beliau adalah ulama besar dari Buntet Cirebon, Pengasuh pesantren Buntet, dan Muqoddam Tarekat Tijaniyah di Cirebon.
KH. Muhammad Akyas Buntet beliau adalah putera sesepuh Pesantren Buntet, KH. Abdul Jamil, itu lahir pada tahun 1893. Sejak kecil, dirinya dididik dengan ajaran Islam. Ayahnya mengajarkan dasar-dasar agama, termasuk kemampuan membaca Alquran.