Cinta kepada suku atau kabilah tempat di mana seseorang dibesarkan adalah fitrah atau kecenderungan orisinil yang ada pada diri setiap manusia. Cinta seperti ini adalah cinta anugerah ilahi.
Dalam khazanah pesantren, kita tahu tentang istilah Luhumul Ulama’ Masmuumah (daging ulama itu beracun). Kalimat ini cukup populer di kalangan penuntut ilmu.
"Rendah hati itu tanda (ciri) paling utama dari ulama. Karena itu menunjukkan makna yang sesungguhnya dari kata "Khasyatullah", (takut kepada Allah)."
Sebagai muslim yang baik, kita tentu paham betul bagaimana karakteristik Ulama yang patut dijadikan teladan khususnya bagi umat Islam.
Karakter NU adalah pendidikan pesantren. Oleh karena itulah NU adalah sebagai pewaris obor kenabian. Kenapa demikian?
Indahnya akhlak Rasulullah yang diturunkan kepada para pewaris ilmu dan adab. Beliaulah Al Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al Jufri dan KH. Anwar Manshur, Pengasuh Ponpes Lirboyo.
Nilai-nilai kebenaran diyakini dan diperjuangkan NU agar membawa maslahat bagi umat manusia, yang semuanya itu berlandaskan keilmuan kuat. Sebab, memang menegakkan kebenaran merupakan komitmen NU sejak dulu dan selalu konsisten dilanjutkan oleh generasi penerusnya.
Masa kekhalifahan Dinasti Abbasiyah sering kali dipenuhi dengan dinamika politik yang kompleks dan intrik kekuasaan, terutama pada masa kepemimpinan khalifah Al-Amin dan Al-Makmun. Kedua putra Harun Ar-Rasyid ini mewarisi kerajaan yang luas dan berpengaruh, namun perbedaan kararter serta visi mereka membawa dinasti tersebut ke dalam salah satu konflik internal paling dramatis dalam sejarah Islam.