Pada kesempatan lain Rasulullah bersabda, “Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa” (HR. Bukhari).
Kedua, Tragedi Ar Raji’. Pada tahun 3 H bulan Safar datanglah kepada Rasulullah kaum dari Bani ‘Adhal dan al-Qaarah dan menyatakan bahwa mereka masuk Islam.
Kita telah mengetahui bersama bahwa bulan Safar merupakan bulan kedua setelah Muharam dalam kalendar Islam (Hijriyah) yang berdasarkan tahun Qamariyah (perkiraan bulan mengelilingi bumi). Safar artinya kosong. Dinamakan Safar karena dalam bulan ini orang-orang Arab dulu sering meninggalkan rumah untuk menyerang musuh. Banyak yang bilang kalo bulan Safar ini adalah bulan sial.
Ada pula yang menyatakan bahwa nama Safar diambil dari nama suatu jenis penyakit sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Arab jahiliyah pada masa dulu, yakni penyakit safar yang bersarang di dalam perut, akibat dari adanya sejenis ulat besar yang sangat berbahaya.
Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa Rasulullah saw. juga bersabda: “Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa.” (HR. Bukhari)
menepis anggapan Safar bulan sial, bahkan tidak baik untuk para lajang mengakhiri stutusnya di meja “pernikahan”. Dalam hal ini baginda Nabi juga melakukan pernikahan di bulan yang mulia ini.
, ada pula sebagian ahli yang menyatakan bahwa nama Safar diambil dari nama suatu jenis penyakit sebagaimana yang diyakini orang-orang Arab jahiliyah pada masa dulu. Yakni penyakit safar yang bersarang di dalam perut, akibatnya dari adanya sejenis ulat besar yang sangat berbahaya.
Beranjak dari itu hendaklah bulan Safar ini dilihat seperti bulan-bulan yang lain dalam kalendar Hijriyah dan kita terus mengerjakan amal-amal ibadah yang disunnahkan dalam menambahkan pembendaharaan amal untuk hari esok nantinya.
Ada pula yang menyatakan bahwa nama Safar diambil dari nama suatu jenis penyakit sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Arab jahiliyah pada masa dulu, yakni penyakit safar yang bersarang di dalam perut, akibat dari adanya sejenis ulat besar yang sangat berbahaya.
“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Shafar.” [HR. Al-Bukhari 5437, Muslim 2220, Abu Dawud 3911, Ahmad (II/327)].
Salah satu prinsip dasar yang wajib diyakini bahwa berbagai bencana, musibah dan marabahaya yang terjadi di dunia ini semuanya berdasarkan qada dan qadar sang Khalik yakni Allah SWT.
Tentunya para arwah bergetanyangan karena penasaran sehingga berterbangan laksana burung dan juga menganggap arwah mayit berpindah pada tubuh binatang serta akan mengalami reinkarnasi (dihidupkan kembali).
Pada tanggal 27 Safar 859 atau 15 Februari 1455 Salahuddin menghembuskan nafas terakhir di Damaskus. Para pengurus jenazah terkejut-kejut karena Salahuddin tidak memiliki harta.
Pada bulan ini, masuk Islamnya Bani Udzrah. Bani Udzrah adalah salah satu bani yang mempunyai garis keturunan sampai kepada Qushai salah satu kakek Rasulullah saw. Pada waktu itu datang kepada Rasulullah utusan dari Udzroh pada bulan Shafar, tahun kesembilan sebanyak dua belas orang.
Nabi memerintahkannya untuk mengepung tempat itu. Merekapun keluar dengan berbekal sepuluh onta. Mereka manawan seorang lelaki dan menginterogasinya. Tetapi bahasa orang itu tidak dapat dimengerti dan dia berteriak-teriak. Karena membahayakan merekapun memenggal lehernya.
Eksistensi ibadah ini pula jangan sampai dijadikan media perselisihan sehingga timbul pertentangan di kalangan internal masyarakat muslim, justru amalan ini kita dijadikan sebagai momentum meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT serta sebuah sarana agar dapat berlindung kepada-Nya dari segala macam bencana dan mara bahaya yang akan menimpanya.
Rabu sebagai hari nahas, sekulumit kita mengkaji hari Rabu terakhir Safar ini dalam pandangan agama. Dalam al-quran disebutkan dalam surat al-Qamar ayat 19 : “Sesungguhnya kami telah menghembuskan kepada mereka angin sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus”. (Q.S. Al-Qamar : 19).
Allah itu Maha Adil, sebagai pertimbangannya ada yang dinamakan rahmat, barakah, ada yang dinamakan hidayah, semua ini diturunkan pada waktu-waktu tertentu pula. Seperti pada bulan Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Dzulhijjah dan Muharram.
Tentulah perbandingan ini sebenarnya telah menunjukkan sifat Rahman dan Rahimnya Allah Ta’ala kepada kita sebagai makhluk-Nya. Tetapi manusianya sendirilah yang tak mau berfikir dan bersyukur dalam perjalanan hidupnya.
Jelaslah bulan Safar tidak seperti yang dibayangkan dan dipahami oleh sebagaian masyarakat sebagai bulan sial. Di balik itu kita terus meningkatkan amal ibadah untuk menjadikan diri kita sebagai sosok “abdun”(hamba) dalam mengaplikasikan amar ma’ruf nahi mungkar.
Dalam kitab yang lain ada pula disebutkan bahwa Allah telah menurunkan 3333 jenis penyakit pada hari Rabu bulan Safar, sehingga jika keduanya bertemu maka tingkat dan efek negatif (kesialan) yang menyebar pada waktu itu semakin tinggi pula. Itulah sebabnya tingkat kewaspadaan terhadap hari Rabu bulan Safar juga lebih ekstra.
Bagi orang Jawa, untuk menyambut Arba Wekasan biasanya dilakukan dengan membuat kue apem dari beras, kue tersebut kemudian dibagi-bagikan dengan tetangga. Ini dimaksudkan sebagai sedekah dan tentu saja untuk menolak bala. Karena ada hadits Nabi Saw yang menyatakan bahwa “sedekah dapat menolak bala”.[]
Memperkuat argumentasi ahli ma’rifat di atas dalam sebuah hadis disebutkan dari Ibnu Abbas ra., Rasulullah saw. bersabda: Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya sial terus. (HR. Waqi’dalam al-Ghurar, Syekh Jalaluddin Suyuthi, kitab Jami’ As-Shagir: 1:4, Syekh Ahmad al-Ghumari, kitab Jami’ al-Shaghir wa Syarhai al-Munawi: 1:23).
Menurut sebagian ulama, ada sebagaian musibah dan bencana yang terjadi di dunia ini juga pernah terjadi dalam lembaran sejarah pada hari Rabu. Hal ini disebutkan dalam firman Allah “Sesungguhnya kami telah menghembuskan kepada mereka angin sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus”.(Q.S. Al-Qamar : 19).
Dalam hal ini Allah SWT menegaskan: “Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS. At-Taubah: 51 ).
Rabu terakhir bulan Safar diyakini sebagai hari turunnya bala, hingga umat Islam diminta mengadakan shalat tolak bala. Di hari itu pula, seolah negara Indonesia dibukakan matanya dari tabir gelap "bendera tauhid".
Sahaja saya mandi pada bulan Shafar agar dijauhkan dan dipelihara oleh Allah Swt daripada bala dan penyakit serta fitnah dajjal, sunnat karena Allah Swt
LADUNI.ID, Sumenep - Sejumlah aktivis di Sumenep, Jawa Timur menyelenggarakan rapat bersama untuk membumikan Aswaja an-Nahdliyah di sejumlah perguruan tinggi.
Menurutnya informasi ini diperoleh dari Ketua Barisan Muda Ummat (BMU) Pusat Tgk. M. Yusuf Nasir sapaan akrabnya Abiya Rauhul Mudi yang juga ikut dalam safari dakwah dengan masyarakat Aceh di Malaysia
Pesan itu disampaikan Ustadz Bukhari Abd.rahman saat berceramah di desa Sidodadi,Minggu (20/1/2019) malam. "Tgk Bukhari juga menambahkan, Nabi Muhammad Saw Adalah contoh bagi kita untuk menuju keselamatan,baik keluarga maupun sosial bermasyarakat yang merupakan Uswatun Hasanah para ummatnya dalam berbagai bidang".
Dengan masuknya agama lslam ke Minangkabau, hal tersebut memberikan pengaruh besar kepada masyarakat Minangkabau sehingga Islam menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari adat Minangkabau. Sejarahwan, Taufik Abdullah, bahkan pernah mengatakan bahwa, “Minangkabau merupakan salah satu daerah yang mengalami proses lslamisasi yang sangat dalam dan agama lslam telah menyatu dengan kehidupan masyarakat.
etih berjalan mencari jejak Khidir a.s., Nabi Musa berujar kepada pengawalnya, "Keluarkan makan siang KITA, perjalanan ini telah membuat KITA capek" (Al-Kahfi:62).
Selanjutnya sosok tokoh agama tersebut sangat berharap masyarakat setempat Simpang Tiga dan sekitarnya dapat menghadiri tausyiah subuh oleh ulama ini dalam Safari Subuh Ahad Simpati (Simpang Tiga) Ke - 100
Salah seorang ulama Kota Langsa Tgk. H. Shalahuddin Muhammad atau akrab disapa Abati Birem Puntong yang merupakan pimpinan Dayah Bustanu Malikussaleh Ruhul Quddus Langsa akan mengisi tausyiah safari subuh berjamaah bertempat di Masjid Tgk Chiek Burhan Gigieng Gampong Gong Kecamatan Simpang Tiga,
Lebih lanjut, Tgk Maulidin mengatakan maksud dan tujuan diadakan program safari untuk belajar bersyiar, juga mengenalkan dayah kepada masyarakat
Dalam kesempatan tersebut, Tgk Jala berpesan kepada Tim Safari Ramadhan itu, saat memberikan ceramah agar menyampaikan kepada masyarakat apa yang sudah di ajarkan oleh dewan guru di Dayah.
mahasantri dan 9 santri. Setelah dilakukan beberapa tahap persiapan dan pembekalan, kami tiba di Aceh Singkil pada Sabtu sore 4 Mei 2019 dan disambut hangat oleh beberapa tokoh masyarakat.
Direktur Aswaja Center Jatim, Ustadz M. Ma’ruf Khozin ikut berkomentar mengenai desain Masjid Al-Safar Bandung.
Upacara walimatus safar perihal kepergian jamaah haji bukan sekadar tradisi lokal. Upacara walimahan itu merupakan sunah yang dilaksanakan umat Islam sejak masa Rasulullah SAW.
Seperti yang kami janjikan sebelumnya, ini adalah lanjutan dari artikel Cara Memindahkan Bookmark dari Chrome ke Firefox, pada artikel kali ini penulis akan membahas cara untuk memindahkan bookmark dari browser Chrome ke Safari
Shalat ini sangat dianjurkan sekali karena Nabi Saw selalu mengerjakannya saat beliau hendak bepergian.
Salah satu amal yang dianjurkan pada bulan safar adalah memperbanyak bacaan do'a khusus untuk memohon keberkahan kepada Allah SWT. Berikut do'a di bulan Safar.
Safar itu ada dua macam yaitu safar nuqlah (سَفَرُ النُّقْلَةِ) dan safar hajah (سَفَرُ الْحَاجَةِ). Makna safar nuqlah adalah safar yang bertujuan untuk menetap. Dengan kata lain safar nuqlah adalah safar yang tujuannya pindah secara permanan
Safar atau perjalanan jauh adalah suatu hal yang menyulitkan (masyaqqah). Namun di saat sulit semacam itu, Allah subhanahu wa ta'ala memberikan kita kesempatan untuk banyak berdo’a dan di situlah waktu mustajab, mudah dikabulkan suatu do’a
Berpuasa beberap ahari di bulan ramadan kemudian pergi bersafar
Berpuasa beberap ahari di bulan ramadan kemudian pergi bersafar
Berbuka saat safar supaya dilihat oleh orang
Bolehkah bersafar dengan budak wanita menyuruhnya istibra` (membersihkan rahim dari keberadaan benih)
Safar ke negeri musuh dengan membawa Al-Qur'an
Melaksanakan shalat ketika kembali dari safar
Melaksanakan shalat ketika kembali dari safar
Tidak boleh mengetuk rumah istrinya saat malam (dari safar)
Tidak boleh mengetuk rumah istrinya saat malam (dari safar)
Bekam ketika safar dan Ihram, pendapat Ibn Buhainah
Siapa yang memakai jubah yang lengannya sempit ketika safar
Dalam sejarahnya penamaan Safar sebagaimana yang dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir adalah keadaan penduduk Arab pada bulan ini selalu sepi dan sunyi dalam arti sepinya rumah-rumah mereka karena orang-orang keluar meninggalkan rumah untuk perang dan bepergian.
Rebo Pungkasan adalah istilah yang merujuk pada maksud yang sama yaitu untuk menandai hari Rabu terakhir di bulan Safar.
udah menjadi pandangan masyarakat umum bahwa Rebo Wekasan merupakan hari dimana diturunkannya berbagai balai atau musibah. Hal itu berdasarkan keterangan-keterangan berasal dari kalangan ulama Tasawuf berdasarkan Mukasyafah (penerawangan)
Menikah adalah sebuah momen sekali seumur hidup yang dinantikan oleh setiap manusia dengan mempersiapkan jauh-jauh hari agar ikatan janji suci tersebut dapat berjalan lancar.
Mengqadla shalat yang tertinggal dan sunahnya bersegera dalam mengqadlanya
Mengqadla shalat yang tertinggal dan sunahnya bersegera dalam mengqadlanya
Mengqadla shalat yang tertinggal dan sunahnya bersegera dalam mengqadlanya
Mengqadla shalat yang tertinggal dan sunahnya bersegera dalam mengqadlanya
Mengqadla shalat yang tertinggal dan sunahnya bersegera dalam mengqadlanya
Mengqadla shalat yang tertinggal dan sunahnya bersegera dalam mengqadlanya
Bolehnya shalat sunah di atas kendaraan saat safar dan menghadap kemana kendaraannya menghadap
Bolehnya shalat sunah di atas kendaraan saat safar dan menghadap kemana kendaraannya menghadap
Bolehnya shalat sunah di atas kendaraan saat safar dan menghadap kemana kendaraannya menghadap
Bolehnya shalat sunah di atas kendaraan saat safar dan menghadap kemana kendaraannya menghadap
Bolehnya shalat sunah di atas kendaraan saat safar dan menghadap kemana kendaraannya menghadap
Bolehnya shalat sunah di atas kendaraan saat safar dan menghadap kemana kendaraannya menghadap
Bolehnya shalat sunah di atas kendaraan saat safar dan menghadap kemana kendaraannya menghadap
Bolehnya shalat sunah di atas kendaraan saat safar dan menghadap kemana kendaraannya menghadap
Bolehnya shalat sunah di atas kendaraan saat safar dan menghadap kemana kendaraannya menghadap
Bolehnya shalat sunah di atas kendaraan saat safar dan menghadap kemana kendaraannya menghadap
Makruhnya menyertakan anjing dan lonceng dalam safar
Makruhnya menyertakan anjing dan lonceng dalam safar
Hadits hijrah disebut juga dengan hadits safar