Para santri madrasah diniyyah Al Ibriz, Kurwato, Sorong, Papua Barat, mengucapkan Selamat Lebaran dan Hari Raya Idul Fitri 1439 H.
Bagi ustadz NU yang bekenan mengabdi di wilayah Papua, silakan menghubungi kami.
Santri Goes to Papua, inisiasi PPM Aswaja untuk turut membantu dakwah Islam di wilayah Sorong, Papua Barat, mulai aktif kembali, ustadz Agus Setiabudi koordinator di lokasi semoga diberikan kesehatan dan kesabaran.
"Rona-rona kegembiraan dari anak-anak suku Kokoda di Kurwato Papua menyambut dimulainya mengaji di sore yang cerah. Ah, kalian membuatku bersemangat", kata ustadz Agus Setyabudi koordinator Santri Goes to Papua.
Beberapa hari yang lalu, secara tak sengaja, saya mengetahui kalau di Sorong ini rupanya ada jasa les private. Hal ini diluar dugaan saya.
Menurut Al-Maghfurloh Habib Mundzir Al-Musawwa, penyebar Islam pertama kali di Papua adalah seorang da'i dari Yaman. Hal ini berbeda dengan cerita yang saya dengar dari masyarakat suku Kokoda di Kurwato ini
Saya mengenalnya sejak pertama kali saya ke Kurwato, kendati waktu itu saya belum hafal namanya. Bersama dengan kebanyakan teman-temannya yang lain, ia mengaji dengan saya mulai dari Iqro' 1 hingga 6, yang kemudian berlanjut ke Juz 'Amma.
Andai dibuat peringkat, dan saya disuruh menilai anak mana yang pantas berada di bawah Riawan, saya akan menempatkan Irwan Irwanas di peringkat kedua dan Naila Tagate di urutan berikutnya.
Pada suatu sore, ketika madrasah sudah tiba waktunya, hingga beberapa menit, belum ada satu anak pun yang muncul. Hal ini tidak seperti biasanya yang mana kemunculan saya pasti disusul oleh kedatangan mereka kemudian.
Alhamdulillah, baru saja (20 Nopember 2018) anak-anak Madin Al-Ibriz Iru Nigeiyah, Kurwato, Sorong, Papua Barat, dapat mengekspresikan kecintaannya terhadap Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
spontan saja tiba-tiba saya sampaikan kepada mereka, bagaimana kalau yang sudah bisa membaca Arab juga mengaji lagi. Bukan mengaji membaca Arab, melainkan mengaji fiqih dan mengaji supaya bisa membaca kitab gundul
udah hampir seminggu ini, alhamdulillah, ada satu anak lagi yang khatam Juz 'Amma. Namanya Irwan Tofir. Kendati belum mengadakan tasyakuran sebagaimana tradisi mereka
Meskipun agak mustahil, saya tidak bisa membayangkan andai keduanya bahu-membahu untuk merongrong kesatuan negeri ini di tanah damai Papua.
Ketiadaan pensil warna itulah kendala yang membuat aktifitas itu tak kunjung diwujudkan. Tapi alhamdulillah,
Saya agak terkejut ketika melihatnya masuk. Ternyata ia bukan anak-anak seperti yang saya kira. Memang ia juga seorang anak. Namun sudah tergolong remaja
Selama mereka mencoba meniru sebuah kaligrafi yang saya gambar di papan tulis, saya pun berkeliling melihat-lihat mereka. Ada yang sepertinya tidak menemui kesulitan
Lomba, Milad Ke-2 dan Haflah Akhir Sanah Madin Al-Ibriz Iru Nigeiyah
Dan bila ditelisik lagi, apabila benar bahwa syair itu sudah dilantunkan oleh orang-orang tua mereka sejak dari dulu (orang-orang suku Kokoda awal yang memeluk Islam) setiap kali selesai melaksanakan sholat Tarowih,
Saat ini anak pertama dari empat bersaudara itu tengah harap-harap cemas menanti pengumuman nilai hasil Ujian Akhir Nasional-nya (UAN).
sebagai mayoritas kita harus menghargai, menghormati dan yang paling penting memberikan ruang ekspresi bagi yang minoritas.
Sudah tahun lalu sebenarnya saya ingin sekali supaya Ajam bisa mondok sekaligus melanjutkan pendidikan tingkat menengahnya di Jawa.
Minggu malam Senin, 23 Juni 2019, Madin Al-Ibriz Iru Nigeiyah mulai aktif kembali. Sebagai pembuka, kegiatannya adalah Tahlilan dan mengirim hadiah Al-Fatihah untuk ahli qubur para santri, para guru serta para donatur yang telah membantu Madin selama ini
Selamatan merupakan salah satu tradisi muslim suku Kokoda sebagaimana Tahlilan, Maulidan dan sejenisnya. Dan malam selepas Isya', waktu diselenggarakan acara sebagaimana yang diberitahukan pada saya sebelumnya, di rumah bapak Imam Hamzah Edoba masih lengang ketika saya datang
Semoga keduanya senantiasa rajin dan tidak menyia-nyiakan sedikit pun waktu selama belajar di pondok pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang.
utuh proses panjang dan penuh perjuangan untuk menghasilkan ustadz yang berhaluan ahlussunnah waljamaah yang asli Papua dengan memondokkan perwakilan anak dari suku Kokoda yang diprakarsai oleh Persaudaraan Profesional Muslim Ahlussunnah Wal Jamaah (PPM Aswaja)
Sudah sejak tanggal 6 Juli 2019, bapak Hamzah Edoba dan bapak Ekan Tofir meninggalkan kampung halamannya, yakni Papua, menuju Jawa.
Siapa yang Tak Cinta Papua, Santri Goes To Papua Disambut Penuh Keramahan
PPM Aswaja terima donasi dari NU Care-LAZISNU untuk program Santri Goes to Papua. Seperti apa itu?
Ini adalah kriteria khusus yang dibutuhkan agar bisa ikut program Santri Goes to Papua. Apa itu?
Rencana Program Santri Goes to Papua ke depan bisa berjalan dengan baik dan bisa menghasilkan ustadz-ustadz asli Papua yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah
Rangkaian kegiatan mereka, jelas merupakan sebuah upaya belajar dalam memecahkan beragam permasalahan yang dihadapinya (complex problem solving) dalam lingkungan yang baru dan benar-benar mandiri.
Banyaknya permintaan Ustadz dari Jawa untuk berdakwah di Papua membuat program Santri Goes To Papua disambut hangat oleh masyarakat pada umumnya, khususnya masyarakat Papua karena sangat membantu untuk mecerdaskan anak-anak asli Papua dalam Ilmu Agama Islam.
Dua santri dari Program Santri Goes To Papua mendapat kesempatan yang langka karena bisa bertemu dan berdialog langsung dengan orang nomor satu di Jawa Tengah tidak lain adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Beberapa orang tua nampak meneteskan air mata ketika menyaksikan Ajam Paus Paus dan Irwan Tofir sedang berpuisi. Lewat layar laptop, mereka dengan khusyuk menyimak rekaman video Ajam dan Irwan yang sedang pentas di Simpang Lima, Semarang
Gus Syauqi berterima kasih dan menyatakan sangat tertarik sekali dalam program ini. “Inisiasi ini dapat disinkronkan dengan inisiasi dari pesantren Tanara, yaitu Santri Millenial Centre (SiMaC
Namanya Imran. Namun, ia biasa dipanggil dengan Nabari. Ketika saya tanya kenapa dipanggil dengan Nabari bisa menjadi Tauladan teman sebaya
Santri Goes To Papua selain mengajarkan pada anak-anak suku Kokoda ilmu agama Islam juga dibekali kesenian Rebana, rencana kegiatan ini akan dilakukan setiap malam Rabu, selain membumikan sholawat di tanah Papua
Kenapa tidak sekolah karena ada beberapa seragam yang tidak lengkap, takut dihukum oleh guru
Anak-anak rela menyisihkan uang sakunya demi kecintaanya pada Baginda Nabi Muhammad SAW, dengan cara merayakan Maulid Nabi
Ketika melihat gambar-gambar, selalu saja ia bertanya "ini apa? Itu apa?" hingga terkadang saya capek sendiri menjawabinya.
Semangat untuk sholat shubuh dan belajar mengaji anak suku Kokoda rela tidur di Madrasah
Sebuah senyum yang tentu saja sangat membesarkan hati saya sebagai pihak yang memberikannya
Riawan, untuk membacakan sebuah buku dongeng. Ia membaca per penggalan di hadapan anak-anak lain, lalu dijelaskan lebih lanjut oleh Mas Tri. Gelak tawa yang riang pun memenuhi seluruh udara yang ada di sekitar pohon rindang,
Masa khidmah kepengurusan Madrasah Diniyyah Al-Ibriz Iru Nigeiyah berlangsung selama dua tahun. Di periode pertama lalu, bapak Supriyadi Biowa terpilih menjadi kepala Madin. Dalam pidatonya ketika melaporkan pertanggungjawabannya selama kepemimpinannya
Dalam pertemuan rutin ini, inti acaranya adalah pemberian hadiah kepada santri yang terajin selama sebulan.
Sebagai akibat, saya pun menghukum mereka supaya menulis istighfar 25 kali serta menyuruh masing-masing mereka untuk meminta tanda tangan pada orang tua mereka masing-masing.
Tidak terasa, sudah tiga tahun, Madrasah Al-Ibriz Iru Nigeiyah telah berdiri. Tepatnya pada 29 April 2017, madrasah yang terletak di kompleks suku Kokoda di Kurwato ini telah diresmikan oleh ketua PPM. Aswaja
Kurang lebih sudah sejak abad ke-15 M., Islam masuk di tanah Papua., para da'i banyak mengislamkan masyarakat setempat kala itu. Termasuk masyarakat suku Kokoda.
Dengan ini, berarti sudah ada lima anak yang sudah menyelesaikan Juz 'Amma dengan saya. Alhamdulillah. Dan dalam waktu dekat, insya Alloh akan ada tiga anak lagi yang akan mengikutinya.
Di tengah pandemi COVID-19 yang selalu bertambah, alhamdulillah kegiatan belajar mengajar di Madrasah Al-Ibriz Iru Nigeiyah tidak terganggu, dan semua dalam keadaan sehat walafiat.
Masjid pun sudah mulai dibersihkan dan ditata guna untuk melaksanakan Sholat 'Id berjama'ah. Alhamdulillah, di kompleks kami termasuk kawasan aman dari COVID-19, sehingga bisa tetap melaksanakan Sholat 'Id berjama'ah di masjid.
Dengan Khatamnya Naiya ini, alhamdulillah, walau pelan, berarti sudah ada 6 anak yang Khatam Juz 'Amma dengan saya. Semoga yang lainnya bisa segera menyusul.
Semoga kedua anak yang khatam Juz 'Amma malam ini, yaitu Fauzia Pauspaus dan Puasa Irwanas, kelak menjadi orang yang 'alimah, sholihah serta menjadi obor Islam di tanah Papua pada umumnya dan di masyarakat suku Kokoda pada khususnya.
"Karena besok adalah hari kemerdekaan, maka kita berkumpul malam ini adalah untuk mendoakan para pahlawan."
Puluhan anak sudah memadati layar lebar ketika proyektor mulai dinyalakan sejak bakda Maghrib. Sedangkan yang dewasa dan yang tua-tua terlihat duduk-duduk di agak kejauhan dengan mata memandang ke layar yang disorot oleh proyektor. Itulah salah satu dari sekian ekspresi keantusiasan masyarakat Kurwato dalam menyambut rangkaian perayaan HUT RI yang ke 75
Keluarga Besar Madrasah Diniyah (Madin) Al-Ibriz Iru Nigeiyah dan TPQ As-Salam Kampung Kurwato, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong menyelenggarakan kegiatan Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
Sejak dilaksanakannya program Santri Goes to Papua (SGTP), telah memberikan perubahan yang amat signifikan bagi anak didik (santri) di Kabupaten Sorong.
Pada momentum Hari Lahir Nahdlatul Ulama yang ke-95, siswa Madrasah Diniyah Al-Ibriz Iru Nigeiyeh Sorong, Papua Barat mengucapkan selamat. Hal ini sebagaimana ditampilkan dalam sebuah video yang diterima redaksi Laduni.id, Ahad (31/01/2021) kemarin.
Foto ini adalah salah satu ekspresi para santri Madin Al-Ibriz Iru Nigeiyeh Sorong yang sedang khusyuk nderes.
Pada peringatan Isra’ Mikraj pekan lalu, masyarakat suku Kokoda di Maibo, Kota Sorong, Papua memperingati Hari Isra' Mikraj dengan berbagai kegiatan lomba. Salah satu lomba yang dilaksanakan adalah futsal dan voli.
Program menabung ini sangat bagus. Dengan adanya tabungan, beban kita sebagai orang tua jadi agak ringan ketika akan lebaran
waktunya bergelut kembali dengan buku agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
Acara ini merupakan bagian dari rutinitas tahunan untuk memperingati Hari Raya Idul Adha dan meningkatkan kerukunan antarwarga Muslim setempat. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendidik para santri mengenai pentingnya berkurban dan berbagi dengan sesama, serta mempererat hubungan antarwarga sebagai warga negara yang baik.