Sifat Allah adalah sesuatu yang menunjukkan arti [makna] tambahan atas dzat-Nya. Sedangkan asma Allah [ism Allah] adalah sesuatu yang menunjukkan dzat Allah saja atau menunjukkan dzat dan sifat-Nya. Dan ulama memiliki redaksi yang berbeda-beda dalam mendefinisikan asma'.
Sebelum masuk ke dalam pembahasan lebih lanjut, tentu sangat penting memahami istilah wajib, mustahil dan jaiz dalam Ilmu Tauhid. Definisi istilah-istilah ini harus dijelaskan agar tidak ada kerancuan dalam memahaminya.
Jika Allah bersifat baru, maka Allah membutuhkan pihak lain yang membuatnya. Pembuatnya tentu membutuhkan pihak lain lagi yang membuatnya. Dan begitu seterusnya. Inilah yang disebut dengan istilah mata rantai/hirarki yang tidak berkesudahan (at-tasalsul).
Allah satu dalam perbuatan: semua perbuatan adalah ciptaan Allah. Tidak satu makhluk pun yang menciptakan perbuatan, baik perbuatan pilihan (ikhtiyariyah) atau perbuatan terpaksa (idhthirariyah). Perbuatan makhluk (manusia) hanya merupakan usaha (al-kasab) sebagai kebebasan yang Allah kehendaki bagi makhluk.
Fungsi sifat kuasa Allah adalah menciptakan atau meniadakan. Maka, menciptakan sesuatu yang sudah ada adalah kemustahilan. Mengadakan sesuatu yang sudah ada disebut dengan istilah “tahshilul hashil”.