Seri Wayang Kebatinan Islam pada bagian ini menyampaikan Spiritualitas dalam Dunia Pewayangan.
Pendidikan Islam Kombinasi Transfer of Knowledge dan Transfer of Spiritual
da dua komunikasi dan jalinan silaturrahim yang harus selalu kita jaga dan bina yakni komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Komunikasi vertikal sebagai jalinan dialog antara Pencipta dan yang diciptakan, antara Yang Maha Kuasa dan yang biasa saja, antara yang dipuja dan yang setara
Tarekat Naqsyabandiah #11: Guru Spiritual Sang Mursyid ada Syaratnya
orang lain bazar buku dan kitab, kita bazar makanan dan kue tempatnya pun terkadang di halaman masjid, penjual dan pembelinya terkadang ada yang tidak berbusana yang mencerminkan Islami. Akhirnya masjid nuansa spritualitasnya berkurang, karena mirip dengan pasar kue dan makanan.
Pemerintah melalui pengelola perpustakaan dan penggerak literasi harus membangun sistem gerakan yang lebih gencar dengan menitikberatkan program mengubah pola pikir masyarakat terkait kebutuhan membaca
Jika disebut “5 Kyai Khos” yang selalu dipatuhi komandonya oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), maka KH Shonhaji Chasbullah Kebumen lah salah satu di antaranya.
Perjalanan spiritual ketiganya adalah sebuah proses berharga yang membuat mereka semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Penasaran bagaimana kisah mereka? Inilah kisah perjuangan hidup spiritual yang mereka jalani.
Peter Carey menambahkan, meski wajah Diponegoro tak setampan Arjuna, kharismanya tak dianggap sebelah mata oleh orang-orang Jawa.
Di Banten, beliau merintis usaha sembako. Hari demi hari, menggu demi minggu, hingga beberapa bulan kemudian usaha tersebut tidak kunjung mengalami peningkatan. Bahkan penjualannya tidak mampu mencapai titip impas/equilibrium alias rugi.
Sejak usia 17 tahun, aktris Dian Sastrowardoyo rupanya pernah mengalami perjalanan spiritualitas sebelum akhirnya teguh memeluk Islam.
Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta masa khidmat 2016-2020, Kyai Taufik Damas mengingatkan kepada siapapun untuk tidak sembarangan memilih mursyid (guru), terutama bagi mereka yang ingin mendalami spiritualitas.
Saya menyimak diskusi itu dan menikmati ulasan-ulasan langka dari seorang ahli mengenai sufisme dan Islam. Sambil menyimak saya membuat beberapa coretan di bawah ini yang muncul dari beberapa buku yang telah saya baca sebelumnya.
Mesu batin adalah untuk menyeimbangkan sisi spiritualitas kita ditengah dominannya aspek material empiris di zaman ini. Untuk itu tentunya sejenak mesu batin akan sangat bermanfaat untuk orang dengan jenis kepribadian apapun.
Tanpa kesadaran dan pembelajaran, karakter wara’ sulit dimiliki orang-orang yang terbiasa berperilaku sembrono (tasahhul) dan mengabaikan sinyal-sinyal nurani. Nurani yang masih bersih dan terjaga agar tetap jernih, akan memperingan kerja otak dalam menilai dan mengambil sikap.
Pesantren Tegalrejo, Magelang menjadi bagian sejarah pencarian keilmuan yang dijalani oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Saat itu, tepatnya pada 1957 Gus Dur memutuskan untuk nyantri dibawah asuhan KH. Chudlori
Support serta dukungan dari sang istri ini pula yang membentuk kepribadian Mbah Manab menjadi pribadi yang mulia.
Imam Ibnu Jauzi mencatat sebuah riwayat tentang Imam Bakr bin Abdullah al-Muzani. Berikut riwayatnya:
Mudik bukan bayangan yang menyenangkan, tetapi anehnya di Indonesia mudik menjadi tradisi yang mengurat mengakar, dari masyarakat biasa, pengusaha sampai para pejabat negara
Clifford Geertz, seorang antropolog Amerika, memperlkenalkan konsep abangan, priyayi, dan santri dalam karyanya yang berjudul The Religion of Java pada tahun 1960 Masehi. Dalam studinya tentang masyarakat Jawa, Geertz membagi struktur sosial Jawa berdasarkan agama ke dalam tiga kategori ini untuk memahami dinamika dan kompleksitas budaya dan keagamaan masyarakat Jawa pada masa itu.
Suatu hari, Gus Dur menemani ayahnya dalam perjalanan menuju Sukanegara untuk sowan kepada Ajengan Musa. Gus Dur mengenang saat-saat itu dengan penuh hormat dan kekaguman, terutama mengingat kedalaman ilmu dan kebijaksanaan yang dimiliki Ajengan Musa. Setelah mereka bersalaman, Ajengan Musa berbicara kepada KH. A. Wahid Hasyim dalam bahasa Sunda, mengisyaratkan suatu peringatan yang serius.
Kisah ini bukan hanya tentang seorang presiden dan gurunya, tetapi juga tentang bagaimana kekuatan spiritual dapat menjadi bagian penting dari perjuangan bangsa. Pesantren Cikiruh tidak hanya menjadi saksi perjuangan fisik, tetapi juga menjadi tempat di mana semangat perjuangan dilandasi dengan doa dan keikhlasan.