Cinta adalah sebuah emosi yang lahir dari perasaan kasih dan sayang yang kuat terhadap sesuatu atau seseorang yang meliputi pengabdian, ketulusan, kejujuran, rasa ingin memberi, membuat bahagia serta melindungi. . Dalam QS Maryam ayat 96 disebutkan
Sufisme adalah pengetahuan tentang inti, buah dan puncak dari segala pengetahuan manusia. Sebuah pengetahuan yang melampaui formalisme yang rigid dan logika yang spekulatif. Kaum sufi mengerahkan segenap ruh menuju Dia Yang Menciptakan, lalu hanyut tenggelam di dalam Diri-Nya.
Mesu batin adalah untuk menyeimbangkan sisi spiritualitas kita ditengah dominannya aspek material empiris di zaman ini. Untuk itu tentunya sejenak mesu batin akan sangat bermanfaat untuk orang dengan jenis kepribadian apapun.
Seluruh penduduk kota, besar, kecil, laki-laki dan perempuan berduka cita, tersedu-sedu, histeris. Orang-orang desa dari Roma dan Turki merobek-robek bajunya, mengekspresikan luka jiwa yang mendalam
Seluruh penduduk kota, besar, kecil, laki-laki dan perempuan berduka cita, tersedu-sedu, histeris. Orang-orang desa dari Roma dan Turki merobek-robek bajunya, mengekspresikan luka jiwa yang mendalam
Seluruh penduduk kota, besar, kecil, laki-laki dan perempuan berduka cita, tersedu-sedu, histeris. Orang-orang desa dari Roma dan Turki merobek-robek bajunya, mengekspresikan luka jiwa yang mendalam
Seluruh penduduk kota, besar, kecil, laki-laki dan perempuan berduka cita, tersedu-sedu, histeris. Orang-orang desa dari Roma dan Turki merobek-robek bajunya, mengekspresikan luka jiwa yang mendalam
Seluruh penduduk kota, besar, kecil, laki-laki dan perempuan berduka cita, tersedu-sedu, histeris. Orang-orang desa dari Roma dan Turki merobek-robek bajunya, mengekspresikan luka jiwa yang mendalam
“Bagaimana mungkin sufi besar yang penuh misteri dan merubah jalan hidup Maulana Rumi ini begitu sepi. Dan tak banyak peziarah. Mengapa pengaruhnya tak sebesar sang murid? Mungkinkah karena dia orang asing?” Pikiran itu melayang-layang di otakku sambil melangkah masuk ke dalam
“Cintaku untuk Siapa?” Tentu mudah menjawabnya, “Untuk Allah dan Makhluk-Nya!” Tuntas bukan. Tapi tak sesederhana itu, tentu diperlukan narasi yang dapat mengurangi dahaga intelektual para pecinta, yang notabene adalah insan manusia di mana pun kita berada