Secara umum bisa dikatakan bahwa “syarah” (الشرح) dan “hasyiyah” (الحاشية) itu bisa saja dibedakan, akan tetapi tetap akan sangat susah dipisah tegas karena memang ada banyak sisi yang beririsan.
Jika kita sudah paham perbedaan antara syarah dengan hasyiyah, maka insya Allah kita akan mudah memahami perbedaan antara syarah (الشرح) dengan taqrir (التقرير) (silakan dibaca catatan saya yang mengupas perbedaan syarah dengan hasiyah yang berjudul “Apa Bedanya “Syarah” Dengan “Hasyiyah”?”)
Istilah “ta’liq” (التعليق) disebut juga “ta’liqoh” (التعليقة). Bentuk jamaknya adalah “ta’liqot (التعليقات) atau “ta’aliq” (التعاليق). Secara bahasa, makna ta’liq adalah “komentar” atau “penjelasan” atau “catatan”. Kalimat yang berbunyi “u’alliqu ‘ala kalamihi” bermakna, “Saya mengomentari ucapannya”
Kemuliaan seorang hamba hanya ketika bersandar diri kepada Tuhannya. Begitu pula sebaliknya...
Ini adalah sebuah kisah hikmah tentang kesabaran yang diajarkan dari kisah Nabi Ayub. Simak kisahnya di sini...
Dalam matan diterangkan bahwa penyembelihan hewan itu harus membaca bismillah. Namun demikian, apakah kata “harus” dalam matan itu berarti tentang sah tidaknya hewan kurban yang kita sembelih?
KH. Syamsuri Brabo menjual Kitab Syarah Bukhori setebal 12 jilid besar kepada Bpk. Anwar (Toha Putera) Semarang kala itu dan saat menjual kitab tadi, KH. Syamsuri bermaksud bahwa suatu saat, ia akan membeli kitab tersebut kembali.
Kejanggalan saya terjawab oleh seorang ulama ahli hadis dari India yang juga pengamal ilmu Tasawuf, Syekh Al-Muttaqi Al-Hindi (975 H), pemilik kitab Kanzul Ummal yang memuat lebih dari 40.000 hadis dan Atsar.
Syaikh Utsman bercerita bahwa dulu, guru beliau (namanya tidak disebut) yang juga merupakan guru dari Sayyid Muhammad Alawi, pernah bertemu dengan Rasulullah SAW yaqadhah atau secara langsung ketika sedang berziarah di Raudhah sebagaimana saat itu.
Sebanyak tujuh sebutan dalam bahasa Arab diberikan untuk ilmu itu, yang mungkin tidak dikenal dalam ilmu lainnya, dan boleh jadi menunjukkan bahwa keberatan terhadap kata kalam yang diperlihatkan oleh para sarjana seperti Imam Mutakallimin terus berlangsung setelah itu.