Bagaimana hukumnya menambah kalimat “Abdul Qadir Waliyullah” sesudah kalimah Thayyibah?.
Banyak kisah dan peristiwa mistis yang dialami oleh Syekh Abdul Qodir Jailani menunjukkan kekayaan spiritual dan kekaromahan beliau, bahkan keajaiban tersebut sudah terlihat sejak beliau masih kecil. Berbagai cerita dan peristiwa mistis ini telah terdokumentasi dalam buku Manaqib Syekh Abdul Qodir Jailani
Iblis sudah bersumpah di hadapan Allah Swt bahwa ia akan menjadi musuh abadi bagi manusia. Iblis bersumpah:
Kendati Syekh Abdul Qadir al-Jailani menggambarkan ihwal Hadarah al-Quds sebagai maqam tertinggi salik yang telah bermakrifatulLah, beliau qaddasahulLah dengan penuh arif bijaksana terus mendorongkan harapan besar kepada kita untuk bisa menggapai maqam ahli tauhid itu.
Suatu ketika, Sultonul Auliya’ Syekh Abdul Qadir al-Jailani bersama murid-muridnya berpapasan dengan seorang pemabuk yang teler berat. Walaupun dengan kondisi mabuk berat, si pemasuk itu memberikan 3 pertanyaan kepada Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Ada seorang yang busuk hatinya ingin memfitnah Syekh Abdul Qadir. Ia berupaya mencari jalan untuk memfitnahnya.
Tulisan ini adalah kisah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani saat sedang mencari ilmu, beliau pernah kelaparan sampai mencari sisa-sisa makanan. Kisah ini menjadi penanda bahwa seorang ulama besar, ahli ilmu, juga mengalami proses yang tidak sederhana. Berikut kisahnya.
Al-Khidhir alaihis salam berkata; aku pernah bertanya kepada auliya (para wali) mengenai amalan yang dapat menghapus nama seseorang dari catatan celaka menjadi orang bahagia. Maka tidak ada di antara para auliya yang memberikan jawaban.
Kisah saat Syekh Abdul Qadir bersujud di hadapan pemabuk.
Dulu saya tidak habis pikir bagaimana bisa seorang bergelar ustadz bernama Badrusalam yang tersebar luas ceramahnya membuat-buat pernyataan palsu yang dinisbatkan pada ulama Syafi’iyah dan dengan percaya diri merekam dan menyebarkannya di Indonesia yang nota bene mayoritasnya berafiliasi pada mazhab Syafi’iyah.
Pada tahun 537 H, putriku yang bernama Fatimah naik ke atas loteng rumah. Tak lama kemudian ia menghilang secara misterius. Pada waktu itu ia masih perawan dan usianya baru 16 tahun. Aku mengadukan kejadian itu kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
Suatu ketika ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir Jaelani, mengantarkan anaknya untuk berguru pada Syekh untuk mempelajari ilmu suluk. Syekh memerintahkan agar si anak harus belajar dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan ditempatkan di ruang khalwat.
Suatu cerita tentang seorang yang mati di zaman syekh Abdul Qadir Al-Jilani. Setelah dikubur orang tersebut berteriak-teriak karena kesakitan sehingga orang-orang disekitarnya (shahabat syekh) mendengar teriakan orang tersebut.
Bila kau telah makrifat (mengenal) Allah tentu engkau akan mengenal yang selain-Nya. Tetapi, sayangnya engkau tidak mengenal Allah, para rasul, para nabi, dan para walinya. Engkau bisa celaka apabila tidak mengambil pelajaran dari apa-apa yang telah terjadi pada makhluk terdahulu di dunia ini.
Saat perjalanan bersama murid-muridnya, mereka berpapasan dengan seorang pemabuk yang sedang mabuk berat
Pada pertemuan singkat bersama Sidi Syekh Fadil Al-Jailani di kantor Jailani Center, Istanbul Turki, beliau membuka kitab Syekh Abdul Qadir Jailani yang bernama Al-Ghunyah.
Syekh Hawad Al-Qadri pernah meriwayatkan tentang seorang laki-laki yang datang kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dengan permohonan ingin mendapatkan seorang anak laki-laki
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani pernah ditanya muridnya tentang al-khathir (bisikan jiwa), lalu beliau menjawab: “Memang apa yang engkau ketahui tentang al-khathir ?
Beliau ialah Syeikh Abdul Qadir bin Abdillah bin Qasim bin Muhammad bin Isa Azizy Al-Halabi As-Syazili. Nasabnya bersambung kepada Syeikh Umar Al-Ba’aj yang masih keturunan Imam Husein RA.
Dikisahkan bahwa Abdus Shamad bin Humam termasuk orang terkaya di Baghdad. Ia dikenal sangat cinta dunia, sombong dan takabur. Ia bangga telah memiliki dunia dan banyak orang yang bekerja kepadanya, ia mengira dapat menguasai dan memerintah mereka untuk melakukan apa saja sesenang hatinya.