Ketika Khatib sedang memberikan wasiat ketakwaan dengan seruan Ittaqullaha, mungkin ada sebagian jama'ah yang menjawab dengan jawaban Insya Allah. Sedangkan redaksi dari wasiat ketakwaan seperti di atas adalah megajak kita untuk bertakwa kepada Allah. Lalu bagaimana hukumnya?
Meski "Bangsa Yahudi" diberi keunggulan, namun bukan serta merta menjadi bangsa yang terbaik, justru banyak disebut dalam Al-Qur'an kemurkaan Allah kepada mereka karena membunuh para Nabi, memakan riba, kemungkaran dibiarkan dan seterusnya.
Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Qomariyah atau Hijriyah. Bulan Muharram termasuk dalam kategori Asyhurul Hurum. Pada bulan ini kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan-amalan yang baik seperti shalat, puasa, dan membaca do'a pada akhir dan awal tahun Hijriyah.
Abu Bakri bin Muhammad Zainal Abidin Syatha atau yang kerap disapa dengan panggilan Sayyid Abu Bakri Syatha lahir pada tahun 1266 H/1849 M di Makkah.
LADUNI.ID, Jakarta – Para ulama, orangtua kita, guru ngaji dan guru sekolah kita, tetangga kita, hingga sahabat karib yang baik selalu mengingatkan diri agar senantiasa mengutamakan adab daripada ilmu.
Perkembangan sejarah telah membuktikan, tanpa bisa diingkari, bahwa negara-negara nasional (nation states) telah nyata dibentuk, sehingga mustahil bagi umat Islam untuk menolaknya dan memaksakan negara khilafah yang bersifat universal meliputi seluruh dunia.
Tentu dalam melaksanakan perintah puasa diperlukan kesabaran. Coba lihat, orang yang berpuasa harus makan sahur di saat orang lain sedang nyenyak tidur
Perempuan sebagai cerminan laki-laki, mengandung pengertian bahwa untuk melihat bagaimana laki-laki, baik karakter dan akhlaknya, tinggal melihat dalam cermin; bagaimana laki-laki memperlakukan perempuan. Dalam hal ini, maka laki-laki terpantulkanlah kebaikan dan keburukannya.
Jadi, dari sini bisa dipahami tentang diperbolehkannya wanita untuk berziarah kubur. Metode dalil yang disampaikan oleh para ulama menyatakan bahwa seandainya ziarah kubur bagi wanita dilarang, maka mestinya Nabi SAW melarang wanita yang dimaksud di dalam Hadis untuk ziarah kubur.
Bertakwalah kamu kepada Allah Swt dimanapun kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan yang dengannya kamu bisa menghapus keburukan tersebut, dan bergaullah dengan manusia dengan cara yang baik
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan sembelihlah hewan qurban. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (tak berketurunan).”
Ada seorang yang bertanya mengenai, apakah yang menjadi tanda-tanda orang yang bertakwa? Pertanyaan ini diungkapkan oleh seorang bapak yang beralamat di Jl. Diponegoro 47 Parakan. Berikut penjelasan KH Mustofa Bisri.
Pria di atas bata itu nampak beristirahat di sudut jalanan dekat Jamarat pada waktu haji. Sebagaimana jutaan jama'ah lainnya, ia tak memakai apapun kecuali dua lembar kain.
Berikut adalah do'a Sulthon Al Aulia’ Sayyidina Syaikh ‘Abdul Qodir Al Jilani RA menyambut bulan Ramadhan
"Tanda seseorang yang telah mendapatkan salam dan berjabat tangan dengan Malaikat Jibril adalah; 1. Bergetar kulitnya, 2. Hatinya lembut tipis (mudah menangis), dan 3. Air matanya senantiasa bercucuran."
Ibadah shalat yang dikerjakan dengan baik dan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan al-Sunnah akan membina iman seseorang menjadi sempurna dan lengkap
Secara etimologis , kata “taqwa” berasal dari bahasa arab taqwa. Kata taqwa memiliki kata dasar waqa yang berarti menjaga, melindungi, hati-hati, waspada, memerhatiakn, dan menjauhi. Adapun secara terminologis, kata “taqwa” berarti menjalankan apa yang diperintahankan oleh Allah SWT dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya.
Keseimbangan semesta adalah analogi keseimbangan jiwa yang menghantarkan manusia menjadi makhluk yang bahagia. Berbagai unsur harus seimbang, 'aql berilmu dalam pancaran Islam, qolb damai dalam pelukan iman dan jism-nya mulia amalnya dalam balutan ihsan yang memaslahatkan.
Secara etimologis , kata “taqwa” berasal dari bahasa arab. Kata taqwa memiliki kata dasar waqa yang berarti menjaga, melindungi, hati-hati, waspada, memerhatiakn, dan menjauhi
Takwa adalah melaksanakan semua perintah dan menjauhi semua larangan. Ketakwaan ini merupakan perintah syar’i.
Dalam Islam, Allah menganjurkan seorang ibu untuk menyusui anak selama dua tahun. Namun jika ingin disapih sebelum dua tahun tidaklah dilarang dengan syarat bermusyawarah terlebih dahulu, antara suami dan istri saling rela.
Firman Allah "...Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa…"
Firman Allah "...Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya."
Firman Allah "...Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya."
Firman Allah "...Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya."
Firman Allah "Wahai orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah"
Firman Allah "Wahai orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah"
Firman Allah "Wahai orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah"
Ramadan mubârak, bulan yang diberkahi. Di bulan inilah kita diwajibkan berpuasa Ramadan (QS. al-Baqarah [2]: 183), yang difardukan pertama kali pada bulan kedua hijriah.
Sebagai agama samawi, Islam memadukan antara dimensi esoterik (aqidah) di satu sisi, dan dimensi eksoterik (syari’ah) di sisi yang lain. Dimensi eksoterik ajaran Islam memuat ajaran paling fundamental yang menyangkut sistem keimanan dan kepercayaan terhadap Allah SWT sebagai pencipta alam semesta.
Hanya orang-orang yang bertakwa yang memiliki kemuliaan di sisi Allah SWT. Kekayaan itu tidak akan abadi, kemiskinan pun tidak akan selamanya. Bahagia dan derita, pun juga demikian adanya, datang silih berganti.
Di Bulan Muharam, bulan mulia yang penuh kutamaan ini, hendaknya tidak dikosongkan dari hal-hal yang bernilai ibadah. Di dalam Bulan Muharam ini, terutama di hari kesepuluh, yang disebut juga Hari ‘Asyura, Allah SWT telah mengutamakannya dari hari-hari yang lain.
Jika kewajiban shalat kita kerjakan dengan memperhatikan kualitas, maka shalat yang dilakukan akan benar-benar bisa dinikmati dan akan berdampak pada perilaku serta kualitas kehidupan kita.
Nasihat itu utamanya adalah tentang membenarkan kenabian Muhammad SAW, membantu syariatnya, ikhlas dalam mencintainya dan lebih mencintainya daripada mencintai diri sendiri, anak-anak, orang tua dan berbagai hal lainnya.
Upaya untuk menjaga persatuan dan kerukunan berikutnya adalah dengan menjalin kepekaan sosial. Hal ini bisa dilakukan dengan saling memahami satu sama lain.
Bersyukur dalam konteks kepada orang tua terwujud dalam bakti kita kepada mereka. Bersyukur kepada mereka juga merupakan bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT. Dalam arti, hakikat kita bersyukur kepada orang tua adalah juga bersyukur kepada Allah SWT.
Luapan syukur kita adalah dengan memanfaatkan semua nikmat ini demi kebaikan dan penghambaan. Bukan justru menjadikannya sebagai alat dan media untuk bermaksiat, pamer, berbangga diri dan menyombongkan diri kepada orang lain yang kurang beruntung.
Ketenangan dan kedamaian jiwa sangat diperlukan dalam hidup yang terasa berat dihadapi. Dengan jiwa yang tenang, kehidupan ini dapat dijalani secara teratur dan benar sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya.
Dengan iman dan takwa itu akan ditemukanlah rahasia yang mengantarkan kita kepada ridho Allah SWT. Dan ketahuilah bahwa sungguh tiada yang lebih pantas untuk diharapkan dari seorang hamba, kecuali hanyalah ridho dari Sang Pencipta, Allah SWT.
Ketahuilah bahwa hati yang dimiliki oleh setiap manusia terkadang lembut selayaknya sutra, tapi tidak jarang juga ia berubah menjadi sekeras batu.
Allah SWT menjanjikan di dalam ayat di atas tersebut, bahwa hamba-hamba-Nya, baik laki-laki maupun perempuan, yang mengerjakan amal sholeh, selain mendapatkan pahala kelak di akhirat, mereka juga akan diberikan kehidupan yang bahagia di dunia.
Semoga kita senantiasa dibimbing oleh Allah SWT untuk hamba yang sabar, selalu mengingat-Nya dan mensyukuri segala nikmat-Nya, serta diberi taufiq dan hidayah agar dapat melaksanakan tugas utama sebagai seorang hamba dengan sebaik-baiknya, yakni beribadah kepada Allah SWT.
Banyak manfaat dan faedah yang didapat dari istiqomah yang kita lakukan. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan sekian keistimewaan yang didapatkan setiap orang yang menjalankan amal kebaikan dengan istiqomah.
“Sungguh Allah telah mengharamkan darah kalian, harta-harta kalian dan kehormatan kalian sebagaimana haramnya hari kalian ini, pada bulan kalian ini dan di negeri kalian ini." (HR. Bukhari)
Allah SWT menegaskan bahwa perbuatan ghibah itu layaknya seseorang memakan daging bangkai saudaranya sendiri. Tentu hal ini merupakan pesan yang sangat keras sekali, sebab seharusnya tidak mungkin ada yang mau untuk memakan daging bangkai saudaranya sendiri.
“Shalat adalah tiang (pokok) agama, barang siapa yang mendirikannya, maka dia benar-benar menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya, maka dia merobohkan agama.” (HR. Al-Baihaqi)
“Pada hari ini setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang telah diusahakannya. Tidak ada yang terzalimi pada hari ini. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Al-Mu’min/Ghafir: 17)
Dalam sejarahnya, di dalam bulan Sya'ban terjadi pula perpindahan kiblat umat Islam. Sebelumnya ketika itu ibadah umat Islam menghadap Masjidil Aqsha, lalu atas kehendak Allah dalam mengabulkan harapan Nabi Muhammad, maka dipindahlah kiblat itu menghadap ke Kakbah yang berada di Masjidil Haram.
Adalah mustahil, kita sebagai manusia terlepas sama sekali tanpa pernah melakukan kesalahan. Oleh karenanya, kita yang sudah pasti dihinggapi kesalahan itu harus selalu mengiringinya dengan taubat.
Allah SWT mewajibkan puasa bagi kita di dalam bulan Ramadhan, tidak lain adalah sabagai wujud rasa syukur dan ketaatan kita kepada-Nya.
“Barang siapa berpuasa Ramadhan karena percaya kepada Allah dan hanya mengharapkan (ridho) Allah SWT, maka akan diampuni semua dosa yang telah dilakukannya.”(HR. Bukhari)
Dengan berpuasa dan membaca Al-Qur’an, maka hal ini berarti kita juga mengikuti perintah Nabi Muhammad SAW. Dan jika kita mengikuti perintah Nabi Muhammad SAW, maka kita juga berharap mendapatkan syafaat dari beliau. Sungguh beruntunglah kita jika mendapatkan keutamaan itu.
Sepuluh hari akhir Ramadhan adalah momentum yang sangat utama bagi kita untuk memaksimalkan ibadah. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, kita harus berusaha untuk bergegas dalam meningkatkan ibadah di sepuluh hari akhir bulan Ramadhan.
Sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan zakat sejak dahulu. Sebagaimana umat terdahulu diwajibkan menunaikan zakat, demikian pula kita wajib menunaikannya.
“Bukanlah yang dimaksud menyambung tali silaturrahim itu adalah sekadar kunjungan seseorang kepada yang lainnya dalam keadaan damai, tetapi (hakikat) yang dimaksud silaturrahim itu adalah ketika ada pertalian yang terputus, maka kemudian ada yang menyambungkannya kembali.” (HR. Bukhari)
Di antara tanda ketakwaan adalah dengan menunaikan amanah. Dan di antara hal itu terdapat amanah yang berhubungan dengan hak-hak Allah SWT dan amanah yang berhubungan dengan hak-hak hamba-Nya.
“Perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan bersabarlah dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Kesudahan (yang baik di dunia dan akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)
“Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, beliau berkata: ‘Ditanyakan kepada Nabi Muhammad SAW, ‘Wahai Rasulullah apa makna As-Sabil dalam ayat ini?’ Beliau menjawab: ‘Bekal dan kendaraan.’” (HR. Al-Hakim)
Tafakkur merupakan ibadah yang sangat utama dan sangat besar faedahnya. Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk bertafakkur atau merenung. Dan Allah SWT juga memberi pujian atas orang-orang yang setiap saat selalu merenung dan berpikir.
Disyariatkannya ibadah haji tidak hanya sebatas tentang ibadah saja, tapi lebih dari itu, adanya ibadah haji justru sebagai bukti adanya persatuan serta kejayaan Islam, dan pada saat yang sama semua itu tunduk pada Allah SWT.
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11).
“(Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.”
"Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan lebih disukai untuk beramal sholeh di dalamnya daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Maka perbanyaklah pada hari-hari tersebut membaca tahlil, takbir, dan tahmid." (HR. Ahmad).
Di antara amalan yang dianjurkan dalam sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah berpuasa, terutama pada hari Tarwiyah dan Arafah, yakni tanggal 8 Dzulhijjah dan tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa pada hari-hari ini memiliki keutamaan yang besar.
Ketahuilah bahwa ibadah qurban bukan sekadar menyembelih hewan, tetapi memiliki makna yang lebih dalam. Qurban adalah simbol dari ketaatan dan pengorbanan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS.
Keimanan itu harus menancap di dalam hati, lalu kemudian diamalkan melalui ucapan dan tindakan dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Dan semuanya ini, tentu tidak bisa terlepas dari petunjuk dari Rasulullah SAW.
Jika dilihat dari dampak spiritual, maka bisa dipastikan bahwa perbuatan selingkuh atau zina itu pasti merusak iman seseorang. Ketika seseorang melakukan zina, ia sedang dalam keadaan jauh dari Allah SWT.
Setiap tahun baru adalah kesempatan untuk merenung dan mengevaluasi diri kita sendiri. Sejauh mana kita telah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya? Seberapa banyak amal baik yang telah kita lakukan dan seberapa banyak dosa yang telah kita perbuat?
Selain berpuasa, hari ‘Asyura juga merupakan momen yang sangat baik untuk memperbanyak amal kebaikan. Salah satu amal yang sangat dianjurkan adalah menyantuni anak yatim. Islam sangat menekankan pentingnya menyantuni dan memperhatikan anak yatim.
Berprasangka baik kepada Allah juga merupakan sebab yang besar dalam meraih ketenangan hati, kedamaian pikiran, dan kelapangan dada.
Hidup damai merupakan salah satu tujuan mulia dalam Islam. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menjaga kedamaian dan ketenteraman, baik di dalam keluarga, masyarakat, maupun antar bangsa.
Ketahuilah, bahwa adu domba adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam karena dapat merusak persaudaraan, menimbulkan permusuhan, dan memecah belah umat. Sebab, pada dasarnya orang-orang Mukmin itu pada hakikatnya adalah saling bersaudara.
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku.” (HR. Tirmidzi)
Kemerdekaan bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya. Ia adalah hasil dari perjuangan para pahlawan bangsa yang penuh dengan pengorbanan jiwa dan raga. Namun, yang lebih utama, ditegaskanlah bahwa kemerdekaan adalah karunia dari Allah SWT.
Ketahuilah, bahwa dalam Islam, kepemimpinan bukanlah sekadar kedudukan yang membawa kemuliaan dan kehormatan, tetapi juga adalah amanah yang berat yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Jadi, iman itu tidak hanya terwujud dalam bentuk ibadah ritual semata, melainkan juga dalam kepedulian terhadap sesama. Dengan kata lain, keimanan dan kepeduliaan sosial adalah dua hal yang saling terkait dan terikat.
“Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah: 128)
Di bulan Rabiul Awal ini, kita menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Kita harus memahami arti pentingnya merayakan kelahiran beliau, yang mana kemudian dikenal dengan perayaan Maulid Nabi.
Rasulullah SAW adalah sosok teladan yang tiada tanding dalam hal keikhlasan, keteguhan, serta keberanian untuk menyampaikan risalah Allah, meski rintangan dan cobaan terus menghadangnya.
Dalam Islam, ikatan di antara orang-orang beriman (Mukmin) sangat kuat, bahkan lebih kuat daripada ikatan darah dalam banyak hal. Persaudaraan ini memiliki landasan yang kokoh dalam Al-Qur'an dan Hadis serta direfleksikan dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan.
Adalah sebuah fakta, bahwa sebuah bangsa yang kuat dan sejahtera tidak terlepas dari peran penting rumah tangga yang dibangun dengan nilai-nilai agama dan keharmonisan.
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah memperbaikinya; berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harapan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A'raf: 56)
"Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, bahwa barang siapa di antara kamu melakukan kejahatan karena kejahilan (kebodohan), kemudian ia bertaubat setelah itu dan memperbaiki diri, maka sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al-An'am: 54)
Segala puji hanya bagi Allah, yang mengatur segala urusan dengan sebaik-baiknya, yang mengaruniakan kita pemimpin-pemimpin yang telah berjuang dengan sungguh-sungguh demi kemaslahatan bangsa dan negara.
“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11).
“Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Hidup, yang tidak mati dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Furqan: 58)
“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” (QS. Az-Zumar: 53)
Sesungguhnya besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian, dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji mereka, barang siapa yang ridho maka baginya keridhoan Allah, namun barang siapa yang murka maka baginya kemurkaan Allah.” (HR. At-Tirmidzi)
“Jagalah diri kalian dari neraka, sekalipun hanya dengan sebiji kurma. Kalaulah tidak bisa, lakukanlah dengan ucapan yang baik.” (HR. Bukhari)