Ini adalah kisah kewalian Gus Dur saat gagal sowan kepada Kiai Mutamakkin. Bagaimana kisahnya?
Makam Syeikh Ahmad Mutamakkin di pemukiman Desa Kajen tepatnya sebelah barat Masjid Jami’ Kajen
Begini tata cara ketika kita melakukan ziarah ke makam Mbah Mutamakkin Kejen.
Waktu kecil dulu, melalui penuturan dari masyarakat sekitar di desa saya (desa Cebolek, di Kabupaten Pati, Jawa Tengah), saya kerap mendengar kisah tentang Kiai Cebolek atau Kiai Mutamakkin (hidup kira-kira pada pertengahan abad ke-17 dan awal abad ke-18) yang melakukan perjalanan ajaib ke Timur Tengah dengan berkendaraan "jin".
Hakikatnya, setiap orang Mukmin itu memahami bahwa ilmu, harta dan jabatan adalah wasilah untuk berkhidmah, untuk meraih ridho Allah SWT. Mereka berkhidmah, dengan ketundukan dan penuh keikhlasan.
Secara bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar.
Cinta dunia tidak terkait langsung dengan mencari, memiliki, dan menggunakannya, tapi terkait dengan cara menyimpannya. Mencari, memiliki, dan menggunakan dunia tidak dilarang, bahkan dianjurkan. Asalkan dunia yang dicari dan dimiliki tidak dipakai untuk merusak, tapi memperbaiki yakni untuk kemaslahatan.
Syekh Ahmad Mutamakkin dikenal juga dengan nama Mbah Cebolek, beliau adalah seorang faqih yang disegani karena berpandangan jauh dan luas.
Firman Allah "Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin)…"
Sekiranya anak Adam memiliki dua bukit maka ia akan mencari yang ketiga
Sekiranya anak Adam memiliki dua bukit maka ia akan mencari yang ketiga
Sekiranya anak Adam memiliki dua bukit maka ia akan mencari yang ketiga
Di antara keindahan dunia yang keluar
Mengutamaan untuk berbakti kepada kedua orang tua dari shalat sunah
Mengutamaan untuk berbakti kepada kedua orang tua dari shalat sunah
KH. Yahya Al Mutamakkin memiliki nama lengkap Habibullah Yahya Al Mutamakkin. Nama belakang beliau dinisbatkan pada satu sosok ulama kharismatis, asli Kajen, Jawa Tengah, Syaikh Ahmad Mutamakkin.
Pada awal abad ke-9 Masehi, Kekaisaran Bizantium tengah berada dalam situasi yang rumit secara politik dan militer. Kaisar Nicephorus I, yang berkuasa dari tahun 802 Masehi, memiliki ambisi besar untuk memperluas kekaisaran dan memperkuat otoritasnya. Pilihan Nicephorus ada dua, antara melawan Kekhalifahan atau Bulgaria yang pada masa itu semakin kuat dan bersatu di bawah kekuasaan Khan Krum.a