Itu diantara poin sambutan dan nasehat yang disampaikan Al-Mukarram Tgk H Nuruzahri (Waled Nu) yang juga pimpinan Dayah Umul Ayman Samalanga dalam acara tersebut bertempat di gampong Geulanggang Baro, Kecamatan Kota Juang, Cot Gapu, Bireuen, Minggu
Diantara saudara lainnya Waled yang berhasil yakni Tgk.Fakhrurrazi menjadi pedagang hasil bumi. Syekh Asnawi menjadi guru Sekolah Menengah di Sigli dan meninggal dunia sebagai korban DOM 1991.
Tentunya dari sinilah tumbuh dan berkembang semangat belajarnya hingga membentuk satu sikap cinta akan ilmu pengetahuan agama dan untuk seterusnya memilih menjadi santri di dayah tersebut
“Kita sangat berharap keberkahan bulan Rajab ini, masyarakat dapat mengisinya dengan mengikuti pengajian umum yang disampaikan ulama kharismatik Aceh dan juga bisa mengambil berkah dan ilmu bermanfaat dari beliau” pinta sang jomblowan senior itu.
Kini dayah Ummul Ayman terus berbenah dan telah melahirkan perguruan tinggi juga Dayah cabangnya dan beberapa inovasi lainnya di bawah yayasan yang dipimpin Waled. Semoga Umay (Ummul Ayman) terus maju dan berkembang
Di akhir sambutannya, Waled juga berharap dan mendoakan agar wisudawan pertama itu menjadi generasi yang baik, terutama bebas dari ancaman narkoba, serta bisa berguna bagi agama dan bangsa
"Untuk saat ini perang harus kita hadapi adalah perang pemikiran (ghazwul fikri). Salah satu cara mengaplikasikannya adalah lewat tulisan, seperti yang dilakukan penulis buku ini," ujar Waled Samalanga.
Visi Yayasan Pendidikan Islam Ummul Ayman menempatkan diri sebagai salah satu pusat pengembangan sumberdaya manusia (SDM) yang islami serta berwawasan ilmiah yang nantinya akan mampu beradaptasi dengan perkembangan pendidikan.
Tgk. H Nuruzzahri Yahya, akrab disapa Waled Nu, lahir di desa Mideun Jok, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen pada 1951. Beliau anak sulung Tgk.H Yahya dari istri pertamanya, Sa’diah. Dari ibunda Sa’diah yang meninggal dunia pada 1959 Waled Nu mempunyai dua orang saudara; Tgk.Fakhrurrazi Yahya dan Syeh Asnawi Yahya (Alm)