Melihat akhlaknya ahli bait, orang mau tau ahli bait? lihat dari akhlaknya mereka, lihat daripada perangainya mereka
LADUNI.ID, Jakarta – Sebagai Muslim kita harus menghormati sekaligus mencintai keluarga dan keturunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang disebut Ahlul Bait. Rasulullah memang menghimbau agar umatnya menghormati dan mencintai keluarga dan keturunannya.
Memuliakan dzurriyyah Nabi itu bukan karena kesholehannya atau kealimannya, tetapi karena itu adalah keturunan Kanjeng Nabi. Kalaupun dzurriyyah Nabi itu seorang yang alim atau yang disebut ithratur rasul, maka kita justru double dalam memuliakannya.
Banyak orang Indonesia yang berziarah ke maqbarah KH. Maimoen Zubair, selepas rampung menunaikan ibadah haji maupun umroh. Biasanya mereka menyiramkan air di pusara KH. Maimoen Zubbair dan membaca doa sebagaimana tradisi orang-orang Indonesia.
Dikisahkan bahwa dahulu seorang ulama yang bernama Syekh Muhammad bin Abu Bakar Abbad ketika ada seorang keturunan Rasul yang masuk ke Kota Syibam di Negeri Yaman, meski beliau tidak mengetahui kedatangannya dan tidak mendengar kedatangannya, beliau berkata kepada pembantunya
Sungguh menggegerkan sekali sebuah statemen dari salah seorang yang dikatakan ahli ilmu. Bagaimana tidak? ucapan yang sangatlah tidak pantas bagi sosok yang menjadi panutan bagi jamaahnya.
Pada suatu hari, seseorang yang berdagang dengan modal kecil di Bagdad pergi ke masjid untuk menunaikan shalat Subuh berjamaah.
Sayyid Abdullah bin Syaichan bin Syekh Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah seorang ulama besar yang lahir pada tahun 981 H di Kota Inat.
Sayyid Ali bin Muhammad bin Abdullah bin Hasan bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah seorang ulama besar yang lahir pada tahun 921 H di Tarim Al-Ghonna.
Sayyid Syekh bin Ali bin Muhammad bin Abdullah bin Hasan bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah seorang ulama besar yang lahir pada tahun 951 H di Tarim Al-Ghonna.
Sayyid Syaichan bin Syekh Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf bin Muhammad Mauladdawilah seorang ulama besar yang lahir pada tahun 965 H di Kota Inat.
Sayyid Ahmad bin Alwi bin Muhammad Mauladdawilah, seorang ulama besar yang lahir pada tahun 769 H di Tarim Al-Ghonna. Ayahanda beliau adalah Sayyid Alwi bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali Shohibud Dark bin Alwi Al-Ghuyur bin Muhammad Al-Faqih Muqaddam.
Tak banyak diketahui, ternyata Mbah Sholeh Darat memiliki pemikiran penting terkait Saadah Ba'alawi (Dzurriyah atau keturunan Rasulullah SAW).
Membicarakan sosok kyai kharismatik asal Sarang, Rembang, ini tak akan pernah ada habisnya. Menceritakan kebaikan dan warisan-warisan keilmuannya akan semakin menambah kecintaan kita kepada beliau.
Sayyid Abdullah bin Husein bin Ali bin Abi Thalib seorang ulama besar yang lahir pada tahun 45 H di Kota Madinah. Ayahanda beliau adalah seorang Imam dan Ulama yang diakui kewaliannya pada masa itu. Yaitu Al-Imam Sayyid Husein bin Ali bin Abi Thalib.
Sayyid Ali Al-Asghor bin Al-Imam Husein bin Ali bin Abi Thalib seorang ulama besar yang lahir pada tahun 59 H di Kota Madinah. Ayahanda beliau adalah seorang Imam dan Ulama yang diakui kewaliannya pada masa itu. Yaitu Sayyid Al-Imam Husein bin Ali bin Abu Thalib.
Sayyid Ali Al-Akbar bin Al-Imam Husein bin Ali bin Abu Thalib seorang ulama besar yang lahir pada tahun 31 H di Kota Madinah. Ayahanda beliau adalah seorang Imam dan Ulama yang diakui kewaliannya pada masa itu. Yaitu Sayyid Al-Imam Husein bin Ali bin Abu Thalib.
Sayyid Muhammad bin Al-Imam Husein bin Ali bin Abu Thalib seorang ulama besar yang lahir pada tahun 27 H di Kota Madinah. Ayahanda beliau adalah seorang Imam dan Ulama yang diakui kewaliannya pada masa itu. Yaitu Sayyid Al-Imam Husein bin Ali bin Abu Thalib.