Ali bin Abi Thalib adalah Khalifah ar-Rasyid yang keempat setelah Utsman bin Affan. Beliau adalah sepupu dari Nabi Muhammad saw. dan setelah menikah dengan Fatimah az-Zahra, ia menjadi menantu Rasulullah saw. Ali bin Abi Thalib adalah orang pertama kali masuk islam dari kalangan anak-anak.
Ketika Umar bin Khattab memangku jabatan sebagai Amirul Mukminin, pernah datang kepadanya beberapa orang pendeta Yahudi. Mereka berkata kepada Khalifah, "Hai Khalifah Umar, anda adalah pemegang kekuasaan sesudah Muhammad dan sahabatnya, Abu Bakar.
Terdapat tanda-tanda lahirnya generasi baru Ibnu Muljam. Supaya lebih hati-hati. Kenapa?
Sungguh, aku mengkhawatirkan kalian atas dua hal: pertama, terlalu berangan-angan kosong; kedua, mengikuti hawa nafsu. Terlalu berangan-angan akan melupakan kehidupan akhirat dan mengikuti hawa nafsu akan menutup pintu kebenaran.
Ali Bin Abi Thalib merupakan salah seorang sahabat sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW. Banyak orang yang bersedekah.
Allah akan memberikan pahala yang berlimpah ruah apabila seorang muslim berhasil mengajarkan Islam kepada sesama manusia hingga akhirnya memeluk Islam.
Ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib Memindahkan Ibu Kota Negara
Ide anti pemerintah, anti otoritas yang sah dan anti konstitusi, ide kuno yang dalam sejarah Islam pertama kali muncul ketika Dzul Khuwaisirah ketika protes atas pembagian harta emas yang dikirim Ali bin Abi Thalib dari Yaman yang dilakukan Rasulullah Saw.
Ketika Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib memasukkan jenazah istri tercinta, Sayyidah Fatimah Az-Zahra ke liang lahat, beliau menangis terisak-isak sehingga putranya Sayyidina Hasan berkata:
Jum’at waktu Subuh, 17 Ramadhan sekitar tahun 40 Hijriah, duka menyelimuti hati kaum muslimin. Bulan Ramadhan, dimana tidak diperbolehkan makan dan minum apalagi membunuh, justru menjadi petaka berdarah. Sebuah peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Abdurrahman bin Muljam Al Muradi kepada Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib.
Teruslah melangkah, selama engkau di jalan yang benar. Meski terkadang kebaikan tidak senantiasa di hargai.
Laduni.ID Jakarta - Hampir semua pakar linguistik Arab bersepakat bahwa gagasan awal yang kemudian berkembang menjadi Ilmu Nahwu muncul dari Ali bin Abi Thalib saat beliau menjadi khalifah
Pada suatu hari, Sayyidina Abu Bakar RA dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah pergi berkunjung ke rumah Rasulullah SAW. Setibanya di depan pintu rumah Nabi SAW, satu sama lain saling mempersilahkan rekannya untuk masuk terlebih dahulu.
Bagi Fatimah, sosok Rasulullah, ayahnya adalah sosok yang paling dirindukannya. Meski hati sedih bukan kepalang, duka tak berujung suka, begitu melihat wajah ayahnya, semua sedih dan duka akan sirna seketika bagi Fatimah. Rasulullah adalah inspirator terbesar dalam hidupnya. Fatimah hidup dalam kesederhanaan karena Rasulullah menampakkan padanya hakikat kesederhanaan dan kebersahajaan.
Laduni.ID Jakarta – Peristiwa ifk adalah rekayasa kaum munafiqun. Meski Ali berpendapat, “Ya Rasulullah, apa yang perlu dikhawatirkan? Masih banyak perempuan lain”
Altruisme, adalah istilah yang disematkan pada orang yang lebih mementingkan orang lain ketimbang dirinya. Dengan kata lain, disaat dirinya sedang mengalami kesusahan ia rela mendahului kepentingan orang lain ketimbang kepentingan dirinya sendiri.
Sayidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah terkenal sebagai orang yang sangat cerdas. Bahkan kecerdasan Sayyidina Ali diakui oleh para sahabat Nabi yang lain. Selain itu Rasulullah Saw juga pernah bersabda,
Ali bin Abi Thalib lahir sepuluh tahun sebelum kenabian, tetapi telah diasuh Nabi SAW sejak usia 6 tahun. Sebagian riwayat menyebutkan ia orang ke dua yang memeluk Islam, yakni setelah Khadijah, riwayat lainnya menyebutkan ia orang ke tiga, setelah Khadijah dan putra angkat beliau Zaid bin Haritsah.
Cerita tentang kecerdasan Ali bin Abi Thalib banyak beredar. Salah satunya tentang seseorang yang masuk Islam setelah bertanya tentang matematika
Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallaahu wajhah, lahir sekitar hari Selasa 13 Rajab 23 SH / 599 M di Mekkah, 21 tahun sebelum hijrah dan wafat pada hari Ahad, 17 Ramadhan 40 H / 24 Januari 661 M.
Beliau adalah Sayyid Ali Zainal Abidin bin Al Imam Husein bin Ali bin Abi Tholib. Sumber: Kitab Syamsuddhahiroh oleh Al Alamah As Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husein Al Masyhur.
Sayyid Ali Al-Asghor bin Al-Imam Husein bin Ali bin Abi Thalib seorang ulama besar yang lahir pada tahun 59 H di Kota Madinah. Ayahanda beliau adalah seorang Imam dan Ulama yang diakui kewaliannya pada masa itu. Yaitu Sayyid Al-Imam Husein bin Ali bin Abu Thalib.
Sayyid Ali Al-Akbar bin Al-Imam Husein bin Ali bin Abu Thalib seorang ulama besar yang lahir pada tahun 31 H di Kota Madinah. Ayahanda beliau adalah seorang Imam dan Ulama yang diakui kewaliannya pada masa itu. Yaitu Sayyid Al-Imam Husein bin Ali bin Abu Thalib.
Sayyid Ja'far bin Al-Imam Husein bin Ali bin Abu Thalib seorang ulama besar yang lahir pada tahun 29 H di Kota Madinah. Ayahanda beliau adalah seorang Imam dan Ulama yang diakui kewaliannya pada masa itu. Yaitu Sayyid Al-Imam Husein bin Ali bin Abu Thalib.
Sebagai Umat Islam yang beriman sudah seharusnya kita menjunjung tinggi adab dan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, dengan adab dan akhlak yang baik dapat mencerminkan bagaimana sebenarnya kepribadian kita. Bahkan adab sendiri lebih didahulukan di atas ilmu.
Larangan membaca Al-Qur'an dalam rukuk dan sujud
Larangan membaca Al-Qur'an dalam rukuk dan sujud
Larangan membaca Al-Qur'an dalam rukuk dan sujud
Larangan membaca Al-Qur'an dalam rukuk dan sujud
Teguran keras dari meninggalkan shalat asar
Dalil bagi pendapat yang mengatakan "Shalat wustha adalah shalat asar"
Dalil bagi pendapat yang mengatakan "Shalat wustha adalah shalat asar"
Dalil bagi pendapat yang mengatakan "Shalat wustha adalah shalat asar"
Orang yang tidur hingga datang waktu subuh
Penghapusan (perintah) berdiri untuk jenazah
Penghapusan (perintah) berdiri untuk jenazah
Anjuran untuk membunuh orang-orang khawarij
Anjuran untuk membunuh orang-orang khawarij
Anjuran untuk membunuh orang-orang khawarij
Talbiyah dan hadyu Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam
Sedekah dengan daging dan kulit hewan kurban
Sedekah dengan daging dan kulit hewan kurban
Keutamaan Madinah dan doa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dengan keberkahan di dalamnya
Haramnya anak wanita dari saudara laki-laki sepersusuan
Haramnya budak memberikan loyaliasnya kepada selain tuannya
Wajibnya taat kepada pemimpin selama bukan dalam kemaksiatan
Wajibnya taat kepada pemimpin selama bukan dalam kemaksiatan
Haramnya menyembelih untuk selain Allah
Haramnya menyembelih untuk selain Allah
Haramnya khamer dan penjelasan minuman tersebut terbuat dari perasan anggur
Haramnya khamer dan penjelasan minuman tersebut terbuat dari perasan anggur
Larangan membuat perasan nabidz dalam muzaffat, dubba`, hantam dan naqir
Haramnya menggunaan bejana emas dan perak bagi laki-laki dan perempuan
Haramnya menggunaan bejana emas dan perak bagi laki-laki dan perempuan
Haramnya menggunaan bejana emas dan perak bagi laki-laki dan perempuan
Laki-laki dilarang mengenakan kain yang dicelup dengan warna kuning (za'faran)
Larangan mengenakan cincin pada jari tengah dan sebelahnya
Larangan mengenakan cincin pada jari tengah dan sebelahnya
Keutamaan Sa'd bin Abu Waqqash radhiallahu 'anhu
Keutamaan Fatimah binti Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam
Keutamaan Ahlu Badar radhiallahu 'anhum dan kisah Hatib bin Ubay
Bagaiamana penciptaan Bani Adam dalam perut ibunya
Bagaiamana penciptaan Bani Adam dalam perut ibunya
Berlindung dari sesuatu yang telah diamalkan dan apa-apa yang belum diamalkan
Tasbih di awal siang dan ketika akan tidur
Jika dua orang muslim saling berhadapan dengan pedang terhunus
Peristiwa sejarah yang terjadi antara tahun 656 hingga 661 M, memiliki pengaruh besar dalam pengembangan peradaban pada masa itu. Dalam periode ini, berbagai peristiwa penting terjadi dan mempengaruhi jalannya sejarah.
Ketika Khalifah Utsman meninggal dunia, kondisi Kota Madinah masih dipenuhi dengan para pemberontak. Dalam keadaan yang sangat kacau tersebut, tentu saja dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu mengendalikan situasi. Pilihan yang paling utama saat itu adalah Ali Bin Abi Thalib.
Pasca peristiwa Perang Jamal yang dipimpin oleh Ummul Mukminin, kondisi pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib mulai stabil. Sesuai dengan apa yang direncakan oleh Khalifah Ali, rencana selanjutnya adalah membuat perundingan dengan Muawiyah bin Abu Sufyan yang saat itu beserta rakyatnya belum mengakui kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.