Tokoh Nala Gareng menarik untuk dijadikan perhatian, sebagai perwakilan tokoh yang berhati-hati pada setiap langkahnya agar selalu dalam kebaikan.
Jika kita bisa melakukan hal-hal sederhana yang baik dengan tetangga, maka akan terjalin keakraban dan saling membantu di antara sesama.
Perlu dipahami, bahwa Islam tidak pernah meminta pengikutnya beramal melebihi kemampuannya. Beramallah sesuai dengan kemampuan. Semasa hidupnya, Rasulullah pun sering mengingatkan sahabatnya yang beramal berlebihan. Mereka beramal sebanyak-banyaknya hingga melupakan hak tubuhnya, yaitu istirahat.
Para mufassir berbeda pendapat mengenai makna dari lafadh "nikmat" dalam ayat itu. Menurut Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam kitabnya Mafatih Al-Ghaib, beliau mengatakan bahwa seharusnya amal baik itu diceritakan kepada publik agar manusia bisa menirunya.
Kita memang harus senantiasa bermuhasabah, memperbaiki diri, dan mengoreksi diri untuk selalu melakukan perbaikan dalam beribadah. Namun terkadang kerap kali kita pernah merasa keberatan dalam waktu-waktu tertentu untuk beribadah.